Tuesday, July 13, 2010

CAtch Me If You Can Part 3

-Episode yang lalu-

“oh ya, gadis yang bersamamu, boleh kutahu?” Yuuki menoleh lagi pada Kenichi

“dia... calon tunanganku”

-lanjutan-

“eh?!” Yuuki kaget, bahkan mungkin shock, Kenichi pasti tahu itu dari ekspesinya “ah... jadi begitu, kenapa kau ngga bilang saja waktu dulu kau menolakku, jadi aku ngga mengganggumu kan”

“itu bukan satu hal yang perlu kukatakan pada semua orang kan” nada Kenichi dingin seperti biasa jika menghadapi Yuuki

“seharusnya kau bilang bagaimanapun juga aku jadi ngga perlu berharap padamu kan, bukannya kau ngga suka kalau aku mengganggumu, kalau kau ngga bilang aku kan ngga tahu, kecuali kau memang sengaja jadi ngga mau bilang padaku agar aku tetap mendekatimu?”

“eh?”

ah.. ngga mungkin, kau kan sangat terganggu kalau aku ada di dekatmu, lagipula kau pernah bilang kalau aku ngga kayak cewek, jadi cewek secantik dan seanggun dia pasti lebih cocok dengan tipemu kan, yaah... baiklah, kurasa sudah jelas, aku sudah ngga punya alasan lagi untuk mengejarmu, karena aku sudah tahu apa alasanmu menolakku, karena itu meskipun kita satu sekolah dan kelas kita bersebelahan kuharap aku ngga akan melihatmu lagi”

“eh?”

“kau tahu kan teori melupakan seseorang, akan lebih baik kalau ngga ketemu, baiklah aku pergi ya” Yuuki pergi, Kenichi hanya melihatnya berlalu.

-saat menuruni tangga-

Hiks! Yuuki berusaha mengusap pipinya, tapi tetap saja basah “haaah.. dadaku sakit sekali, nafasku berat, bukannya ini yang kuinginkan? Akhir yang jelas, bukannya aku terus mengejarnya untuk tahu alasan dia menolakku karena tahu dia ngga pernah membalas perasaanku, jadi aku harusnya puas dengan jawabannya kan, calon tunangan... dia pastinya ngga akan mudah mengatakan itu sama orang lain kan hanya karena orang itu menyatakan perasaan, rahasia seperti itu juga ngga bisa dengan mudah jadi alasan untuk menolak orang lain, sejak pertama kali melihat gadis itu... jadi tahu... ngga mungkin seorang Ken-chan berpacaran dengan sembarang cewek ya”.

-hari setelah festival-

“aku benar-benar ngga melihatnya, ngga didepan kelas, ngga dikantin, ngga diloker, ngga digerbang, bahkan diruang klub” pikir Kenichi

-sudah dua hari Yuuki absen, di kelas Yuuki-

“apa ini gara-gara festival kemarin itu ya” kata teman-teman Yuuki

Kotonami bukan cewek yang cengeng begitu kan, cuma karena seorang Shiraishi dia absen begini? Ngga mungkin” kata ketua

benar, tapi kemana dia”

-dirumah Yuuki-

Yuuki selesai berkemas

“aku ngga berharap ini benar-benar terjadi, aku cuma menantangmu agar kau lebih berusaha dengan pernyataan cintamu Yuu” wajah Yuuri sedih sambil berdiri dipintu melihat Yuuki packing

Yuu nee-san.. kenapa tiba-tiba jadi cengeng begitu, aku begini kan karena aku sudah tahu dengan jelas alasan dia menolakku, apa boleh buat kan kalau dia sudah punya calon tunangan”

“apa-apaan dia, hidup dijaman sekarang ini masih mau saja dijodohkan”

dia kan ngga bilang kalau dia dijodohkan, sudah.. lebih baik bantu aku berkemas, sudah dua hari ngga selesai nih”

“besok hari terakhir kita dikota ini, berangkatlah untuk mengucapkan perpisahan dengan teman-temanmu”

bukannya nee-san yang bilang aku ngga punya waktu mengucapkan selamat tinggal”

“memangnya aku sekejam itu?”

“sudahlah, aku ngga suka terlihat menyedihkan didepan orang lain, cukup didepanmu saja itu juga sudah memalukan buatku”

Esoknya pesawat terbang ke Fukuoka lalu naik mobil menuju Nagasaki dengan fasilitas perusahaan.

-dikelas Kenichi-

Brak!! Kenichi memukul meja dengan kepalan tangannya, semua menoleh.

jadi ini maksudmu ngga mau bertemu meski kelas bersebelahan, agar kau bisa melupakanku? dasar pembohong... alasannya agar kau bisa menghilangkan jejak secara perlahan kan” kata Kenichi kesal dalam hati

-dikelas Yuuki-

“kenapa Kotonami harus pergi, kenapa kisah cintanya jadi begitu menyedihkan kalau diingat, cintanya tak terbalas dan sekarang harus ikut pindah rumah karena ayahnya pindah tugas”

“dia teman terbaik yang pernah ada” teman-teman sekelasnya menangis sesenggukkan

“kenapa sih manager ngga bilang dulu kalau mau pindah sekolah, dia malah ngga pamitan sama sekali” ucap kouhai di klub basket

“kita juga belum mengucapkan terimakasih atas kerja keras manager selama ini” kata senpai

“dia juga sudah membuatkan kita video kenangan yang begitu bagus, ternyata dia membuatnya untuk dirinya sendiri, sial.. padahal dia selalu bilang video itu untuk kenangan tapi kenapa kita ngga sadar kalau itu dimaksudkan buat dirinya yang mau meninggalkan kita” kata teman seangkatan

Kenichi menyendiri dan cuma mendengar percakapan mereka dari tepi lapangan sambil duduk memegang handuk

“Ken-chan, kau lelah ya, mau kuhapuskan keringatmu?” goda Yuuki sambil memegang handuk waktu hari pertama dia jadi manager klub

ngga usah” dan Kenichi merebutnya sambil lalu

-sudah berlalu selama seminggu-

“berisik, memangnya ada hubungannya denganku, dia pindah karena orangtuanya kan” wajah Kenichi mengerut

Shiraishi jadi makin menyeramkan ya, sejak Kotonami pergi, padahal dulu dia cuma nada bicaranya saja yang dingin, tapi sekarang nada bicaranya jadi galak dan wajahnya jadi ikut-ikutan serem begitu”

-kenaikan kelas sudah berlalu, di rumah keluarga Shiraishi-

Di ruang keluarga ada Ayaka dan kedua orang tuanya, juga orang tua Kenichi

“bagaimana kalau kita langsung adakan pernikahan dan tidak perlu mengadakan pertunangan, lagipula tahun ini Kenichi sudah 18 tahun, jadi sudah bisa menikah” kata Ayah Kenichi

“tunggu dulu ojisama, kita belum mendengar pendapat Ken tentang perjodohan ini, selama ini Ken hanya diam dan belum berbicara kan, tolong berikan Ken waktu agar bisa memutuskannya sendiri, aku tidak mau kalau kami menikah hanya karena hubungan kekerabatan kedua keluarga, tapi aku juga mau Ken menerima pernikahan ini atas keinginannya sendiri” kata Ayaka

“jadi.. kau mau begitu?” tanya ayah Kenichi

onegaitashimasu” Ayaka berdiri dan membungkuk

-dikamar Kenichi-

Dia berdiri disamping jendela kamarnya, memandang keluar jendela

-di bandar udara Fukuoka-

“hati-hati ya” ucap mama

“nikmati libur musim semi kalian disana” kata papa

“daa..” Yuuki dan Yuuri melambai lalu memasuki terminal pemberangkatan

Sampai di Narita Airport Prefektur Chiba di sebelah timur Tokyo.

“kau mau ketemu teman-temanmu?” tanya Yuuri saat mereka makan siang di Shibuya

aku kan kesini cuma mau mengantar nee-san daftar universitas, oh ya, emangnya sudah nemu tempat tinggal? Kita harusnya cari tempat tinggal jauh sebelumnya kan”

tenang saja, ada Mamoru yang ngurus, dia sudah mencarikanku mansion kecil, jadi nanti tinggal mengirim barang yang sudah dipacking saja”

bukannya Yuu nee-san bilang sudah putus dengan Mamo-chan?”

dia minta balikan, dia sudah sadar tuh kalau dia sangat mencintaiku begitu sudah pisah jauh dan ngga ketemu dalam waktu yang lama katanya dia baru merasa kalau aku sangat berarti baginya”

“kalian akan tinggal bersama setelah kuliah nanti?”

ngga, tahun depan kau juga menyusul kesini kan, kalau aku tinggal dengan Mamoru kau akan sendirian”

“aku belum mikir mau melanjutkan kuliah di Tokyo kok”

eh? apa maksumu? kau mau tetap di Kyushu?”

“Fukuoka juga kota besar, masih bisa main-main” Yuuki tampak ceria, dia menoleh ke jendela toko tempat mereka makan “setelah pisah jauh baru merasa kalau dia butuh aku” Yuuki mengingat kata-kata kakaknya tadi

“kau benar-benar ngga mau jalan-jalan ketemu teman-temanmu?” mereka keluar toko

“aku ngga tahu alamat mereka, lagipula sekolah sedang libur, aku juga ngga nyimpan nomer hp teman-teman”

“kau ini banyak berteman disekolah tapi ternyata dingin juga ya, sampai-sampai nomer hp saja ngga ada yang kau minta”

jangan berisik ah, kita janjian dengan Mamo-chan dimana?”

“di Hachiko” mereka ke stasiun Shibuya

Setelah ketemu dengan Michida Mamoru pacar Yuuri.

“kita beli tiket kereta dulu ke Aoyama” kata Mamoru

“kalian saja yang pergi, aku tunggu disini” Yuuki berdiri di patung Hachiko

Yuuki berdiri sendirian. Patung Hachiko terdapat di depan stasiun Shibuya, disana ada perempatan yang merupakan jalur penyebarangan umum tersibuk di dunia, ribuan orang berjalan kaki melewati perempatan itu tiap jamnya.

Kenichi menyeberang perempatan, begitu sampai diseberang dan orang-orang berlalu dengan tujuan masing-masing dia melihat Yuuki yang masih berdiri di samping patung Hachiko.

Yuuki melihat-lihat sekeliling, dan bertemu pandang dengan seseorang yang juga memandangnya

“Ken-chan?”

Kenichi melangkah mendekat, tapi Yuuki mundur dengan refleks, begitu Kenichi semakin mendekat, Yuuki malah berbalik dan lari menerobos kerumunan orang

“yang benar saja, aku ngga siap ketemu Ken-chan sekarang, perasaanku masih belum tenang” Yuuki masih berjalan cepat menerobos kerumunan karena ngga bisa lari ditengah banyak orang begitu, dia menelpon seseorang

“Yuu nee-san, kalian pergi saja dulu ke Aoyama, nanti aku nyusul saja daa” dia langsung menutup telepon

“kenapa sih?” Yuuri heran sendiri

“ayo” Mamoru menggandeng Yuuri

apa dia masih dibelakang ku ya” pikir Yuuki, dia menoleh dan ngga menemukan kepala Kenichi diantara kerumunan orang “baguslah”

“hei jangan berhenti ditengah jalan” kata orang yang lewat didepan Yuuki

“maaf” Yuuki menyingkir, dia menabrak orang yang berjalan disampingnya “maaf” geser lagi menabrak lagi “aduh.. ramai banget sih” Srak! Kakinya tersampar orang yang berjalan didepannya “waaa...” Yuuki kaget dan hampir terjatuh

Tapi dia ngga jatuh

“eh? ada yang menolongku?” Yuuki menoleh “waaa...!!!” dia justru lebih kaget melihat orang yang memeluk pinggangnya itu “Ke...Ken...Ken-chan... e... Kenichi... e... Shiraishi...” ucap Yuuki terbata

Kenichi menatapnya tanpa bicara

kau terburu-buru atau sengaja menghindariku?” tanya Kenichi masih dengan wajah dan nadanya yang dingin

“e... maaf aku buru-buru” Yuuki berbalik dan melepaskan, dia beranjak pergi

Sret! Tapi Kenichi menariknya dan memeluknya dari belakang

eh???!! apa-apaan ini.. apa dia sudah gila? Apa dia sedang sakit?” pikir Yuuki “tunggu sebentar..” Yuuki melepaskan diri “kau pasti salah orang, ini ditengah jalan apa kau ngga sadar? kau bukan cowok yang bisa berbuat begitu didepan banyak orang kan” wajah Yuuki memerah

“ikut aku” Kenichi menarik tangan Yuuki

“hei.... kau mau bawa aku kemana? Ken-chan.. e.. Shiraishi lepaskan aku”

-di gang yang sepi-

Srak! Yuuki dipepetkan ke tembok “e... Shiraishi apa maksudmu?”

“aku marah padamu”

“eh?!” Yuuki menatap mata Kenichi

“kau pergi meninggalkan Tokyo tanpa bilang apa-apa”

“e... kurasa kau bukan orang yang perlu mencemaskan kepergianku kan”

“karena kepergianmu semua orang menyalahkanku, mereka bilang karena aku yang ngga membalas perasaanmu kau jadi pindah sekolah” wajah Kenichi kesal

“e... itu ya, yaah... memangnya sih kalau itu alasannya kau pasti jadi kesal ya, aku ngga bisa mengklarifikasinya karena ngga bisa menghubungi teman-teman, maaf ya sudah merepotkanmu”

“aku ngga butuh permintaan maafmu, kau pikir melalui setiap hari dengan perasaan itu gimana rasanya?”

“gawat... dia marah banget” ucap Yuuki dalam hati

“kau harus bertanggung jawab”

“eh?! gimana caranya coba..” pikir Yuuki “ba.. bagaimana caranya? Masa aku harus ke sekolah dan mengumumkan alasanku pindah sekolah”

“kau harus bertanggung jawab, kau harus jadi pacarku agar semua orang ngga menyalahkanku lagi”

eh??? apa kau bilang?” Yuuki memandang heran, tapi tatapan Kenichi serius sambil masih memegangi pundak Yuuki

“kau kesal dan ingin membalas dendam padaku dengan menggodaku kan” tatapan Kenichi berubah kesal, alisnya mengerut

“e... apalagi sih... jangan memandangku begitu dong.. kau ini aneh, aku baru pergi berapa bulan saja kau sudah jadi aneh begini, gimana bisa kau tiba-tiba memintaku jadi pacarmu, kau ngga bermaksud mengorbankan dirimu hanya demi memperbaiki pandangan orang lain kan, lagipula kau sudah punya tunangan kan jangan bercanda lagi Shiraishi”

“aku ngga suka dia, aku ngga punya perasaan apa-apa padanya” nada Kenichi menurun, dia menunduk disamping wajah Yuuki, suaranya dekat ditelinga Yuuki

“aku suka kamu.. aku suka kamu kau tahu?”

eh??” Yuuki cuma melongo mendengarnya

“kenapa tiba-tiba bicara begitu, selama ini kau begitu kesal denganku”

selama ini aku ngga pernah bilang padamu, alasanku menolakmu memang karena aku sudah dijodohkan dengan Ayaka, meskipun saat itu aku belum mempunyai perasaan padamu dan pada siapapun, tapi begitu kau mengejarku aku semakin menyadari keberadaanmu dihatiku, dan aku membenci diriku sendiri karena aku ngga bisa menolak perjodohan itu demi perkembangan perusahaan Shiraishi, aku membenci diriku sendiri dan ngga bisa memaafkan diriku karena sudah menolakmu makanya aku ngga mau kalau kau menyukaiku, aku menolakmu mendekatimu karena semua orang jadi memandang rendah padamu, semua itu karena aku, semua karena aku ngga berani menentang kebiasaan keluargaku yang lebih mengutamakan perusahaan keluarga dibanding kehidupan kami sendiri, aku ngga membencimu karena kau ngga feminin, aku justru menyukaimu karena kau yang selalu bisa mengungkapkan pendapat dan perasaanmu dengan caramu tanpa memperdulikan pandangan orang lain, kau selalu berada didekatku, dalam hidup ini yang punya arti keberadaan bagiku cuma basket dan kamu, jika aku sudah asik bermain basket aku lupa dengan yang lainnya tapi waktu kau mengatakan itu saat kau merekamku difestival itu aku bukannya melupakan keberadaanmu sebagai orang yang menggangguku tapi karena aku selalu memperhatikan dan merasakan keberadaanmu di dekatku aku jadi kaget saat itu aku justru ngga sadar kau ada disana merekamku, kau tahu berapa lama aku menyusun kata-kata ini, aku ingin mengatakan semuanya padamu, aku suka kamu, aku suka kamu, aku ingin mengatakan aku suka kamu”

“e.... cukup”

“eh?” Kenichi menoleh pada Yuuki dengan kaget

“jangan bilang terus dong, aku malu mendengarnya” wajah Yuuki bersemu

“eh?”

Yuuki menunduk dan menghindari padangan Kenichi

“kau masih menyukaiku?”

“bodoh.. tentu saja, itu alasannya aku kabur waktu melihatmu, karena aku ngga mau ketemu kamu dengan perasaan yang masih sama kayak dulu” Yuuki masih juga ngga memandang Kenichi

“makanya aku memelukmu, aku ngga mau kau lari lagi dariku, aku ngga mau melepaskanmu lagi”

Yuuki baru menoleh menatap Kenichi, Kenichi memegang kedua pipi Yuuki

tapi aku tetap ngga bisa pindah lagi ke Higashi cuma dengan alasan kamu menerimaku” Yuuki kembali menunduk

“kau mau aku pindah kesana?”

“haa??”

“lagipula percuma saja aku di Higashi, mereka masih juga menyalahkanku karena kepergianmu kan, kau ini ternyata jadi begitu populer gara-gara kau mengejar-ngejar aku”

“he... kalau begitu... aku tunggu di Nagasaki ya” Yuuki tersenyum

Kenichi memeluk Yuuki, hp Yuuki berbunyi, dia mengangkatnya

“Yuu? Kau ini dimana sih? Cepat kesini deh”

“ah.. iya..” Yuuki menutup telpon “sepertinya kau harus menjelaskan sekali lagi pada seseorang, kalau dia ngga dikasih tahu yang sebenarnya.. dia bisa membunuhmu”

haa?? menjelaskan lagi?”

“iya”

“kau pasti menjelek-jelekkanku karena aku menolakmu kan”

“bukan begitu, dia memang keras dan agak over protektif” mereka berjalan menuju stasiun

“dan apa maksudmu dia bisa membunuhku?”

“dia itu... jago karate... menang turnamen kantou dan inter high dari kelas satu sampai tiga waktu festival olahraga musim panas, oh ya pacarnya Michida Mamoru, peraih MVP inter high tahun lalu”

“Michida dari SMU Hondo?”

“iya”

Kalau yang pernah baca cerita-ceritaku, ada yang memakai peran utama dengan nama Michida Mamoru dan Kaohara Yuuri, di judul Complicated. Mereka tokoh utama favoritku dan ingin selalu memunculkannya dalam cerita-ceritaku.

Yomimashita Arigatou Gozaimasu.

Catch Me If You Can Part 2

-Episode yang lalu-

“tunggu dulu dong.. aku kan belum setuju” sangkal Yuuki

“memangnya apa pengaruh suaramu, setuju ngga setuju juga papa dipindah kesana, itu kan karena papa dapat promosi, kalau papa harus bertahan disini demi kamu berarti papa harus membatalkan promosi itu, kau mau begitu?” kata Yuuri

-lanjutan-

“bukan begitu... tapi..”

“aku bilang lupakan saja Ken-chan mu itu, jadi kamu ngga berat meninggalkan Tokyo”

“Yuu nee-san, gampang banget bilang begitu, memangnya Yuu nee-san mau meninggalkan pacar Yuu nee-san?”

“aku sudah putus tuh, jadi ngga masalah ya”

“itu cuma untung buat Yuu nee-san kan, aku bahkan belum berhasil dengan kisah cintaku, mama biarkan aku tinggal disini, ngga papa kan kalau aku menyewa kamar, aku bayar sendiri deh, aku akan kerja paruh waktu”

“jangan bercanda dong, kita pindahnya di Nagasaki, jauh banget tahu, gimana mau melepasmu begitu saja, kamu itu kan cewek” Yuuri mengambil alih peran kepala keluarga dengan cara bicaranya yang dewasa

“tuh kan, jauh banget... aku ngga mau pisah dengan Ken-chan, ngga bisa sebelum aku tahu alasan dia menolakku selama ini”

“geez... kau ini, keras kepala, pantas saja Ken-chan menolakmu”

“dia belum tahu aku keras kepala waktu menolakku, dia baru tahu aku keras kepala setelah menolakku tuh”

“kalau begitu kita buat perjanjian, dalam batas waktu pemindahan papa, kau harus dapat jawaban pertanyaanmy tentang perasaan Ken-chan mu itu, begitu jelas dengan semuanya ada dua pilihan, kau akan tinggal disini jika dia menerimamu, dan kau akan pindah sekolah kalau dia menolakmu, karena ngga ada gunanya kau bertahan disini dengan hati hancur, kau mengerti?” ucap Yuuri tegas

“wah.... kakak sangat tegas, papa bangga punya putri seperti Yuuri”

Yuuki masih diam

“gimana Yuu?”

Yuuki menatap tajam

“baik! Aku terima tantangan ini” kata Yuuki tegas, lalu dia pergi ke kamar

“kakak.. apa ngga apa-apa buat Yuuki?” tanya mama cemas

“mau gimana lagi ma, kalau tetap membiarkannya menyimpan harapan itu juga ngga baik buat dia, dia harus memulai hidup barunya di tempat yang baru tanpa mengingat-ingat cowok yang ngga menghargainya seperti itu, jadi dengan menerima kenyataan dia pasti bisa melupakan cowok itu”

“papa serahkan padamu Yuuri, kalau dia diterima jaga dia disini baik-baik” kata papa serius

“papa bukannya mau kabur meninggalkan kami gelandangan disini kan”

“ha.ha.ha. tentu saja bukan begitu”

Nagasaki, salah satu prefektur di pulau Kyushu, bagian dari negara Jepang paling selatan, jaraknya dengan Tokyo jelas... sangat jauh karena Tokyo di pulau Honshu, dan Nagasaki hanya kota pelabuhan dan bandar udaranya jauh di Fukuoka.

-di loker waktu pulang-

“Ken-chan!” Yuuki menyusul Kenichi ke lokernya, padahal loker sepatu cowok terpisah dengan cewek, jadi semua cowok memperhatikannya. Kenichi pergi begitu saja “hai tunggu aku, kita pulang bareng ya” Yuuki menyusul

-waktu latihan klub-

“yosh! kalian sudah siap? Action!” Yuuki menyuting anggota tim yang sedang berlatih

“manager, jadi video yang mau dibuat itu video latihan kita?”

“emangnya apa bagusnya manager?”

“lagipula kita mesti akting kayak apa”

“tenang saja, latihan saja seperti biasanya, kita cuma mendokumenter saja, jadi ngga usah takut soal akting, kita lakukan seperti waktu latihan, dengan begini kita juga bisa punya kenangan waktu bersama kan, rasanya pasti mengharukan kalau aku lihat video setelah kita ngga satu sekolah lagi”

“manager ngomong apa sih, manager kan masih kelas dua, masih satu setengah tahun lagi kan” kata kouhai

“aku juga ngga yakin dengan pembicaraanku semalam” kata Yuuki dalam hati, sambil melirik Kenichi yang menyendiri ditengah lapangan

“dan lagi apa nanti video kita ada yang nonton?”

“kalau urusan itu kalian ngga usah khwatir, kita kan punya orang yang bsia diandalkan untuk menebarkan pesona dan menarik penonton” Yuuki berbisik dan melirik Kenichi

“benar juga, kalau gitu bikin video yang keren ya manager”

“yosh!” Yuuki tertawa dengan anak-anak, Kenichi meliriknya sambil mendrible bola

-masih proses mempersiapkan festival-

“manager biar gantian aku yang merekam manager, biar manager juga kelihatan, ayo kesana ke tempat Shiraishi” mereka mendorong Yuuki

“tunggu..aku ada ide bagus” cegah Yuuki mencari alasan

-beberapa saat kemudian, setelah berunding-

“ngga mungkin itu terjadi manager”

“itu adalah hal mustahil yang hanya akan terjadi seratus tahun sekali dan karena usia manusia ngga mungkin sampai seratus tahun jadi sama saja hal itu ngga akan pernah terjadi” kata mereka

“kalian.. sikap macam apa itu, ini demi kenangan yang indah kan” kata Yuuki

“manager bicara kenangan terus, memang sih kita kelas tiga sudah mau lulus, tapi kedengarannya kita jadi ngga diharapkan kalau manager membahas tentang perpisahan kami terus” kata senpai

“sudah jangan protes lagi, kalian ini kan satu tim selama hampir dua tahun, masa ngga bisa melakukan yang kukatakan” kata Yuuki

“tapi siapa coba yang bisa bikin Shiraishi tertawa, dalam seumur hidup kami ngga ada orang sedingin dia”

“benar itu manager”

“dalam seumur hidupku, aku ngga pernah lihat orang yang ngga bisa tertawa, dan dia itu manusia normal dengan susunan tubuh lengkap kan jadi pasti bisa tertawa kan”

“heeh... manager ini benar-benar keras kepala”

“kita ngga bisa jamin dia akan ketawa atau ngga, tapi sebagai gantinya kita kerjain dia saja, sama kan artinya, bisa bikin video dengan adegan lucu Shiraishi” mereka berjalan mendekati Kenichi

“yaa... sudahlah, yang penting aku bisa menyimpan gambar Ken-chan yang lucu” Yuuki mulai merekam

“hoi Shiraishi”

“kalian? Apa sudah selesai bersenang-senang? sudah ingat sekarang waktunya latihan?”

“kau itu, jangan dingin begitu dong, ini kan demi kenangan yang indah, itu kata manager kan”

“kenangan, kayak mau pisah selamanya saja” bisik Kenichi sendiri

Sret! Bolanya direbut

“kita main basket, kau lawan kita bersepuluh” kata senpai sambil memegang bola

“apa maksudmu?”

“kau bisa kan rebut bola ini, dan melawan kami” mereka berdiri bersepuluh

“kalian bercanda ya”

“kita buat peraturan untuk mengoper pada orang yang berada dalam jangkaunmu agar kau bisa merebutnya”

“ayo mulai!”

Mereka berebut bola, satu lawan sepuluh, sampai 15 menit berlalu

“hoi... kalian bercanda ya, mana mungkin aku bisa melawan sepuluh orang” Kenichi berhenti berlari

“jadi Shiraishi yang jago lapangan ini menyerah begitu saja?” ledek mereka sambil senyum

“baiklah, awas kalian” Kenichi langsung merebut bola, tapi direbut lagi, dioper ke yang lain, lalu Kenichi berhasil merebutnya dan akhirnya sampai dibawah ring

Sruk! bola dijaringkan ke ring “lihat! Kalian ngga bisa berbuat seenaknya padaku”

“haa.. kau memang pantas menyandang gelar kapten”

“ha.ha.memalukan, sepuluh orang kalah dengan satu orang? Apa ada yang lebih bodoh dari ini..ha.ha” Kenichi tertawa

“eh?!” Yuuki kaget melihat ekspresi Kenichi saat merekamnya, yang lain juga berpandangan heran

“yosh! Kalau begitu kami ngga bermain gampang lagi Shiraishi, ayo teman-teman, kita habisi dia” mereka menyerbu

“hoi.. apa-apaan kalian” mereka berebut bola lagi

“he.. bagus sekali, video yang sangat bagus” ucap Yuuki sendiri

-dilain hari saat Kenichi latihan hingga malam sendirian-

“sampai kapan kau mau merekam?” Sruk!

“bagus juga, ada bagian video yang menujukkan perjuangan keras kapten tim SMU Higashi, berlatih seorang diri sampai malam” Yuuki masih merekam

“aku ngga perlu pujian orang”

“tapi aku ingin mempeelihatkannya pada semua orang kok”

“aku ngga mempermasalahkan pilihan klub basket dalam festival klub ini karena aku ngga perlu repot-repot terlibat, tapi kalau kau terus-terusan merekamku begitu aku ngga mau kalau sampai seluruh isi video itu cuma rekamanku saja”

“tenang saja, sisanya akan kuedit dan kusimpan sendiri, bisa kan?”

-di koridor kelas-

Sudah hampir satu bulan sejak persiapan festival, memasuki bulan Oktober menjelang festival musim gugur. Kenichi lewat di depan kelas Yuuki, tapi Yuuki diam saja tanpa memanggil-manggil seperti biasanya

“Kotonami, kenapa kau jadi jarang dekat-dekat Shiraishi, biasanya jam istirahat kau ngga pernah ada dikelas dan selalu mengikutinya”

“aku kan juga sibuk mengikuti persiapan festival, gimana kostum maidnya?” Yuuki mengalihkan pembicaraan

“Umemura dan Katagiri yang mengurus soal kostum”

“aku ngga mau loh kalau aku ngga tampan waktu didandanin jadi cowok” Yuuki masuk kelas

“Kotonami” teman sekelas Yuuki baru kembali dari luar “aku lihat orang tuamu baru keluar dari kantor kepala sekolah, memangnya ada apa? apa kau buat masalah?”

“memangnya aku bisa bikin masalah apa yang membuat orang tuaku dipanggil ke sekolah”

“iya sih, kamu ngga senakal itu, tapi kenapa mereka kesini?”

“mungkin cuma berkunjung”

“hee?? alasan macam apa itu”

-flashback semalam waktu dirumah Yuuki-

“kami akan secara diam-diam mengurus kepindahan Yuuki, karena papa harus pindah setelah festival selesai, tapi kalau nanti ngga jadi ya agar teman-teman Yuuki juga ngga perlu heboh” kata mama

“itu artinya, begitu kamu ngga mendapat jawaban yang seperti kau inginkan, kau harus langsung berkemas-kemas dan ngga punya waktu lagi buat mengucapkan selamat tinggal ke sekolah” kata Yuuri

“iya, ngga papa kok, lagipula aku ngga pandai ngomong perpisahan” jawab Yuuki

-digerbang waktu pulang-

“yo! Ken-chan” Yuuki berjalan disampingnya

“kupikir kau sudah ngga mengikutiku lagi, aku sudah mau berdoa ke kuil untuk berterimakasih”

“kau kejam sekali, aku kan pengin dekat orang yang kusukai”

“tapi aku harus buru-buru” Kenichi berjalan dengan cepat meninggalkan Yuuki

“ngga berhasil lagi, jadi sepertinya aku memang cuma bisa menyimpan video ini” Yuuki menggenggam handicam-nya

-hari festival-

“heeh..akhirnya aku dilibatkan juga” keluh Kenichi, dia membagikan brosur festival klubnya pada para pengunjung di depan gerbang

“jangan mengeluh dong, ini kan juga demi kerja keras bersama”

“wah cakep banget ya, ayo lihat dia bikin festival apa” cewek-cewek merubungi Kenichi

“wah... semua direbut Shiraishi” teman-teman Yuuki yang sudah cosplay jadi maid dengan tukar genre

“jangan menyerah dong, ayo selesaikan festival dengan meriah” Yuuki memakai jas pingiun dengan rambut cowok pasangan, dan kacamata, gaya dan suaranya dibuat kayak cowok

“wah.. Kotonami cakep deh, kayak cowok beneran” para pengunjung segera merubungi Yuuki dan teman-temannya

“Ken” seorang cewek cantik dengan dandanan feminin, rambut panjang dan tampak berkilau datang mendekati Kenichi

“siapa dia? kenal dengan Shiraishi ya, dia memanggilnya Ken” kata teman-teman Yuuki

“Ayaka”

“eh?!” Yuuki kaget, yang lain juga tampak heran

“Shiraishi memanggil nama belakangnya saja ya, apa berarti mereka dekat?”

Yuuki diam saja melihat gadis itu

“kau mau coba ke festival kelasku?” Kenichi mengulurkan tangan dan cewek itu menyambutnya, mereka bergandengan

“wah... apa-apaan itu? Apa mereka pacaran?”

“ssst..” mereka menoleh pada Yuuki

“oh.. ayo kita ke kelas, para pengunjung pasti sudah banyak” Yuuki pergi

-di koridor kelas Kenichi yang sama dengan kelas Yuuki-

“mereka bikin apa? sepertinya menarik? itu laki-laki kan, kenapa berdandan jadi perempuan”

Kenichi dan Ayaka itu melihat kelas Yuuki

“apa bisa kita kesana?”

“baiklah” nada Kenichi ngga sejudes biasanya

Mereka menuju kelas 2-C

“selamat datang” para maid menyambut, tapi mereka langsung terdiam saat melihat Kenichi dengan Ayaka.

“silahkan duduk! ..e..” begitu juga yang di dalam

“ayo sana tawarin pesanan”

“ngga mau, kau saja”

“aku ngga bisa menghianati Kotonami, kalau aku bersikap manis dengan cewek itu, itu namanya membunuh Kotonami secara perlahan”

“jahatnya, ternyata Shiraishi punya pacar ya, kenapa selama ini ngga dikasih tahu saja, jadi Kotonami ngga begitu menderita mengejar-ngejar dia kan” mereka jadi begong

“kenapa kalian diam saja” Yuuki mendatangi meja Kenichi dan cewek itu

“kami mau menu utama kalian” kata cewek itu dengan senyum anggunnya

“baik, mohon tunggu sebentar, kami akan segera menyiapkan pesanan nona cantik”

“he..kau berbakat ya, aktingmu bagus, kalau aku pasti tidak bisa melakukannya” puji Ayaka dengan bahasa sopan

-ditempat bikin pesanan, semacam bilik dari papan di dalam kelas-

“Kotonami, biar aku saja” kata teman Yuuki dengan pandangan kasihan

“oh, tolong ya, aku juga harus kembali ke ruang audiovisual buat festival klub” Yuuki keluar dari pintu lainnya, tapi tetap saja terlihat waktu Kenichi menoleh

“Ayaka, kita harus ke ruang audiovisual, sebentar lagi penayangan festival klub basket”

“klubnya Ken ya, baiklah, aku cuma penasaran saja dengan dandanan maid disini, kita pergi sekarang”

-diruang audiovisual-

Semua sudah duduk menanti pertunjukkan

“disini ditulis pemeran utamanya Shiraishi kan”

“meskipun kita satu sekolah tapi ngga apa-apa kan nonton juga”

“tapi harus diam-diam karena kalau ketahuan pasti ngga boleh, maaf ya teman-teman ngga bisa bantu kalian” kata mereka para siswi SMU Higashi sendiri

“seperti apa kegiatan klub basket SMU Higashi yang terkenal itu ya” kata pengunjung dari SMU lain

“apa ngga apa-apa kau duduk disini?” tanya Kenichi pada Ayaka

“tidak apa-apa” Ayaka duduk di barisan belakang penonton.

Lampu mulai gelap dan video mulai diputar dengan proyektor yang dipantulkan ke layar presentasi

“Agenda Klub Basket SMU Higashi” judul video itu

Kenichi acuh saja tanpa memperhatikan video itu, sedangkan anggota klub basket yang serius melihatnya

“jadi penasaran gimana jadinya, selama proses edit manager ngga ngasih tahu kita sih”

Video dimulai dari kegiatan perekaman ruang klub dan gedung olahraga saat kosong, lalu waktu para anggota breefing dengan penasehat klub Akasaka sensei, saat mereka latihan passing, shooting, dribbling.

“ayo kau bertanding melawan kami” Kenichi menoleh, video rekaman saat dia dikerjain melawan sepuluh anggota klub, dia tertawa-tawa dan bersama yang lain bermain sambil bercanda.

“apa itu sungguh Ken? Aku tidak pernah melihat Ken tertawa seperti itu, Ken kelihatan sangat bahagia ya” kata Ayaka sambil menoleh pada Kenichi

Kenichi masih diam terpaku melihat video itu

“kenapa gambar manager sama sekali ngga terekam”

“oh ya, waktu aku mau merekamnya dia mengusulkan untuk merekam Shiraishi tertawa kan, jadi aku lupa” kata para anggota tim

“ngga nyangka Shiraishi bisa ketawa, dia lebih tampan dari yang biasanya”

“apa videonya ngga diperbanyak dan dijual ya? sayang banget tuh, aku pengen beli deh kalau dijual” kata para penonton

-festival selesai-

Yuuki melepas wignya dan menggerai rambutnya

“Kotonami!!!!” tiba-tiba ada pasukan cewek yang berlari dan mengerubunginya

“apa video itu dicopy? dijual? bisakah aku beli copiannya? tolonglah jual video itu” semua mengeroyok Yuuki dengan bermacam permintaan

“maaf, tapi aku ngga buat copiannya”

“bisakah aku pesan, besok, lusa, seminggu”

“maaf, aku ngga bisa bikinin copiannya, orang yang bantu aku bikin video itu besok sudah harus pergi, datanya ada dilaptopnya”

“kejamnya.....” mereka pergi dengan kecewa

“haaa... Yuu nee-san, dia menyimpan datanya dilaptopnya, aku kan belum copy, jangan-jangan malah dihapus, aku ngga bisa mempercayainya begitu saja” gerutu Yuuki sendiri

“aku ngga tahu kau merekamku, waktu itu kau ngga ada di dekatku kan” kata Kenichi yang tiba-tiba ada dihadapan Yuuki

“oh... aku ada disana, ada didekatmu, tapi kalau sedang bertanding kau kan lupa segalanya, bahkan lupa ada pengganggu didekatmu, tapi dengan begitu aku bisa mendapat gambar yang sempurna jadi ada bagusnya juga sikap cuekmu itu ya”

Yuuki berpaling

“sial, aku ngga ada ikat rambut, baru kali ini aku ngga mengikat rambut di depannya” gerutu Yuuki sendiri “oh ya, gadis yang bersamamu, boleh kutahu?” Yuuki menoleh lagi pada Kenichi

“dia... calon tunanganku”

Apa maksudnya itu..???? jelaskan padaku Shiraishiiiii!!!! Tunggu episode berikutnya... chapter finale.


Catch Me If You Can Part 1

Aku belum ngitung ini karya ke berapaku, yang jelas ini karya ke 4 short story, tapi kalau dihitung dari keseluruhan mungkin ini story ke 17 atau berapa ya. tapi asal bisa dinikmati gag masalah ini cerita keberapapun juga.

===============================================


Shiraishi Kenichi, aku suka dia, aku bahkan jadi manager klub basket yang dia ikuti, padahal sangat melelahkan sampai-sampai ngga ada yang mau jadi manager klub olahraga begitu, apalagi tim basket kami terkenal jadi sering mengadakan pertandingan, itu artinya aku harus menyiapkan semua keperluan tim mulai dari kostum, minum, handuk, bahkan mencuci itu semua kalau sudah selesai...heeh.. semua demi Ken-chan.

Aku sudah mengungkapkan perasaanku, tapi dia menolak, bukan berarti aku menyerah, itu karena dia menolakku tanpa alasan, dia ngga juga punya pacar jadi bebas dong, aku tetap mendekatinya.

-ditepi lapangan-

“manager suka banget sama Shiraishi ya, perhatian banget sama Shiraishi” kata Sato salah satu anggota klub.

“kalian ini ngomong apa sih? dia kan aset tim, kalau kalian juga pengin diperhatiin kalian juga harus bisa lebih jago dari dia, okey? pertandingan besok kalian harus mencetak banyak angka melebihi Ken-chan, jangan mau kalah” kata Yuuki, si manager.

“baiklah, ayo kita tunjukkan sama manager”

Kotonami Yuuki, siswi kelas 2-C,dia itu seperti namanya Yuuki yang artinya keberanian, setiap kata-kata dan tindakannya itu berani, alias ngga malu-malu, dia bahkan mengatakan ketika pertama kali gabung dengan klub alasannya agar bisa dekat dengan Kenichi, sehingga semua anggota klub tahu love interest-nya, dan berita tentang dia mengejar-ngejar Kenichi pun sudah jadi info umum sekolah yang ngga diherankan lagi, semua isi sekolah tahu hingga guru-guru yang ngga pengin dan ngga harusnya tahu hanya dengan mendengar percakapan murid pun jadi tahu. Yuuki sering sengaja duduk satu meja dengan Kenichi waktu jam makan di kantin, atau mengejar Kenichi ketika jam sekolah bubar.

-di depan kelas 2-B kelas Kenichi-

“Ken-chan, pulang sekolah langsung kumpul diruang klub ya” ucap Yuuki sambil mengejar Kenichi yang berjalan menuju kelasnya, dan Kenichi pun cuek masuk kelas begitu saja. Yuuki melihatnya duduk dibangkunya lalu Yuuki berjalan ke kelasnya, di sebelah kelas Kenichi.

“Kotonami, kau masih mengejar-ngejar Shiraishi? dia kayaknya mengacuhkanmu deh” kata teman kelas Yuuki yang lagi berdiri di depan kelas

“iya, kenapa ngga cari cowok lain saja, kau kan manis” mereka berdua cowok

“kalau gitu, apa kau mau memutuskan Miyamoto-chan dan pacaran denganku?” kata Yuuki

“e...”

“he.he.tentu saja aku bercanda, aku ngga mau yang lain selain Ken-chan, mengerti?” Yuuki masuk kelas

-dilapangan basket sekolah, SMU lawan sudah berkumpul-

“Shiraishi, katanya manager klubmu mengejar-ngejar kamu ya? apa benar begitu?” tanya kapten tim lawan, nadanya pelan.

“ngga ada hubungannya dengan pertandingan kan, jadi ngga usah dibahas” Kenichi pergi ke timnya dan berkumpul.

Meskipun dia judesnya ngga ketulungan tapi karena dia jago basket dia disegani lawan tim maupun teman timnya, mungkin bukannya dia sombong hanya saja cara bicaranya yang dingin dan lebih suka cuekin hal-hal yang menurutnya ngga bermanfaat buat diobrolin, dia hanya melayani pembicaraan tentang pertandingan, olahraga, acara tv sport dan nonton pertandingan live, ngga suka ngobrolin cewek, ngebahas tipe cewek idaman, atau hang out buat cari cewek....yaah... meskipun ngga begitu juga banyak yang menyukainya.

“kau mau minum dulu?” Yuuki menawarkan minuman sama Kenichi

“jangan dekat-dekat denganku, gosip itu bahkan sudah nyebar ke sekolah lain” bisik Kenichi tanpa menatap Yuuki, lalu dia ke tengah lapangan.

Yuuki menoleh kanan kiri, benar saja, SMU lawan semua memperhatikannya.

“ya sudah apa boleh buat, kalau aku ngga nurut Ken-chan bisa kesulitan”

-sudah setengah pertandingan, time off-

“katanya cewek itu suka Shiraishi kan, kok dia ngga deket-deket Shiraishi?” SMU lawan masih membicarakan Kenichi

“entahlah, itu kan baru gosip, Shiraishi ngga tertarik membicarakannya, padahal cewek itu manis juga, kau mau kalau dia mengejar-ngejarmu?” kata si kapten tim sama anggotanya

“tentu saja, kenapa harus nolak, meskipun aku punya cewek juga.. kalau ada yang ngejar-ngejar secakep dia ngga mungkin aku tolak, iya kan.ha.ha” mereka tertawa-tawa

Kenichi melirik mereka yang tertawa sambil memandang Yuuki yang sedang bersama anggota lainnya.

-ditengah pertandingan, Kenichi membabat habis tim lawan-

“geez.. dia itu kerasukan apa sih, kenapa bisa sesemangat itu” lawan mulai kehabisan tenaga

“Oda, berikan padaku!” perintah Kenichi

“yosh!” Oda mengoper Kenichi dan Kenichi memasukkan bola dengan mulus

Priiit!!! SMU Higashi menang

“kapten benar-benar bersemangat ya, poin kita jauh loh” kata Ishizaki

-selesai beres-beres perlengkapan jam 7 malam-

“akhirnya selesai juga” Yuuki keluar gedung olahraga “eh?” Kenichi berdiri di samping pintu “kau belum pulang?”

Kenichi menghadap Yuuki, menatap tajam

“bisakah kau cari pacar?” kata Kenichi tiba-tiba

“apa maksudmu?”

“cari pacar agar kau ngga perlu lagi disangkutpautkan denganku, kau tahu gimana orang membicarakanmu, mereka merendahkanmu karena tahu kau mengejar-ngejarku”

“e... tapi aku ngga keberatan, karena memang aku mengejar-ngejar Ken-chan kan”

“tapi aku keberatan, aku ngga mau namaku jadi ikut jelek, cowok dingin yang ngga berperasaan karena membiarkan seorang cewek mengejar-ngejarku”

“bukannya kau memang begitu” gerutu Yuuki dalam hati

“apa kamu benar-benar cewek yang begitu?”

“eh?”

“ngga mau tahu dan ngga perduli apa kata orang lain? Kau itu ngga kayak cewek sama sekali” Kenichi pergi

“sakit...mendengar kata-kata itu diucapkan oleh orang yang kita sukai jauh lebih sakit daripada seribu orang mencemooh kita dengan kata-kata itu, aku bukannya ngga mau tahu dan ngga perduli dengan kata orang lain, tapi selama kau ngga punya pacar kau ngga berhak menyuruhku menyerah begitu saja dengan perasaanku, jadi semua itu demi kamu...heeh... akhirnya aku cuma bisa ngomong dalam hati”

-dikamar Yuuki-

“ditolak lagi sama Ken-chan mu itu?” Yuuri duduk ditepi ranjang Yuuki, dia kakak cewek yang usianya hanya terpaut satu tahun, dia kelas 3 SMU Hondo.

“sudah sana belajar, Yuu nee-san kan sudah mau ujian kelulusan”

“haaa... tapi sebentar lagi ada bunkasai, jadi bisa santai sebentar karena sekolah sibuk ngurus festival” Yuuri tidur disamping Yuuki

“festival ya, kali ini kelasku mau buat apa ya, oh ya selain kelas, klub juga harus ikut serta, haa... melelahkan.. memikirkannya saja sudah capek”

“kalau gitu keluar saja, ngapain capek-capek ngga ada hasil”

“Yuu nee-san, jangan ngomong sembarangan deh, disana kan ada Ken-chan”

“sudah berapa kali kubilang, lupakan dia, cari cowok lain, bisa kan”

“kenapa Yuu nee-san ngga mendukungku sih, aku butuh dukungan buat menghadapi dewa judes macam dia”

“siapa yang mau mendukung adiknya dicuekin begitu, kau itu manis Yuu, sayang banget cuma buat cowok judes macam dia, mending juga sama yang lain” Yuuri emosi

“aku tahu.. aku tahu.. Yuu nee-san megerikan kalau ngomongin Ken-chan”

“tentu saja, dia sudah menyia-nyiakan adikku yang semanis ini, emangnya dia itu siapa, dia pasti bukan manusia, makanya dia ngga punya perasaan”

“ya sudah, sebelum Yuu nee-san meledak lebih baik cuci muka dan tidur, aku juga mau tidur, capek banget ngurus klub”

Yuuki sebenarnya bukan cewek tomboy, rambutnya panjang tapi selalu diikat, dia cewek manis seperti yang lain, tapi dia ngga suka tampil terlalu feminin makanya kalau di sekolah dia selalu mengikat rambut, dan dia juga mencoba untuk jadi super cuek dengan gosip-gosip itu demi perjuangannya mengejar Kenichi.

-di sekolah-

“bukannya Kotonami itu jelek sih, dia lumayan lah buat ngejar-ngejar Shiraishi, tapi sudah setengah tahun lebih kenapa dia tahan sih dicuekin begitu”

“tapi Shiraishi juga ngga punya cewek, kau pikir wajar kalau seorang cewek yang harusnya ngga ditolak terus ditolak dan si cowok ngga punya cewek, sebagai cewek aku juga bisa memahaminya, dia ingin melihat sejauh mana Shiraishi menolaknya tanpa alasan kan”

“iya juga sih, kalau dilihat-lihat ngga mungkin ada cowok yang menolak seorang cewek kayak Kotonami” siswi-siswi masih menjadikan Yuuki sebagai topik pembicaraan hangat

-di kelas Yuuki-

“kalau begitu sudah ditetapkan, kelas kita akan memuat maid cafe, buat yang cakep-cakep siap-siap ya” kata ketua kelas

“huuu...” disorakin sama anak-anak lain, yang wajahnya biasa-biasa saja.

“Kotonami, kami mengandalkanmu” kata ketua kelas

“a... ha.ha. aku baru saja mau mengundurkan diri untuk ngga terlibat dengan festival kelas, karena aku pasti sangat sibuk kalau ikut dua festival” kata Yuuki

“apa maksudmu kau mau ikut festival klub dan meninggalkan festival kelas?”

“jangan dong Kotonami, kalau kau ngga ikut siapa yang bisa menarik pengunjung” kata anak-anak heboh

“iya, baiklah, tapi.. maid cafe-nya jangan cewek saja dong, cowok juga, jadi bisa lebih banyak pengunjung, kalau maidnya cuma cewek yang datang cuma cowok kan, kalian mau cuma melayani cowok?” kata Yuuki sama teman-temannya

“benar juga, kita juga mau dapat pengunjung cewek” semua menyambut ide Yuuki

“memangnya ada yang pantas jadi maid cowok?”

“iya, kelas kita ngga ada yang secakep Shiraishi” kata cewek-cewek, semua ramai saling ejek dan bercanda

Yuuki langsung diam

“eh.. tunggu... jangan sebut nama Shiraishi dong” bisik ketua, mereka langsung menoleh dan benar saja Yuuki diam memandang mereka

“e... Kotonami.. maaf..”

“eh? ha.ha.ha. kenapa minta maaf, kalian ini... gimana kalau kita kita bikin maid cafe transgenre, cowoknya kita dandanin cewek terus yang cewek didandanin cowok, dengan begitu ngga perlu wajah cakep dan lagi bisa jadi lebih seru”

“wah... ide Kotonami cemerlang, aku setuju”

“yosh! kalau begitu Yamada kan pintar dandan, jadi biar Yamada yang jadi make up artisnya ya, gimana Yamada Ayumi?”

“iya, baiklah”

-diruang klub-

“klub kita mau bikin festival apa?”

“gimana kalau maid?” mereka sedang membahas bunkasai

“kelasku sudah bikin maid cafe, cari ide lain saja” kata Yuuki males

“manager kok lesu?”

Kenichi melirik, melihat Yuuki tiduran dimeja

“aku sudah bisa membayangkan betapa capeknya nanti, kalian tahu penderitaan manager seperti apa, setiap hari mengurus kalian”

“maaf ya manager, merepotkanmu” kata para senpai

“kalau begitu kenapa kau mau jadi manager tim, kau juga sudah tahu kan ngga ada yang mau jadi manager tim karena tugasnya berat” kata Kenichi dengan gaya khasnya CUEK

“baiklah aku ngga akan komplen, aku sadar waktu mendaftarkan diri kok, aku ngga pingsan waktu itu, jadi aku akan bertanggungjawab, kita bikin video documenter saja, untuk pertunjukkan semacam film di bioskop, kita bisa pakai video tape dari ruang audiovisual”

“bagus sih, tapi video apa yang bisa kita buat? disini kan ngga ada klub perfilman” kata senpai

“iya manager” kata kouhai

“gampang...” wajah Yuuki sok misterius

-dirumah-

“yang benar saja pa!” Yuuki shock dengan wajah kagetnya yang ngga cakep banget

“makanya kami susah mau memberitahumu Yuu” kata Yuuri

“tapi apa boleh buat, papa harus melakukan tugas kantor Yuu” kata papa, Yuuki dan Yuuri menoleh

“siapa yang papa panggil Yuu” kata mereka berdua

“oh ya.. maaf.. maksud papa Yuuki”

“karena itu papa dan mama sudah mempersiapkan dokumen pemindahan sekolah Yuuki, Yuuri juga akan segera diurus” kata mama

“tunggu dulu dong.. aku kan belum setuju” sangkal Yuuki

“memangnya apa pengaruh suaramu, setuju ngga setuju juga papa dipindah kesana, itu kan karena papa dapat promosi, kalau papa harus bertahan disini demi kamu berarti papa harus membatalkan promosi itu, kau mau begitu?” kata Yuuri

Bagaimana ini???? Apa yang terjadi dengan Yuu???

Tuesday, June 22, 2010

Gundam Seed Our Destiny Chart 2

Saat jam makan siang

“ayo kita makan siang” ajak Kira sambil berdiri

“kalian pergi saja berdua, aku masih ada kerjaan” Cagalli berdiri dan pergi keluar kelas

“ya sudah, Athrun ayo kita pergi”

Athrun makan denga Kira saja, tak berapa lama Cagalli masuk ke kantin dan mengambil makanan di stand lalu duduk di seberang tempat duduk Athrun dan Kira, Kira yang membelakanginya tidak tahu Cagalli duduk jauh dibelakangnya, Athrun memandangi Cagalli. Tidak sengaja Cagalli menoleh dan berpandangan dengan Athrun, dia segera berpaling dan minum susu lalu pergi, padahal baru makan satu gigit sandwich.

Pulang sekolah, Cagalli masuk ke ruang klub kemanusiaan “boleh kubantu?”

“silahkan, Cagalli-sama”

Sementara itu Athrun berlatih sendirian di ruang kelas tembak di klub militer, dia menoleh ke pintu tapi disana tidak muncul siapapun.

Hari berikutnya pun sama, Cagalli tidak makan bersama Kira dan Athrun dan tidak mengikuti kelas terbang.

Athrun duduk merenung di kokpit pesawat jet-nya

“pesawat 105 siap?” suara dari radio

“iya” Athrun langsung kembali konsentrasi.

“sudah lama aku ngga ke ruang klub militer...” Cagalli memegang handle pintu ruang kelas tembak, lalu membukanya. Dia melihat Athrun sedang mengisi peluru, Athrun menoleh dan memandang Cagalli tapi belum sempat berucap Cagalli sudah pergi.

Cagalli tidak pulang ke asrama begitu pergi meninggalkan ruang kelas tembak, dia berdiri di beranda, menatap pemandangan malam

“hatiku sakit setiap melihatnya, kenapa aku begini.... kenapa aku harus jatuh cinta padanya, aku ngga mau merasa sakit begini” kata Cagalli dalam hati

“Cagalli” Athrun di belakang Cagalli, Cagalli tidak menoleh “kenapa kau tidak ikut klub militer lagi?

“aku sedang ikut kegiatan lain, aku sudah tidak mau ikut klub militer, aku kan ngga masuk kemiliteran seperti Kira”

“tapi sebagai seorang tuan putri setidaknya kau harus mempelajari dasar-dasar kemiliteran, tentang menembak dan terbang”

“aku ngga mau ikut kelas itu, jadi pergilah”

“kenapa kau memutuskan begitu?”

“aku.... heeh... kenapa kau menyebutku begitu? Aku ini kan tuan putri tapi kau seenaknya saja menyebutku kau kau kau, panggil aku yang mulia” Cagalli menatap mata Athrun

“bukankah kau yang bersikeras menyuruhku memanggilmu begitu” ucap Athrun

“pergilah, aku hanya ingin sendirian disini”

“aku sudah pernah bilang, aku tidak akan membiarkanmu sendirian”

“kau bukan pengawal pribadiku, jadi kau ngga punya tanggung jawab apapun, tinggalkan aku dan ngga perlu menemuiku lagi, pergilah”

Tapi Athrun diam saja sambil menatap Cagalli

“aku sudah tahu kau memang ngga pernah mendengarkan omonganku” akhirnya Cagalli yang pergi.

Sudah setengah bulan sejak Cagalli mulai menghindari Athrun, dia tidak lagi datang ke ruang klub militer. Karena Cagalli suka seni, dia pun sering menghabiskan waktunya di ruang klub artistik, saat ini dia sedang melukis dan kebetulan Lacus juga kesana karena dia tidak sibuk dengan klub kemanusiaan. Mereka akrab seperti biasanya. Dan begitu jam 9 malam Athrun datang untuk menjemput Lacus, dia berpandangan dengan Cagalli tanpa menoleh pada Lacus.

“yang mulia saya undur diri” ucap Lacus

“silahkan” Cagalli tersenyum, Lacus menghampiri Athrun tapi pandangan Athrun tak lepas dari Cagalli dan Lacus menyadari hal itu.

“ayo pulang” ucap Lacus sambil menggandeng Athrun.

Cagalli terduduk sedih.

“ada apa?” ucap Lacus sambil berjalan “kau menyukai tuan putri?”

“eh?” Athrun menoleh terkejut

“kita sudah sepakat, aku hanya akan menjadi tunanganmu hingga kau menemukan sendiri gadis yang kau cintai, setelah itu kita akan membatalkan pertunangan” kata Lacus.

Tapi Athrun tidak menjawab, Lacus mengamatinya

“heeh... pandangan matamu padanya sudah mengatakan semuanya” kata Lacus dalam hati.

Di lapangan terbang Cagalli memasuki pesawat, baru kali ini dia naik pesawat sendirian, biasanya bersama Athrun menggunakan pesawat jet dengan double kokpit.

“Athrun, kau ada disini?” tanya Kira saat masuk kelas tembak sepulang sekolah

“kenapa?”

“Cagalli sedang di kelas terbang, kukira terbang bersamamu, apa dia sudah mahir terbang?” kata Kira

“eh?!” Athrun terkejut “aku segera kesana”

Athrun langsung meluncur dengan mobilnya ke lapangan terbang. Kawasan sekolah itu sudah seperti sebuah kota, dengan lapangan terbang dan bangunan-bangunan sekolah yang besar dan terpisah jauh, memiliki danau dan taman luas.

“koordinasi 130* dan 35*” kata petugas lapangan memberikatahukan arah terbang pesawat Cagalli.

Athrun segera memakai peralatan terbangnya dan masuk pesawat. Dia mengatur koordinasi terbang dan meluncur.

“uwaa.. ada hutan” Cagalli panik, dia mengurangi kecepatan dan mengerm tapi pesawat sudah masuk ke pepohonan

“payah, masa aku belum mahir terbang” dia keluar dari pesawat yang sudah nangkring di atas pohon, dia menuruni pohon dan melompat ke tanah.

“payah....” Cagalli menoleh ke pesawatnya, pesawat ada diatas pohon, dia berjalan keluar hutan, ada laut.

“hah??? Sekolahnya ada disana?!!” Cagalli terpisah dengan pulau tempat sekolahnya “heeh...” akhirnya dia duduk di pasir tepi pantai

“aku benci ini, memalukan, kalau sampai Athrun tahu dia pasti marah karena aku melanggar peraturan terbang sebelum mahir, tapi dia ngga tahu kan? Ya sudah, berarti aman, aku hubungi saja pangkalan untuk menjemputku, tapi radionya ada di dalam pesawat, haah... nanti sajalah, aku mau jalan-jalan dulu.. baru kali ini bisa main ke laut.

Cagalli naik ke batu karang “wah... airnya jernih... jadi ingin berenang” Cagalli menuruni karang dan terpeleset. Byur!! jatuh ke laut

“haah.. kenapa begini...” Cagalli naik ke karang dan melepas pakaiannya yang basah kuyub “semua jadi basah... tapi aku memang mau berenang kan” Byurr!! Cagalli terjun lagi ke laut dan berenang

“eh?” Athrun melihat pesawat yang terdampar diatas pohon, dia berputar mencari tempat mendarat dan melihat pantai yang kosong.

Karena tekanan udara dari pesawat membuat air laut bergejolak

“wuaa.. apa-apaan sih.. pesawat siapa itu” Cagalli keluar dair air naik ke karang.

Athrun turun dari pesawat, melihat Cagalli hanya mengenakan dalaman saja.

“hah?!” Cagalli langsung nyebur ke laut

“sedang apa kau?” Athrun berjalan mendekat

“jangan mendekat” Cagalli tetap di dalam air “kenapa disaat begini ada dia”

“cepat naik, kita harus pulang”

“kau... jangan kesini, cepat sana” Cagalli mengibas-ngibaskan tangannya. Akhirnya Athrun berbalik dan Cagalli naik

“pakaianmu basah?” tanya Athrun tanpa menoleh

“iya” jawab Cagalli, lalu Athrun melepas jaketnya

“pakai ini” Athrun mengacungkan jaketnya masih tanpa menoleh.

Cagalli mengambil dan memakainya

“sudah?” Athrun berbalik

“jangan lihat kesini” Cagalli memegang pundaknya dan memaksanya membelakangi Cagalli “aku sedang begini, ngga mungkin kubiarkan dia melihatku” Cagalli tidak memakai celana dan jaketnya hanya menutupi tubuh Cagalli sebatas paha.

Athrun berjalan ke pesawat tanpa menoleh pada Cagalli, Athrun masuk ke kokpit lebih dulu, dia mengulurkan tangan pada Cagalli, mau tidak mau Athrun sudah melihat keadaannya saat ini, Cagalli pun tak bisa menolak.

“heh?! Ini pesawat kokpit tunggal?” Cagalli melihat pesawat yang hanya memiliki satu kursi kemudi

“iya, karena ini bukan pesawat untuk latihan yang memiliki double kokpit”

“jadi aku duduk dimana?” Cagalli panik

Athrun duduk di kokpit dan menarik Cagalli ke pangkuannya

“e...” Cagalli terkejut, wajahnya sangat dekat berhadapan dengan Athrun “situasi ini, posisi ini, pakaianku? Kenapa bisa begini?!!!” teriak Cagalli dalam hati

“pegangan yang kuat, kita akan take off”

“eh?”

Pesawat mulai berguncang, Cagalli memeluk Athrun dengan erat, wajahnya menghadap ke belakang

“apapun keadaannya sekarang, aku mohon, asalkan dia ngga merasakan degup jantungku yang kencang ini” Cagalli terpejam.

Pesawat meluncur

“kita ke rumahku saja” kata Cagalli

“eh?”

“aku ngga mau kalau dilihat orang lain dengan keadaan begini”

“baik” tanpa banyak komentar Athrun memutar kemudi dan meluncur menuju kediaman kepresidenan.

Pesawat landing di halaman belakang, Athrun menggendong Cagalli turun dari pesawat sampai ke kamarnya.

“e... terimakasih” Cagalli segera meraih selimut, wajahnya memerah

“aku tunggu diluar” Athrun keluar

“haaa...” Cagalli menyembunyikan wajahnya dengan bantal “aku harus senang atau sedih...” ucapnya

Setelah ganti pakaian, dia turun.

“Cagalli?” presiden Atta sudah pulang

“ayah”

“apa ada sesuatu?”

“ngga ada apa-apa, hanya mampir, aku segera kembali kesana”

“tunggu, ini sudah malam, besok saja, Athrun.. kau menginap saja disini”

“baik” jawab Athrun hormat.

Mereka berdua di beranda “maaf, aku sudah menyusahkanmu” kata Cagalli tapi Athrun cuma memandangnya “kau ngga marah kan karena aku mengendarai pesawat sebelum mahir?” Cagalli tidak berani memandang Athrun

“yang penting kau selamat”

“eh?” Cagalli menoleh “iya, terimakasih”

Athrun mengalihkan pandangannya

“kenapa rasanya biasa-biasa saja ya, padahal kemarin-kemarin aku ngga mau ketemu dengannya, apa dia ngga merasa sesuatu ya, bertanya kenapa aku menghindarinya?”

“sudah malam, istirahatlah”

“eh? kau sendiri?”

“nanti, aku ingin disini sebentar lagi”

“kalau begitu selamat malam” Cagalli masuk, “dia pasti sedang memikirkan Lacus ya, heeh... aku ngga seharusnya membuatnya tertahan disini”.

Esok paginya, Cagalli kembali duduk di pangkuan Athrun menaiki pesawat dan kembali ke sekolah

“kau terdampar karena belum mahir terbang?” tanya Kira saat bertiga bersama Athrun dan Cagalli di kantin waktu makan siang

“siapa yang bilang?”

“Athrun semalam menelponku, katanya dia tidak kembali ke asrama karena menginap dirumah karena kau yang sembarangan terbang dan menyusahkan orang”

“apa?” Cagalli menoleh pada Athrun dengan wajah semu merah dan kesal

“aku tidak bilang seperti itu” raut wajah Athrun tenang seperti biasa, tapi ada sedikit senyum di bibirnya

“kau tersenyum mengejekku? Heh.. sudahlah, aku selesai” Cagalli pergi

“hei, kau baru makan segigit roti kan” tapi Cagalli tak menghiraukan Kira “dia itu kebiasaan, sering tidak mau makan begitu kalau emosi”

“Lacus?” Cagalli bertemu Lacus saat menaikki tangga, Lacus sedang berdiri melihat pemandangan dari kaca belokkan tangga

“yang mulia”

“sudah kubilang panggil aku Cagalli saja, kenapa kau disini?”

aku hanya menghabiskan waktu istirahat saja”

“eh? oh ya, kenapa aku ngga pernah lihat dia makan siang dengan Athrun, karena dia kan tunangannya” pikir Cagalli “emm.. Lacus, kulihat kau ngga pernah bersama Athrun saat makan siang”

“eh? oh.. itu.. karena kami sebisa mungkin menjaga agar tidak terlalu melibatkan diri dengan kehidupan masing-masing, aku ada kegiatanku sendiri dengan teman-teman begitu juga Athrun dengan Kira”

“eh? itu aneh kan, apa maksudnya? Kalian kan tunangan, meskipun mau ngga mau, melibatkan diri dalam kehidupan masing-masing pasangan sudah jadi keharusan kan”

“itu jika kami benar-benar bertunangan, tapi bagaimanapun juga aku tidak mau mengganggu kehidupan Athrun dan apa yang dia lakukan”

“e... sepertinya aku ngga mengerti apa yang kau katakan”

“iya, tidak seperti yang tuan putri kira, aku dan Athrun tidak benar-benar bertunangan, itu hanya secara simbolis saja, perasaan kami tidak saling terikat, kami bertunangan bukan karena saling mencintai, tapi karena ikatan kekerabatan dua keluarga”

Cagalli terdiam dan agak terkejut dengan yang didengarnya

“aku lebih menganggap Athrun seperti saudara, kami memutuskan untuk mengakhiri pertunangan begitu salah satu dari kami menemukan pasangan”

“eh?!”

Athrun orang yang sangat baik, meskipun dia tidak mencintaiku tapi dia memperlakukanku dengan baik dan menghormati keputusan keluarga, itulah kenapa sampai saatnya Athrun menemukan gadis yang dia cintai atau aku menemukan seseorang yang kucintai, kami akan bersama dalam ikatan pertunangan”

“itu... kedengarannya sangat aneh”

“tapi sepertinya ikatan akan segera kami akhiri”

“eh?!”

“he... Cagalli-sama, aku harap Cagalli-sama bisa percaya kata-kataku” Lacus tersenyum dan pergi.

Selesai sekolah Cagalli ikut gabung di klub Lingkungan Hidup, mereka sedang membuat kebun bunga

“maaf merepotkan Cagalli-sama”

“ngga apa-apa, aku senang melakukannya bersama kalian”

“Cagalli” Kira datang

“eh” Cagalli mencari-cari sesuatu

“kenapa?’

“ngga..” Cagalli kembali mengurus tanaman “dia ngga ikut Kira” pikir cagalli

“kau sudah sangat berusaha, bagaimana? Menyenangkan kan diluar istana?”

“iya”

“oh ya, makan malam nanti aku tidak bisa bergabung, jadi tolong temani Athrun ya”

“eh?”

Di kantin, Cagalli dan Athrun makan berdua

“kau akan ikut kelas tembak dan terbang lagi kan?” tanya Athrun

“e... i.. iya, sepertinya aku memang perlu belajar klub militer”

“meskipun aku tidak tahu alasanmu meninggalkan klub militer waktu itu, tapi aku tidak akan menanyakannya”

“eh? kau... tidak akan menanyakannya?”

“iya, itu semacam karena aku tidak mau mencampuri urusan orang lain”

“oh....” Cagalli diam saja “sebenarnya itu urusanmu juga, karena aku ngga mau ikut klub karena kamu” kata Cagalli dalam hati

Cagalli masuk ruang kelas tembak, disana ada Athrun yang sedang berlatih, dan mereka berlatih berdua. Setelah beberapa jam berlatih, Cagalli selesai lebih dulu dan duduk di kursi tunggu sambil memainkan kakinya, mengayun-ayunkan kakinya

“dari dulu kau selalu duduk begitu jika sedang menunggu” kata Athrun mendekat

“eh?” Cagalli menoleh

“dulu setiap meunggu ayahmu yang sedang bertemu dengan ayahku, kau selalu duduk dengan memainkan kakimu”

“eh? jadi kau melihatku waktu datang ke kediaman Perdana Menteri Utama?’

Athrun duduk disamping Cagalli

“selalu melihatmu main-main dengan para pelayanku, mengajak mereka ngobrol sepanjang hari dan begitu lelah kau akan menunggu ayahmu dengan duduk di teras sambil memainkan kakimu”

“kau... begitu tahu aku... tapi aku ngga pernah melihatmu”

“karena aku sibuk dengan guru-guru yang dipanggil kerumah, jadi aku tidak pernah keluar kamar”

“jadi kau selalu ada dikamarmu?”

“iya, yang menghadap ke taman, tempat kau bermain dan menunggu ayahmu”

“jadi kau selalu melihatku dari situ ya”

“menyenangkan”

“eh?”

“ditengah rutinitasku aku tidak bisa bermain seperti anak-anak lainnya, tapi hanya dengan melihatmu itu sudah membuatku senang”

“e....” Cagalli tidak bisa berucap apa-apa

“sejak saat itu aku menyukaimu”

“eh?!”

tuan putri” Athrun berdiri dan mereka berpandangan “saat kau marah waktu itu aku sangat bingung, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan karena aku juga tidak bisa melakukan sesuatu atas dasar kehendak hatiku, aku tidak berhak menanyakan apa yang terjadi padamu, yang kulakukan hanya bisa menunggu sampai saatnya kau kembali mereda meskipun aku membenci situasi itu dimana aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu”

“Athrun....”

“Lacus.... mungkin kau sudah dengar tentang aku dan Lacus, dan karena itupun aku tidak tahu apa aku masih berhak mengatakan ini padamu, tapi aku mencintaimu, aku tahu aku mencintaimu”

“he..” Cagalli tersenyum. Gyut! Dia melompat dan memeluk Athrun

“eh?!” Athrun kaget

“Lacus sudah mengatakannya padaku, tentang kalian yang sebenarnya, kalau kalian ngga benar-benar bertunangan.. jadi... apa kau... mau jadi pengawalku?”

“eh?”

“jadi pengawalku yang akan menjagaku seumur hidupmu?”

“baik, dengan senang hati yang mulia” Athrun tersenyum dan memeluk Cagalli.