Saturday, January 1, 2011

Shiki_Chapter # 2

Part II

“waa.. dia dipeluk Haru no Oujisama”.

“tunggu... lepaskan!” begitu sadar Hime langsung berontak dengan mendorong Haruki, semua orang masih memandangnya, Aki pun nampak terkejut “ja.. jangan sembarangan menyentuh orang” kata Hime canggung.

“eh?” Haruki diam sejenak melihat raut wajah Hime yang memerah.

“gawat, Hime.. diam” Takashi membekap mulut Hime.

“hmp..!”.

“waa.. kau benar-benar manis... sudah aku putuskan.. aku menyukaimu”.

“hee??? orang ini... kenapa sih?” Hime mengerutkan dahi dan hanya berkata dalam hati.

“mau kah kau menjadi milikku?” Haruki meraih dan memegang tangan Hime.

“apa maksudnya memintaku jadi miliknya, orang ini... tolong hentikan orang ini dong” Hime cuma bisa menjauhkan wajahnya tanpa bisa melepaskan diri.

“Haru.. hentikan” kata Yuki, ketua tampan itu memegang pundak Haruki.

“tapi..” Haru merajuk “baiklah.. aku ngga akan agresif.. nah honey.. pikirkan baik-baik tawaranku itu ya ^ ^” katanya sambil tersenyum, siswi-siswi yang melihat pipinya memerah sendiri.

“honey?” Hime masih belum sembuh dari rasa shocknya.

“maafkan sikapnya itu ya” kata Yuki sambil tersenyum ramah.

“tampannya... Sakamoto senpai” Hime lagi-lagi seakan tersihir “iya, ngga apa-apa” Hime tersenyum pada Yuki dengan wajah riang, Aki masih melihat Hime tanpa berucap apa-apa.

“sekarang waktunya pelajaran, semua masuk ke kelas masing-masing” perintah Yuki dengan wajah tegas dan wibawa.

“baik” semua langsung bubar.


-di kantin saat jam makan siang-

Kantin itu terletak di lantai satu gedung utama.

“beruntungnya... Hime” kata Takashi yang duduk bertiga dengan Hime dan Ami.

“eh, kenapa?” Hime memasukkan sumpitnya sambil berbicara.

“iya, karena Haru no Oujisama perhatian padamu” kata Ami.

“orang yang tadi itu? Ah... sudah... jangan di pikirkan, dia hanya asal ngomong” kata Hime cuek sambil menyantap bentonya.

“Hime benar-benar ngga tahu ya” kata Takashi “Haru no Oujisama, Nishitama Haruki sang pangeran musim semi itu adalah salah satu dari Shiki no Oujisama yang paling glamor, sering dikelilingi oleh banyak gadis” lanjut Takashi.

“makanya itu.. dia cuma bercanda waktu mengatakan suka padaku”

“tapi itu berarti Hime sudah menjadi buruannya, dan dia ngga akan mudah melepaskan Hime begitu saja”.

“buruan?” -_-* Hime berwajah aneh.

“iya” Takashi manggut-manggut.

“mm... Sakamoto senpai juga salah satu dari mereka kan?”

“tentu saja” kata Takashi.

“kau menyukainya ya?” tanya Ami

“hm.. ^ ^” Hime manggut-manggut sambil tersenyum dan menahan sumpit dibibirnya “jadi.. sebutannya apa?”.

“Yuki no Oujisama.. itu sebutannya, sang pangeran musim salju” jelas Takashi lagi.

“oo... jadi Yuki, Haru, Natsu..” Hime mengurutkan nama sesuai urutan musimnya “eh Natsu?”

“ah, Natsu no Oujisama, Endou Natsuki, dia yang berambut panjang berwarna pirang itu”.

“eee??” Hime berseru histeris “bukannya itu tadi... cewek?”

“dia memang cantik banget kan” kata Ami

“Natsu no Oujisama memang tipe laki-laki cantik”

“aa... iya, dia bahkan lebih cantik dibanding gadis manapun” Hime manggut-manggut.

“tapi menurut yang kudengar Natsu no Oujisama ngga pernah bicara” kata Takashi lagi.

“eh? apa... dia..” Hime mencondongkan wajahnya pada Takashi.

“bukannya bisu, tapi memang ngga suka atau ngga tahu sih apa sebabnya, pokoknya hampir ngga pernah ngomong”.

“ooh... aku tahu sekarang, Yuki, Haru, Natsu, Aki...” Hime teringat wajah Aki “dia namanya Aki kan?” kata Hime tiba-tiba.

“eh? Aki no Oujisama?”

“kenapa... dia dinamai itu?” tanya Hime sambil melayang memikirkan sesuatu.

“ah... iya, Hime kan sangat suka musim gugur kan, Aki no Oujisama berarti musim gugur” kata Ami.

“aku juga suka Aki no Oujisama, meskipun agak dingin dan susah didekati, aku suka semua Shiki no Oujisama”.

“dingin dan susah didekati?” tanya Hime.

“iya, Aki no Oujisama ngga suka kalau para penggemarnya mendekatinya apalagi berusaha menyentuhnya, dia pasti menjaga jarak, dan lagi wajahnya ngga pernah senyum kalau dikerubungi para penggemar”.

“ooh..” bibir Hime membulat persis gua “jadi itu sebabnya dia menghela nafas begitu melihatku, karena mengira aku penggemar barunya” kata Hime dalam hati “Taka.. kenapa kau bisa begitu mengenal mereka?” tanya Hime.

“tentu saja, aku kan selalu meng-up date berita tentang mereka”.

“hee?”.

“bodoh, setiap orang yang ingin masuk ke SMU ini pasti sudah tahu tentang mereka, mereka juga ngga jarang muncul di tivi kok, kau benar-benar ngga tahu apa-apa ya” kata Ami.

“aku kesini karena kata papa dan mama sekolah ini bagus kan, level ujiannya sangat tinggi, bukannya karena kualitas sekolahnya ya”.

“prestis sekolah ini dimata masyarakat memang sangat tinggi, tapi itu karena Shiki no Oujisama, paman dan bibi hebat kalau bisa mengerti hal itu, level ujiannya sangat tinggi makanya kita sangat beruntung bisa masuk kesini, bisa bersama Shiki no Oujisama”.

“Taka, kau ini cuma mengerti hal-hal yang ngga penting saja” kata Hime cuek sambil memasukkan potongan tempura ke mulutnya.

“aku terluka” T^T tiba-tiba Haruki di sebelah kursi Hime membuat Hime spontan melonjak karena kaget “ternyata honey menganggap aku ngga penting T-T”

“e.. e..” Hime bengong tidak berkutik.

“Haru” suara seseorang datang mendekat.

“Sakamoto senpai..” Hime memandangnya “eh” lalu dia melihat Aki berdiri di sebelah Yuki “Aki..”.

“eh” Haruki menoleh mendengar kata-kata Hime, dia melihat pandangan Hime tertuju pada Aki.

“sudah kuduga” kata Yuki.

“heeh kenapa kalian menyusulku kesini, nanti honey merasa ngga nyaman kalau ada kalian”.

“aku ngga nyaman karena ada kau.. lagipula apa itu honey.. sembarangan menyebut orang”

“dia terganggu karena kamu” kata Aki.

“eh” Hime menoleh terkejut pada Aki, seakan Aki tahu apa yang tidak bisa Hime ucapkan.

“ayo cepat menyingkir” Aki menyeret Haruki.

“aa.. ngga mau.. jangan pisahkan aku dengan honey..” Aki membawa Haruki pergi dari tempat itu.

“he.. semoga kau tidak terganggu karena Haru” kata Yuki

“e... tidak.. he..^ ^” kata Hime dengan bahasa sopan.

“kalau begitu kami pergi, ayo Natsu”.

“^ ^” Natsuki hanya tersenyum pada Hime.

“silahkan” Hime, Ami dan Takashi membungkuk.

“Endou senpai itu... apa benar dia cowok? berapa kali pun melihatnya tetap saja ngga percaya kalau dia itu cowok, dia cantik banget...”.


-Hari kedua di tahun ajaran baru-

Tiba-tiba semua murid terburu-buru “ayo cepat ke gedung olahraga” mereka berlarian.

“eh? ada apa sih?” tanya Hime heran melihat mereka berlarian.

“tunggu, ada apa?” Takashi mencegah seorang siswa yang lewat di depan kelasnya.

“Shiki no Oujisama sedang bertanding basket, hal macam begini jarang banget terjadi, kesempatan langka, sayang banget kalau ngga nonton” kata siswa itu lalu dia segera pergi.

“ayo kita lihat”, Takashi mengajak Hime dan Ami

Ternyata disana sudah penuh murid yang datang untuk menonton, tanpa memakai blazer Shiki no Oujisama bertanding basket two on two. Yuki pair Aki sedangkan Haruki pair Natsuki.

“keren.. >,<” , “Yuki no Oujisama!!” semua bersorak.

Hime menoleh dan memperhatikan idolanya itu.

Yuki mengoper bola pada Aki, lalu Aki mendrible dengan lincah, berputar menghindari Haruki lalu mengecoh Natsuki hingga kebingungan, sampai di bawah ring Aki melompat melakukan dunk, Srukk!! Bola pun masuk.

“yeaahh!!!” semua bersorak.

“hebat..” ucap Hime.

“tentu saja Aki no Oujisama lebih unggul, aku dengar Aki no Oujisama suka banget main basket, hampir tiap hari di jam senggang Aki no Oujisama bermain basket di GOR ini, karena Shiki ngga punya klub” kata Takashi.

“oh.. pantas kemarin aku melihatnya di dalam gedung ini” kata Hime dalam hati sambil melihat Aki yang bergerak dengan lincah memainkan bola.

Begitu selesai, “Aki no Oujisama hebat” , “keren” semua mengerubungi Shiki no Oujisama, tapi Aki menyingkir dan menjaga jarak.

“seperti artis saja” kata Hime.

“iya, orang-orang seperti mereka memang sulit untuk dijangkau” kata Ami.

Haruki menoleh dan melihat Hime di belakang kumpulan murid Shiki yang mengerubungi mereka.

“aah.. honey..!” Haruki mendekat Aki, Yuki dan Natsuki menoleh “honey.. apa honey datang untuk menonton pertandinganku?” kata Haruki sambil merangkul pundak dan memegang tangan Hime, semua melihat.

“e... aduh apa-apaan ini.. semua orang kan lihat” Hime merasa tidak nyaman “tunggu... lepaskan aku” Hime melepaskan tangan Haruki dan menjauh darinya.

“honey.. kenapa?”

“kenapa? sudah jelaskan kan, kau itu aneh, kenapa peluk-peluk orang, aku kan ngga mengenalmu, dasar maniak...” inginnya Hime mengatakan itu tapi situasi yang tidak memungkinkan, aneh rasanya tiba-tiba marah pada seorang idola yang para penggemarnya ada disana semua “heeh...” akhirnya cuma bisa menghela nafas “Nishitama senpai, namaku bukan honey.. namaku Tsukino Hime, tsu-ki-no hi-me” kata Hime sambil mengeja namanya.

“waa.. benar-benar berjodoh.. aku pangeran dan kau putri.. ^ ^”

“haa orang ini narsis banget.. T^T .. seseorang tolong aku”

“jangan ganggu dia.. Haru” Hime ditarik dari belakang oleh Aki.

“eh?” Hime menoleh “bukannya katanya dia ngga suka disentuh orang ya” pikir Hime

“jangan main-main, kamu kan sudah ada Itou Aya”.

“Itou Aya? apa yang dia maksud Aya penyanyi cantik yang ngetop itu?” kata Hime dalam hati.

“Aki itu kan urusan lain”.

“makanya, kau ngga serius dengan anak ini kan”.

“anak? siapa yang dia bilang anak” Hime hanya mendengar mereka dan berbicara dalam hati.

“itu.. karena aku menyukainya”.

“kau juga seperti itu dengan siswi-siswi lain”.

“iya, dan Aki ngga pernah ikut campur kan, tapi kenapa sekarang Aki perduli?”.

“eh?” Hime dan Aki sendiri terkejut.

“apakah.. Aki...” wajah Haruki mendekat pada Aki, membuat Hime terjepit diantara mereka.

“kau... kau itu ngomong apa sih, terserah kau sajalah” Aki melepas Hime dan pergi.

“e..” Haruki melongo “he ^ ^ pengganggu sudah pergi, Aki itu mudah sekali ditipu ^_^”.

“orang ini..”.

“Haru, ayo kita ke ruang dewan” kata Yuki.

“tapi honey...” Natsuki menyeret Haruki.


-pelajaran selesai jam 4 sore-

Semua murid pun pulang “harus diletakkan dimana? ruang gurunya dimana sih?” Hime membawa setumpuk kertas data siswa, dan berjalan di lorong yang sepi, lantai tiga deretan kelas dua, menoleh kanan dan kiri, “laboratorium kimia, laboratorium fisika”.

“lebih baik seperti itu” terdengar suara orang yang mengobrol dari arah yang berlawanan.

“eh” Hime berpapasan dengan Yuki dan Aki.

“eh, e... Sakamoto senpai” Hime membungkuk.

“eh, Sakamoto senpai?” ucap Aki sambil menoleh pada Yuki.

“apa yang sedang kau lakukan?” tanya Yuki.

“e... aku harus meletakkan data siswa ini di meja wali kelas, tapi.. aku ngga tahu ruang gurunya dimana”.

“kau sedang piket?”.

“iya”.

“baiklah aku akan mengantarkanmu”.

“ah e.. ngga perlu.. ngga perlu repot-repot, katakan saja aku harus kemana”.

“tidak apa-apa sekalian kami mau ke ruang dewan sekolah, ruang guru dan ruang dewan ada di gedung perpustakaan yang letaknya terpisah dari gedung utama”.

“e.. kalau begitu maaf sudah merepotkan Sakamoto senpai” Hime berjalan dibelakang Aki dan Yuki.

Hime menatap Yuki “dia.. baik banget” lalu beralih menatap Aki “Aki... kenapa namanya Aki ya? aku jadi penasaran.. sepertinya cuek banget, dari tadi ngga ngomong” Hime sibuk dengan pemikirannya.

Mereka melewati halaman dan berjalan menaiki tangga samping gedung perpustakaan yang tertutup dinding kaca, sehingga dari tangga sudah bisa melihat keadaan halaman dan gedung sekolah, terlebih untuk Shiki no Oujisama, agar mereka bisa keluar dengan aman tanpa para penggemar yang akan menghalangi jalan mereka.

“terimakasih” ucap Hime setelah sampai di depan ruang guru. Lalu Yuki dan Aki pergi “mereka mau ke ruang dewan ya, apa mereka selalu berada disana” Hime melihat hingga Yuki dan Aki menghilang dari pandangan.

“Sakamoto senpai? he..” Aki tertawa dan duduk di sofa dalam ruang dewan. Di ruang terdapat sofa untuk duduk-duduk, tivi dan meja untuk membuat minuman beserta peralatan minum lengkap.

“kenapa?”.

“dia itu.. lucu sekali.. sejak pertama bertemu juga begitu.. ha...”.

“eh, baru kali ini kulihat kau tertawa karena seorang gadis”.

“e...” Aki langsung bungkam “masa sih?” dan berpaling dari Yuki.

No comments:

Post a Comment