Tuesday, July 13, 2010

CAtch Me If You Can Part 3

-Episode yang lalu-

“oh ya, gadis yang bersamamu, boleh kutahu?” Yuuki menoleh lagi pada Kenichi

“dia... calon tunanganku”

-lanjutan-

“eh?!” Yuuki kaget, bahkan mungkin shock, Kenichi pasti tahu itu dari ekspesinya “ah... jadi begitu, kenapa kau ngga bilang saja waktu dulu kau menolakku, jadi aku ngga mengganggumu kan”

“itu bukan satu hal yang perlu kukatakan pada semua orang kan” nada Kenichi dingin seperti biasa jika menghadapi Yuuki

“seharusnya kau bilang bagaimanapun juga aku jadi ngga perlu berharap padamu kan, bukannya kau ngga suka kalau aku mengganggumu, kalau kau ngga bilang aku kan ngga tahu, kecuali kau memang sengaja jadi ngga mau bilang padaku agar aku tetap mendekatimu?”

“eh?”

ah.. ngga mungkin, kau kan sangat terganggu kalau aku ada di dekatmu, lagipula kau pernah bilang kalau aku ngga kayak cewek, jadi cewek secantik dan seanggun dia pasti lebih cocok dengan tipemu kan, yaah... baiklah, kurasa sudah jelas, aku sudah ngga punya alasan lagi untuk mengejarmu, karena aku sudah tahu apa alasanmu menolakku, karena itu meskipun kita satu sekolah dan kelas kita bersebelahan kuharap aku ngga akan melihatmu lagi”

“eh?”

“kau tahu kan teori melupakan seseorang, akan lebih baik kalau ngga ketemu, baiklah aku pergi ya” Yuuki pergi, Kenichi hanya melihatnya berlalu.

-saat menuruni tangga-

Hiks! Yuuki berusaha mengusap pipinya, tapi tetap saja basah “haaah.. dadaku sakit sekali, nafasku berat, bukannya ini yang kuinginkan? Akhir yang jelas, bukannya aku terus mengejarnya untuk tahu alasan dia menolakku karena tahu dia ngga pernah membalas perasaanku, jadi aku harusnya puas dengan jawabannya kan, calon tunangan... dia pastinya ngga akan mudah mengatakan itu sama orang lain kan hanya karena orang itu menyatakan perasaan, rahasia seperti itu juga ngga bisa dengan mudah jadi alasan untuk menolak orang lain, sejak pertama kali melihat gadis itu... jadi tahu... ngga mungkin seorang Ken-chan berpacaran dengan sembarang cewek ya”.

-hari setelah festival-

“aku benar-benar ngga melihatnya, ngga didepan kelas, ngga dikantin, ngga diloker, ngga digerbang, bahkan diruang klub” pikir Kenichi

-sudah dua hari Yuuki absen, di kelas Yuuki-

“apa ini gara-gara festival kemarin itu ya” kata teman-teman Yuuki

Kotonami bukan cewek yang cengeng begitu kan, cuma karena seorang Shiraishi dia absen begini? Ngga mungkin” kata ketua

benar, tapi kemana dia”

-dirumah Yuuki-

Yuuki selesai berkemas

“aku ngga berharap ini benar-benar terjadi, aku cuma menantangmu agar kau lebih berusaha dengan pernyataan cintamu Yuu” wajah Yuuri sedih sambil berdiri dipintu melihat Yuuki packing

Yuu nee-san.. kenapa tiba-tiba jadi cengeng begitu, aku begini kan karena aku sudah tahu dengan jelas alasan dia menolakku, apa boleh buat kan kalau dia sudah punya calon tunangan”

“apa-apaan dia, hidup dijaman sekarang ini masih mau saja dijodohkan”

dia kan ngga bilang kalau dia dijodohkan, sudah.. lebih baik bantu aku berkemas, sudah dua hari ngga selesai nih”

“besok hari terakhir kita dikota ini, berangkatlah untuk mengucapkan perpisahan dengan teman-temanmu”

bukannya nee-san yang bilang aku ngga punya waktu mengucapkan selamat tinggal”

“memangnya aku sekejam itu?”

“sudahlah, aku ngga suka terlihat menyedihkan didepan orang lain, cukup didepanmu saja itu juga sudah memalukan buatku”

Esoknya pesawat terbang ke Fukuoka lalu naik mobil menuju Nagasaki dengan fasilitas perusahaan.

-dikelas Kenichi-

Brak!! Kenichi memukul meja dengan kepalan tangannya, semua menoleh.

jadi ini maksudmu ngga mau bertemu meski kelas bersebelahan, agar kau bisa melupakanku? dasar pembohong... alasannya agar kau bisa menghilangkan jejak secara perlahan kan” kata Kenichi kesal dalam hati

-dikelas Yuuki-

“kenapa Kotonami harus pergi, kenapa kisah cintanya jadi begitu menyedihkan kalau diingat, cintanya tak terbalas dan sekarang harus ikut pindah rumah karena ayahnya pindah tugas”

“dia teman terbaik yang pernah ada” teman-teman sekelasnya menangis sesenggukkan

“kenapa sih manager ngga bilang dulu kalau mau pindah sekolah, dia malah ngga pamitan sama sekali” ucap kouhai di klub basket

“kita juga belum mengucapkan terimakasih atas kerja keras manager selama ini” kata senpai

“dia juga sudah membuatkan kita video kenangan yang begitu bagus, ternyata dia membuatnya untuk dirinya sendiri, sial.. padahal dia selalu bilang video itu untuk kenangan tapi kenapa kita ngga sadar kalau itu dimaksudkan buat dirinya yang mau meninggalkan kita” kata teman seangkatan

Kenichi menyendiri dan cuma mendengar percakapan mereka dari tepi lapangan sambil duduk memegang handuk

“Ken-chan, kau lelah ya, mau kuhapuskan keringatmu?” goda Yuuki sambil memegang handuk waktu hari pertama dia jadi manager klub

ngga usah” dan Kenichi merebutnya sambil lalu

-sudah berlalu selama seminggu-

“berisik, memangnya ada hubungannya denganku, dia pindah karena orangtuanya kan” wajah Kenichi mengerut

Shiraishi jadi makin menyeramkan ya, sejak Kotonami pergi, padahal dulu dia cuma nada bicaranya saja yang dingin, tapi sekarang nada bicaranya jadi galak dan wajahnya jadi ikut-ikutan serem begitu”

-kenaikan kelas sudah berlalu, di rumah keluarga Shiraishi-

Di ruang keluarga ada Ayaka dan kedua orang tuanya, juga orang tua Kenichi

“bagaimana kalau kita langsung adakan pernikahan dan tidak perlu mengadakan pertunangan, lagipula tahun ini Kenichi sudah 18 tahun, jadi sudah bisa menikah” kata Ayah Kenichi

“tunggu dulu ojisama, kita belum mendengar pendapat Ken tentang perjodohan ini, selama ini Ken hanya diam dan belum berbicara kan, tolong berikan Ken waktu agar bisa memutuskannya sendiri, aku tidak mau kalau kami menikah hanya karena hubungan kekerabatan kedua keluarga, tapi aku juga mau Ken menerima pernikahan ini atas keinginannya sendiri” kata Ayaka

“jadi.. kau mau begitu?” tanya ayah Kenichi

onegaitashimasu” Ayaka berdiri dan membungkuk

-dikamar Kenichi-

Dia berdiri disamping jendela kamarnya, memandang keluar jendela

-di bandar udara Fukuoka-

“hati-hati ya” ucap mama

“nikmati libur musim semi kalian disana” kata papa

“daa..” Yuuki dan Yuuri melambai lalu memasuki terminal pemberangkatan

Sampai di Narita Airport Prefektur Chiba di sebelah timur Tokyo.

“kau mau ketemu teman-temanmu?” tanya Yuuri saat mereka makan siang di Shibuya

aku kan kesini cuma mau mengantar nee-san daftar universitas, oh ya, emangnya sudah nemu tempat tinggal? Kita harusnya cari tempat tinggal jauh sebelumnya kan”

tenang saja, ada Mamoru yang ngurus, dia sudah mencarikanku mansion kecil, jadi nanti tinggal mengirim barang yang sudah dipacking saja”

bukannya Yuu nee-san bilang sudah putus dengan Mamo-chan?”

dia minta balikan, dia sudah sadar tuh kalau dia sangat mencintaiku begitu sudah pisah jauh dan ngga ketemu dalam waktu yang lama katanya dia baru merasa kalau aku sangat berarti baginya”

“kalian akan tinggal bersama setelah kuliah nanti?”

ngga, tahun depan kau juga menyusul kesini kan, kalau aku tinggal dengan Mamoru kau akan sendirian”

“aku belum mikir mau melanjutkan kuliah di Tokyo kok”

eh? apa maksumu? kau mau tetap di Kyushu?”

“Fukuoka juga kota besar, masih bisa main-main” Yuuki tampak ceria, dia menoleh ke jendela toko tempat mereka makan “setelah pisah jauh baru merasa kalau dia butuh aku” Yuuki mengingat kata-kata kakaknya tadi

“kau benar-benar ngga mau jalan-jalan ketemu teman-temanmu?” mereka keluar toko

“aku ngga tahu alamat mereka, lagipula sekolah sedang libur, aku juga ngga nyimpan nomer hp teman-teman”

“kau ini banyak berteman disekolah tapi ternyata dingin juga ya, sampai-sampai nomer hp saja ngga ada yang kau minta”

jangan berisik ah, kita janjian dengan Mamo-chan dimana?”

“di Hachiko” mereka ke stasiun Shibuya

Setelah ketemu dengan Michida Mamoru pacar Yuuri.

“kita beli tiket kereta dulu ke Aoyama” kata Mamoru

“kalian saja yang pergi, aku tunggu disini” Yuuki berdiri di patung Hachiko

Yuuki berdiri sendirian. Patung Hachiko terdapat di depan stasiun Shibuya, disana ada perempatan yang merupakan jalur penyebarangan umum tersibuk di dunia, ribuan orang berjalan kaki melewati perempatan itu tiap jamnya.

Kenichi menyeberang perempatan, begitu sampai diseberang dan orang-orang berlalu dengan tujuan masing-masing dia melihat Yuuki yang masih berdiri di samping patung Hachiko.

Yuuki melihat-lihat sekeliling, dan bertemu pandang dengan seseorang yang juga memandangnya

“Ken-chan?”

Kenichi melangkah mendekat, tapi Yuuki mundur dengan refleks, begitu Kenichi semakin mendekat, Yuuki malah berbalik dan lari menerobos kerumunan orang

“yang benar saja, aku ngga siap ketemu Ken-chan sekarang, perasaanku masih belum tenang” Yuuki masih berjalan cepat menerobos kerumunan karena ngga bisa lari ditengah banyak orang begitu, dia menelpon seseorang

“Yuu nee-san, kalian pergi saja dulu ke Aoyama, nanti aku nyusul saja daa” dia langsung menutup telepon

“kenapa sih?” Yuuri heran sendiri

“ayo” Mamoru menggandeng Yuuri

apa dia masih dibelakang ku ya” pikir Yuuki, dia menoleh dan ngga menemukan kepala Kenichi diantara kerumunan orang “baguslah”

“hei jangan berhenti ditengah jalan” kata orang yang lewat didepan Yuuki

“maaf” Yuuki menyingkir, dia menabrak orang yang berjalan disampingnya “maaf” geser lagi menabrak lagi “aduh.. ramai banget sih” Srak! Kakinya tersampar orang yang berjalan didepannya “waaa...” Yuuki kaget dan hampir terjatuh

Tapi dia ngga jatuh

“eh? ada yang menolongku?” Yuuki menoleh “waaa...!!!” dia justru lebih kaget melihat orang yang memeluk pinggangnya itu “Ke...Ken...Ken-chan... e... Kenichi... e... Shiraishi...” ucap Yuuki terbata

Kenichi menatapnya tanpa bicara

kau terburu-buru atau sengaja menghindariku?” tanya Kenichi masih dengan wajah dan nadanya yang dingin

“e... maaf aku buru-buru” Yuuki berbalik dan melepaskan, dia beranjak pergi

Sret! Tapi Kenichi menariknya dan memeluknya dari belakang

eh???!! apa-apaan ini.. apa dia sudah gila? Apa dia sedang sakit?” pikir Yuuki “tunggu sebentar..” Yuuki melepaskan diri “kau pasti salah orang, ini ditengah jalan apa kau ngga sadar? kau bukan cowok yang bisa berbuat begitu didepan banyak orang kan” wajah Yuuki memerah

“ikut aku” Kenichi menarik tangan Yuuki

“hei.... kau mau bawa aku kemana? Ken-chan.. e.. Shiraishi lepaskan aku”

-di gang yang sepi-

Srak! Yuuki dipepetkan ke tembok “e... Shiraishi apa maksudmu?”

“aku marah padamu”

“eh?!” Yuuki menatap mata Kenichi

“kau pergi meninggalkan Tokyo tanpa bilang apa-apa”

“e... kurasa kau bukan orang yang perlu mencemaskan kepergianku kan”

“karena kepergianmu semua orang menyalahkanku, mereka bilang karena aku yang ngga membalas perasaanmu kau jadi pindah sekolah” wajah Kenichi kesal

“e... itu ya, yaah... memangnya sih kalau itu alasannya kau pasti jadi kesal ya, aku ngga bisa mengklarifikasinya karena ngga bisa menghubungi teman-teman, maaf ya sudah merepotkanmu”

“aku ngga butuh permintaan maafmu, kau pikir melalui setiap hari dengan perasaan itu gimana rasanya?”

“gawat... dia marah banget” ucap Yuuki dalam hati

“kau harus bertanggung jawab”

“eh?! gimana caranya coba..” pikir Yuuki “ba.. bagaimana caranya? Masa aku harus ke sekolah dan mengumumkan alasanku pindah sekolah”

“kau harus bertanggung jawab, kau harus jadi pacarku agar semua orang ngga menyalahkanku lagi”

eh??? apa kau bilang?” Yuuki memandang heran, tapi tatapan Kenichi serius sambil masih memegangi pundak Yuuki

“kau kesal dan ingin membalas dendam padaku dengan menggodaku kan” tatapan Kenichi berubah kesal, alisnya mengerut

“e... apalagi sih... jangan memandangku begitu dong.. kau ini aneh, aku baru pergi berapa bulan saja kau sudah jadi aneh begini, gimana bisa kau tiba-tiba memintaku jadi pacarmu, kau ngga bermaksud mengorbankan dirimu hanya demi memperbaiki pandangan orang lain kan, lagipula kau sudah punya tunangan kan jangan bercanda lagi Shiraishi”

“aku ngga suka dia, aku ngga punya perasaan apa-apa padanya” nada Kenichi menurun, dia menunduk disamping wajah Yuuki, suaranya dekat ditelinga Yuuki

“aku suka kamu.. aku suka kamu kau tahu?”

eh??” Yuuki cuma melongo mendengarnya

“kenapa tiba-tiba bicara begitu, selama ini kau begitu kesal denganku”

selama ini aku ngga pernah bilang padamu, alasanku menolakmu memang karena aku sudah dijodohkan dengan Ayaka, meskipun saat itu aku belum mempunyai perasaan padamu dan pada siapapun, tapi begitu kau mengejarku aku semakin menyadari keberadaanmu dihatiku, dan aku membenci diriku sendiri karena aku ngga bisa menolak perjodohan itu demi perkembangan perusahaan Shiraishi, aku membenci diriku sendiri dan ngga bisa memaafkan diriku karena sudah menolakmu makanya aku ngga mau kalau kau menyukaiku, aku menolakmu mendekatimu karena semua orang jadi memandang rendah padamu, semua itu karena aku, semua karena aku ngga berani menentang kebiasaan keluargaku yang lebih mengutamakan perusahaan keluarga dibanding kehidupan kami sendiri, aku ngga membencimu karena kau ngga feminin, aku justru menyukaimu karena kau yang selalu bisa mengungkapkan pendapat dan perasaanmu dengan caramu tanpa memperdulikan pandangan orang lain, kau selalu berada didekatku, dalam hidup ini yang punya arti keberadaan bagiku cuma basket dan kamu, jika aku sudah asik bermain basket aku lupa dengan yang lainnya tapi waktu kau mengatakan itu saat kau merekamku difestival itu aku bukannya melupakan keberadaanmu sebagai orang yang menggangguku tapi karena aku selalu memperhatikan dan merasakan keberadaanmu di dekatku aku jadi kaget saat itu aku justru ngga sadar kau ada disana merekamku, kau tahu berapa lama aku menyusun kata-kata ini, aku ingin mengatakan semuanya padamu, aku suka kamu, aku suka kamu, aku ingin mengatakan aku suka kamu”

“e.... cukup”

“eh?” Kenichi menoleh pada Yuuki dengan kaget

“jangan bilang terus dong, aku malu mendengarnya” wajah Yuuki bersemu

“eh?”

Yuuki menunduk dan menghindari padangan Kenichi

“kau masih menyukaiku?”

“bodoh.. tentu saja, itu alasannya aku kabur waktu melihatmu, karena aku ngga mau ketemu kamu dengan perasaan yang masih sama kayak dulu” Yuuki masih juga ngga memandang Kenichi

“makanya aku memelukmu, aku ngga mau kau lari lagi dariku, aku ngga mau melepaskanmu lagi”

Yuuki baru menoleh menatap Kenichi, Kenichi memegang kedua pipi Yuuki

tapi aku tetap ngga bisa pindah lagi ke Higashi cuma dengan alasan kamu menerimaku” Yuuki kembali menunduk

“kau mau aku pindah kesana?”

“haa??”

“lagipula percuma saja aku di Higashi, mereka masih juga menyalahkanku karena kepergianmu kan, kau ini ternyata jadi begitu populer gara-gara kau mengejar-ngejar aku”

“he... kalau begitu... aku tunggu di Nagasaki ya” Yuuki tersenyum

Kenichi memeluk Yuuki, hp Yuuki berbunyi, dia mengangkatnya

“Yuu? Kau ini dimana sih? Cepat kesini deh”

“ah.. iya..” Yuuki menutup telpon “sepertinya kau harus menjelaskan sekali lagi pada seseorang, kalau dia ngga dikasih tahu yang sebenarnya.. dia bisa membunuhmu”

haa?? menjelaskan lagi?”

“iya”

“kau pasti menjelek-jelekkanku karena aku menolakmu kan”

“bukan begitu, dia memang keras dan agak over protektif” mereka berjalan menuju stasiun

“dan apa maksudmu dia bisa membunuhku?”

“dia itu... jago karate... menang turnamen kantou dan inter high dari kelas satu sampai tiga waktu festival olahraga musim panas, oh ya pacarnya Michida Mamoru, peraih MVP inter high tahun lalu”

“Michida dari SMU Hondo?”

“iya”

Kalau yang pernah baca cerita-ceritaku, ada yang memakai peran utama dengan nama Michida Mamoru dan Kaohara Yuuri, di judul Complicated. Mereka tokoh utama favoritku dan ingin selalu memunculkannya dalam cerita-ceritaku.

Yomimashita Arigatou Gozaimasu.

No comments:

Post a Comment