PART V
Saat ini seluruh Jepang sedang libur golden week yaitu hari libur dimana dalam satu minggu terdapat tiga hari libur nasional berturut-turut, dari tanggal 29 april- 5 mei.
Tanggal 29 April adalah hari Showa, tanggal 4 Mei libur hari hijau, dan tanggal 5 Mei libur hari anak-anak. Dan sekarang tanggal 5 Mei, tiba hari pesta ulang tahun Haruki.
“sederhana apanya...” Hime, Ami dan Takashi tiba di gerbang rumah keluarga Nishitama, gerbangnya tinggi dan halaman depannya luas dengan kolam air mancur ditengah halaman, banyak mobil terparkir disana.
Rumahnya bercat putih dengan gaya bangunan eropa. Mereka masuk dan disambut para pelayan laki-laki berjas hitam, lalu bersama dengan tamu murid Shiki yang lain mereka menuju ke halaman belakang rumah.
“tapi kenapa pestanya pagi hari.. bukannya pesta itu malam ya” kata Ami.
“..waaah... ini.. halaman rumah atau taman.. kenapa pohon sakuranya sebanyak ini..??” terbentang kebun pohon sakura yang luas dan disampingnya ada rumah kaca yang isinya tanaman-tanaman hias dan bunga-bunga, lalu ada paviliun yang terpisah dari tempat pesta.
“oh ya, bukannya sudah tertulis diundangan, tema pestanya kan hanami, pesta bunga sakura” kata Takashi.
“tapi.. ini..apa benar rumah seseorang? kenapa bisa memiliki taman sakura seluas ini..” Hime memandang sekeliling, di bawah pepohonan sakura yang mekar terdapat meja-meja hidangan untuk murid Shiki, sedangkan para tamu undangan ada di deretan taman sakura yang lain.
“waa.. lihat itu ada artis” Takashi girang “waah itu juga, disana juga, waah.. benar-benar pesta orang ternama” Takashi terlihat sangat bahagia.
“Shiki no Oujisama sudah datang..” , “mana?” semua ribut dan berebut melihat, Haruki datang menggandeng seseorang.
“itu.. Itou Aya?” kata Hime. Semua memperhatikan gadis yang digandeng Haruki, bintang idola Jepang yang sedang ngetop, idola yang dikagumi Hime.
“jadi benar ya, yang dibilang Aki no Oujisama, tapi meskipun begitu dia masih saja mendekati Hime” kata Takashi.
“hei, dia kan hanya bercanda, aku juga sudah bilang kan, eh?” Hime melihat Aki menggandeng perempuan cantik.
“siapa itu? yang bersama Aki no Oujisama” tanya Ami.
“ngga tahu, tapi dia tampaknya dewasa” kata Takashi.
Hime memandang Aki dengan wajah sayu.
“ah itu Yuki no Oujisama, Hime lihat” Hime bengong tak mendengar “Hime?”
“eh.. apa?”
“Yuki no Oujisama”.
“eh” Hime menoleh “wah.. cantik ya.. perempuan itu tampak elegan, apa dia kekasih Yuki no Oujisama? tapi agak dewasa ya ^ ^” Hime nyeringis “oh ya waktu itu kan Aki bilang Sakamoto senpai sudah punya pacar” pikir Hime.
“Hime?”.
“eh”.
“kau ngga kecewa?”.
“kenapa?”.
“Yuki no Oujisama bergandengan dengan wanita secantik itu..”.
“ngga.. kenapa aku mesti kecewa? aku sudah tahu kok kalau Sakamoto senpai sudah punya pacar, lagipula Sakamoto senpai memang cocok dengan perempuan yang berkelas kan, dilihat saja Sakamoto senpai hebat banget”.
“tapi.. kau menyukai Yuki no Oujisama kan, kalau kau suka sama Yuki no Oujisama pasti merasa kesal atau sedih kan, meskipun kita ngga bisa marah sih” kata Ami lagi masih memandang Hime.
“eh? suka? iya, jika kita suka seseorang kita akan merasakan sesuatu saat melihatnya dengan perempuan lain kan” kata Hime dalam hati sambil masih memandang Yuki, tapi pandangannya teralih pada Aki yang bersama-sama Yuki sedang ngobrol dengan Haruki dan yang lainnya, perempuan itu masih menggandeng Aki.
Deg! “eh? apa ini? perasaan apa ini.. kenapa? kenapa dadaku sakit melihat dia... ngga mungkin, ngga mungkin ini rasa suka yang dikatakan Ami tadi, heh.. ngga mungkin... lagipula kan orang kayak mereka itu.. hanya bisa dikagumi saja... karena.. ditengah kumpulan orang-orang hebat seperti ini, orang sepertiku ini bahkan ngga akan terlihat” Hime menoleh sekeliling kumpulan murid Shiki ada di bagian yang terpisah dengan para tamu undangan penting lain
Hime pergi ke deretan meja sajian di depan rumah kaca, berdiri di belakang meja.
“permisi, aku minta minumannya” pinta seorang tamu pada Hime.
“eh?” Hime melongo “ah.. silahkan” Hime memberikannya “heeh.. yang ada malah jadi begini”.
“bisa tolong ambilkan”.
“silahkan” Hime melayani dengan senyum komersilnya, lalu ada yang mendekat ke meja “apa anda ingin sesuatu?” Hime membungkuk “eh?” setelah menoleh, ternyata Aki.
“kenapa kau ada disini?”.
“ah.. aku..”.
“pelayan” panggil Aki.
“ya, tuan”.
“kenapa kalian biarkan tamu melakukan ini?”.
“e.. maaf, maaf sekali, nona maafkan kami”.
“ah.. ngga, ngga apa-apa”.
“ayo” Aki menggandeng Hime.
“eh?” Hime melihat tangan Aki yang memegangi tangannya. Mereka ke paviliun untuk berteduh.
“Haru sangat sibuk jadi dia belum bisa menyapamu” kata Aki.
“ah..ngga apa-apa, lagipula ngga penting kan, saat ini pasti semua sedang sibuk, tamunya begini banyak, dan Aki juga sibuk kan”.
“aku? ngga juga..”.
“perempuan itu, siapa ya? apa aku boleh tanya?” tapi Hime hanya diam.
“Aki” seseorang datang.
“eh?! perempuan yang datang sama Aki” Hime terkejut.
“kakak” ucap Aki.
“eh? kakak?” Hime bengong memandang “hee??”
“dia temanmu?” tanya perempuan cantik itu.
“iya, Tsukino Hime” kata Aki mengenalkan.
“Toyama Shizuka, senang berjumpa denganmu” perempuan anggun bernama Shizuka itu tersenyum, wajahnya tak hanya cantik tapi sangat lembut, tatapannya seolah bisa menenangkan setiap orang yang bertatapan dengannya.
“Tsukino Hime, senang berjumpa dengan anda” Hime membungkuk.
“Aki, Haru memanggilmu, pergilah kesana”.
Aki pun pergi.
“satu kelas dengan Aki?”.
“ah tidak, saya siswi tingkat satu” ucap Hime dengan bahasa sopan.
“eh? kelas satu?” Shizuka memandang Hime “kau suka pesta bunga ini?” tanya Shizuka dengan senyum.
“he.. ya, senang rasanya bisa hadir disini, Nishitama senpai orang yang sangat baik”.
“senpai?” ucap Shizuka heran sama seperti reaksi Aki waktu pertama ketemu “kau memanggilnya senpai?”.
“iya, karena Nishitama senpai kakak kelas, begitu juga dengan Sakamoto senpai” jawab Hime dengan setengah heran “wajar kan memanggil kakak kelas begitu, apa ada yang salah ya” pikir Hime sendiri.
“he... menarik sekali”.
“eh?”.
“baru kali ini aku mendengar ada yang memanggil mereka dengan sebutan senpai, aku ingat dulu juga aku ngga pernah dipanggil senpai”.
“eh?? sama seperti ucapan Aki waktu itu” Hime cuma heran.
“he.... jadi itu kenapa tadi Aki ada disini bersamamu”.
“eh?”.
“nikmatilah pesta ini” Shizuka pergi.
“jadi.. itu tadi kakak Aki?” Hime tersenyum sendiri “eh? kenapa aku merasa senang? kenapa aku merasa lega, aku ini kenapa sih, dasar aneh” Hime menepuk-nepuk pipinya.
“honey..”.
“eh?”.
“honey kenapa ada disini sendirian?”.
“ngga apa-apa, oh ya Nishitama senpai selamat ulang tahun” Hime membungkuk sambil menyerahkan hadiah.
“terimakasih honey ^ ^, hadiah ini akan jadi hadiah paling spesial untukku”.
“Nishitama senpai, bukankah harusnya Nishitama senpai ngga memanggilku seperti itu” tatapan bete Hime.
“memangnya kenapa?”.
“sudah jelas kan, disini ada kekasih Nishitama senpai”.
“Aya?”.
“iya” wajah Hime bete.
“ternyata honey cemburu, senangnya” Haruki memeluk Hime.
“e... bu.. bukan begitu.. tunggu..”.
“meski ada Aya aku tetap menyukai honey”.
“e..” Hime melepaskan diri.
“Haru..” Aki datang dengan Aya.
“hah?! ada Aya-san, kalau Aya-san marah gimana?”.
“ada tamu lagi ya, heeh... ya apa boleh buat, daa honey” Haruki merangkul Aya dan pergi.
“apa itu gadis yang kau bicarakan?” ucap Aya sambil berjalan pergi.
“kau ngga mau menyapa Yuki?”.
“ah.. Sakamoto senpai pasti juga sibuk, apalagi tadi datang dengan..”.
“dengan ibunya” sela Aki.
“eh?”.
“Yuki datang dengan bibi karena paman sedang di luar negeri”.
“eh? jadi.. bukan kekasih?”.
“haa?”.
“iya, tadinya kupikir itu.. kekasih Sakamoto senpai, kau juga pernah bilang kalau Sakamoto senpai sudah punya pacar kan, jadi mungkin saja itu kekasih Sakamoto senpai”.
“eh? ha.ha.ha kau ini lucu sekali, masa ibunya kau bilang kekasih ha.ha.ha” tawa Aki seakan meledak “meskipun memang Yuki menyukai seseorang yang lebih dewasa dibanding dia tapi apa kau ngga bisa membedakan mana yang cocok untuk disebut kekasih, jangan-jangan kau juga berpikir yang bersamaku tadi adalah kekasihku”.
“eh?! -///- e..” tiba-tiba wajah Hime memerah.
“eh?” Aki mengamati wajah Hime “apa benar kau tadi mengira kakak kekasihku?”.
“e.. itu..”.
“he.. ba-ka ha.ha.” Aki terus tertawa, Hime menatapnya kesal “kau membuat perutku sakit ha.ha.ha”.
Natsu
-Di paviliun taman Shiki-
Tempat khusus Shiki no Oujisama “ha.ha.ha”.
“sampai kapan sih kau mau ketawa?” ucap Hime bete.
“habisnya kalau teringat pesta itu aku jadi teringat kebodohanmu ha.ha”.
“ya sudah tertawa saja sampai mati” Hime kesal.
“hee.. kau marah?” Hime manyun “ya baiklah aku ngga akan ketawa lagi”.
“eh” Hime melirik “oh ya, waktu itu kau bilang Sakamoto senpai menyukai seorang perempuan yang lebih dewasa”.
“eh? aku bilang begitu?”.
“iya, masa lupa, apa kekasih Sakamoto senpai lebih dewasa?”.
“heeh.. iya”.
“benarkah? siapa?”.
“kenapa kau semangat begitu, bukannya kecewa?”.
“ngga.. kenapa harus kecewa”
“bukannya kau suka sama Yuki? apa kau sudah ngga suka dia lagi?”
“eh? e... aku.... aku kan cuma mengaguminya, soal kekasih Sakamoto senpai aku juga ingin tahu, perempuan seperti apa yang disukai Sakamoto senpai, bisa dibayangkan pasti sangat anggun dan cantik, iya kan?”.
“iya, kau kalah jauh”.
“e..”.
“namanya Hanamiya Kirei, dia lulus dari Shiki dua tahun yang lalu, mereka ngga benar-benar berpacaran sih, ceritanya rumit, kau.. benar-benar ngga suka lagi sama Yuki? apa ada orang lain yang kau suka?”.
“eh? e.. kenapa kau bertanya begitu..”
“ah.. maksudku.. aku cuma heran kalau kau ngga suka lagi sama Yuki, dia itu kan sangat keren, iya kan”.
“hei lihat itu Aki no Oujisama di paviliun” , “sama siapa ya?” , “itu kan anak kelas satu yang kemarin terkurung di toilet karena senior Murasaki iri, dia dekat dengan Aki no Oujisama” , “apa benar mereka dekat? apa mereka berpacaran?” , “waktu itu juga Aki no Oujisama menyelamatkannya sampai masuk rumah sakit, Aki no Oujisama kan ngga pernah bersama seorang gadis, apalagi dia bisa berada di paviliun itu berarti Shiki no Oujisama mengijinkannya, itu berarti dia benar-benar istimewa bagi Shiki no Oujisama” , “mustahil gadis biasa seperti itu” semua tiba-tiba membicarakan hubungan Aki dan Hime.
-Di kelas 1-A-
Saat Hime masuk “apa benar kalian berpacaran?” tanya teman-teman Hime menerubungi Hime.
-Di ruang dewan-
“haa?? apa?” kata Aki kaget, dia sedang ada di ruang dewan.
“saat ini sekolah gempar karena berita ini” kata Yuki.
“tapi... gimana bisa pacaran, pacaran itu kan harus saling suka”.
“kau memang menyukainya” ucap Natsuki, untuk pertama kalinya Natsuki mengeluarkan suara selama dalam scene ini.
“Natsu.. kenapa kau cerewet sih, biasanya kau kan diam saja” tiba-tiba Aki ngomel-ngomel “meski begitu, tapi yang disukainya itu kan.... Yuki” kata Aki dalam hati.
“jadi begitu...” tiba-tiba Haruki masuk dengan tatapan serius “kalian... saling menyukai? Aki..dan honey?”.
“Haru.. kau ini kenapa? kau cuma bercanda soal Tsukino kan” Aki berhadapan dengan Haruki.
“bercanda? apa sekarang kekecewaanku terlihat seperti bercanda?”.
“e.. Haru..” Haruki pergi keluar “kenapa dia? dia ngga mungkin serius menyukai Tsukino kan” Natsuki hanya mengangkat bahu.
-di kelas 1-A-
“honey.. apa itu benar?”.
“eh? panggilan ini... Nishitama senpai” Hime menoleh.
“tentang Aki dan honey..” wajahnya serius.
“eh? Nishitama sen.. pai”.
“aku sedih..” Haruki menunduk.
“eh Nishitama senpai..” Hime panik mode on.
“kenapa honey ngga mengatakannya padaku, ternyata honey ngga menganggapku..”.
“eh Haru..” Aki, Yuki dan Natsuki menyusul ke TKP.
Suasana tegang...