Wednesday, February 2, 2011

Shiki_Chapter # 18 Finale chapter

“eh?!” Yuki tertegun dan tak bergeming memandang ke arah panggung, sedangkan yang lain menoleh pada Yuki.

“Yuki no Oujisama?” , “apa sudah dari dulu?” , “kenapa ngga ada yang tahu?” , “tapi pantas sih, sebanding dengan Yuki no Oujisama”.

“apakah yang dimaksud berulang tahun hari ini adalah Sakamoto Yuki dari Sakamoto grup pemilik sekolah ini?” semua wartawan dan kameraman sibuk memotret Kirei, dan mereka naik menuju kursi VIP untuk memotret Yuki.

“aku tidak mengharapkan kejutan ulang tahun seperti ini, bagaimana bisa dia mengatakan itu saat media massa ada disini, dengan menyebut konser itu saja media massa akan memburu kesini, sekarang aku harus menerima akibatnya” gumam Yuki sambil berdiri dengan pose tenangnya yang mati-matian dipertahankan karena wartawan mengepungnya.

“kado ulang tahun kali ini Yuki pasti ngga bisa berkutik” , “he... ^ ^” Haruki dan Hime tersenyum dari panggung.

Yuki dan yang lainnya keluar dari auditorium diikuti para wartawan.

“bagaimana dengan karir Kirei selanjutnya” , “apa kalian akan menikah makanya Kirei berhenti berkarir” tanya wartawan penasaran.

“maaf biarkan mereka membicarakannya dulu, besok Kirei akan mengadakan konfrensi pers mengenai alasannya berhenti berkarir, jadi tolong bersabar” Haruki menghalau para wartawan.

Aria menyingkir dari pintu dan pergi

“eh?” Hime sempat melihatnya “Endou senpai” panggil Aria, Natsuki hanya menoleh “kesini” Hime menarik Natsuki

“eh?” Aki melihatnya lalu mengikutinya.

“tunggu!” Hime memanggil dengan suara agak keras dan Ariapun berhenti, halaman SMU Shiki dipenuhi pohon sakura yang mulai berbunga saat ini.

“suara itu... gadis yang waktu itu kan” Aria menoleh “eh?!” dia dan Natsuki sama-sama terkejut.

Aria dan Natsuki berpandangan dari jauh

ayo kesana” Hime mendorong Natsuki lalu pergi

apa sih yang kau lakukan?” Aki mendekati Hime.

membereskan yang belum beres, agar tahun ajaran baru nanti dapat dimulai dengan hari yang indah, ayo pergi” Hime menggandeng Aki.

tunggu”.

kenapa?” Hime menoleh.

Sret! Aki memeluk dari belakang “kau sudah melakukan semua demi hubungan orang lain, tapi melupakan hubungan sendiri, kau tahu aku sangat kesepian”.

eh? maaf...”.

Sret! Aki memakaikan sesuatu di leher Hime “apa ini?”.

kalung, tentu saja tahu kan, ini hadiah White day, kemarin dan sudah dapat coklat valentine darimu”.

Tentu saja, tradisi membalas coklat valentine yang diberikan sang pacar disebut White Day, dirayakan tepat sebulan setelah Valentine Day yaitu tanggal 14 Maret.

kalung itu berbandul bulan seperti namamu, aku membelinya di penjual pinggir jalan, susah loh cari yang berbentuk bulan”.

oh ya? kenapa bisa bagus begini? kristalnya bening banget, sinarnya berwarna biru” Hime memandangi kalung berbandul bulan sabit yang berkilauan itu.

bodoh, itu berlian, makanya berkilau”.

eh?! Aki?! tunggu dulu...” Hime berbalik menghadap Aki “aku ngga bisa terima ini” Hime mau melepas kalungnya.

tunggu” tangan Aki menahan leher Hime sambil memegang pipinya.

ini hadiah dariku, kau selalu melawan dan menolakku, jadi untuk kali menurutlah padaku, anggap saja ini kubeli dipinggir jalan”.

tapi...”.

kalau kau ngga mau terima, aku pasti sedih kan”.

emm... baiklah” lalu Aki menengadahkan kepala Hime untuk memandangnya dan dia perlahan menunduk mencium Hime.

-di taman sakura-

Aria masih berdiri jauh dari Natsuki

apa Aria datang untuk menemuiku?” tanya Natsuki sambil berjalan mendekat, Aria langsung menunduk, kini Natsuki berdiri tepat di depan Aria, tapi Aria hanya melihat sepatu Natsuki, dengan keraguan perlahan dia mengangkat wajahnya.

eh?!” pandangannya berhenti tepat di dada Natsuki, dia melihat kalung cross yang dipakai Natsuki, dia hanya menatap kalung itu, tidak berani melihat lebih ke atas, lalu Natsuki mengambil tangan Aria “hhh...” Aria kembali menunduk.

Hiks! Terdengar isak lirih Aria, tangis yang di pendam selama ini sebagai gadis tegar tulang punggung keluarga, pecah dihadapan Natsuki, meski masih berusaha ditahannya dengan sekuat tenaga, dia memalingkan wajahnya.

Gyut! Natsuki memeluknya.

-sementara itu di ruang dewan, hanya ada Yuki dan Kirei-

maaf, Yuki marah ya, karena pernyataanku semuanya jadi begini”.

aku... mana mungkin marah”.

tapi sejak aku pulang Yuki juga tidak menemuiku, padahal sudah lama sekali, aku tahu Yuki sangat marah karena selama ini aku sama sekali tidak memberikan kabar, karena jika aku menghubungi Yuki aku semakin ingin bertemu dengan Yuki, jadi aku harus menunggu saatnya aku selesai belajar dan pulang”.

Sret! Yuki mengambil tangan Kirei, dia memasangkan cincin di jari manis Kirei.

eh?” Kirei bengong, wajah yang tidak pernah ditunjukkan oleh seorang bintang secantik Kirei.

ketika kau pulang aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, begitu mendengar kata-kata Tsukino aku berpikir untuk memberikanmu sesuatu dan aku memesan itu, aku ingin memberikannya padamu tapi baru sekarang aku bisa memberikannya, lagipula sudah terjadi hal seperti ini jadi kita juga harus bertanggung jawab pada media massa yang sudah mendengar statement tadi kan” pipi Yuki terlihat memerah, dia memalingkan wajah.

oh ya, hari ini Yuki kan sudah 18 tahun kan”.

Dalam hukum pernikahan Jepang, seorang pria baru dapat menikah jika umurnya 18 tahun, sedangkan untuk seorang gadis dapat menikah jika umurnya sudah 16 tahun.

Kirei mengadakan konfrensi pers, di depan sebuah gedung bercat putih, tinggi dan tampak berseni, bangunannya bergaya kuil Yunani dengan tiang-tiang putih besar dan terdapat juga patung-patung penyair dan seniman Yunani seperti Socrates, Plato dan komposer terkenal dunia seperti Beethoven, Chopin, Mozart dan yang lainnya.

aku mengumumkan untuk mundur dari dunia musik karena aku akan mengelola sekolah musik yang kudirikan ini, sekolah ini bernama Hanamiya Music School”.

apa tidak sayang sudah belajar musik hingga keluar negeri tapi tidak dikembangkan di dunia musik?” tanya wartawan.

aku sangat menyukai musik dan ingin agar setiap orang yang menyukai musik dapat belajar musik sama sepertiku, jadi aku mendirikan sekolah musik ini, disini di Hanamiya Music School terbuka bagi siapa saja yang mencintai musik, bagi mereka yang ingin belajar tentang musik”.

-di sekolah-

Sedang ada upacara wisuda kelulusan murid-murid Shiki, Yuki naik ke podium dan berpidato sambil mengenakan tanda penyematan kelulusan siswa karena Yuki juga masih berstatus siswa Shiki.

saat ini juga aku akan mengumumkan peralihan jabatan Ketua Dewan” ucapnya “dan untuk jabatan Ketua Dewan di tahun ajaran baru yang akan datang akan dipegang oleh Endou Natsuki” semua bertepuk tangan lalu Natsuki naik ke panggung dan menuju podium untuk berpidato.

eh?” , “Nastu no Oujisama akan pidato?” , “selama ini aku ngga pernah dengar suara Natsu no Oujisama, benarkah Natsu no Oujisama akan berpidato?” semua antusias menantikan pidato Natsuki.

aku akan menjadi Ketua Dewan Shiki untuk satu tahun ke depan, mohon dukungan dan kerjasamanya” Natsuki membungkuk.

wah... suaranya lembut banget” , “indahnya..” , “tambah manis ya...” , “dari suarapun Natsu no Oujisama sangat lembut, benar-benar seperti putri” baik siswa maupun siswi semua memuji.

aku ngga nyangka, Aria bisa membawa perubahan yang begitu besar... hingga Endou senpai mau bicara lagi” kata Hime yang berdiri di samping panggung dengan Aki

Karena tidak ada murid kelas dua dan satu yang berangkat, saat ini yang ada di auditorium hanya murid kelas tiga, guru dan orang tua murid

oh ya kenapa bukan Aki yang jadi ketua dewan? semua orang menyangka Aki yang akan meneruskan jabatan Sakamoto senpai karena Endou senpai kan jarang bicara”.

sebenarnya memang aku yang diminta Yuki, tapi aku menolak, karena tugas Ketua Dewan itu berat, harus meeting dengan para pemegang saham dan bertanggung jawab seluruhnya atas Shiki, murid Shiki kan ratusan orang, belum lagi ketua dewan juga harus membuat program-program sekolah yang dapat membuat sekolah ini menyenangkan bagi para muridnya, daripada pusing dengan itu semua lebih baik aku nikmati hari-hariku bersamamu”.

Upacara wisuda kelulusan juga dihadiri oleh anggota keluarga murid selain orang tua sehingga saat ini sekolah tampak sangat ramai, mereka berfoto dan berpelukan, penuh rasa suka cita.

Ada pemandangan tak lazim yang sangat mencolok mata, tentu saja kehadiran orang tua Yuki dan Haruki, Sakamoto Eiichi dan Sakamoto Michiyo serta Nishitama Koichiro dan Nishitama Atsumi, ditambah lagi hadir artis terkenal Itou Aya kekasih Haruki.

Aki dan Hime berjalan di taman Sakura

sepertinya aku baru melewati musim semi kemarin saat aku datang ke sekolah ini, tapi sekarang sudah tiba musim semi lagi, empat musim yang kulewati kemarin adalah empat musim yang paling menyenangkan dan sangat berwarna” kata Hime.

masih ada empat musim yang akan kita lalui kan”

“hm”

oh ya, kau sudah dengar?” kata Aki.

soal apa?” mereka bergandengan tangan sambil menikmati kicau burung-burung diantara pepohonan.

Yuki dan Kirei akan menikah”.

eh? benarkah? wah... perkembangannya diluar dugaan ya..”.

Haru dan Aya akan bertunangan”.

sungguh? apa Nishitama nii-san sudah bisa serius dengan satu orang? he..”.

Natsu dan Harada juga sudah kembali, tapi Harada menunggu sampai dia lolos ujian beasiswa Universitas Tokyo”.

sepertinya Aria benar-benar orang yang sangat mandiri, dan mempunyai keinginan yang kuat, dia juga mampu belajar, bekerja dan mengurus rumah sekaligus”

sekarang... kau ngga perlu mencemaskan orang lain lagi, tinggal kita kan?” kata Aki sambil menoleh pada Hime “tunggu aku tahun depan, dan kita akan menikah”.

hee??? apa itu ngga terlalu cepat”.

kan aku sudah 18 tahun”.

he ^ ^ kalau begitu jangan lupa itu ya....”.

hm.. kita akan melewati empat musim bersama-sama, selamanya”.

Mereka menikmati angin musim semi dan kelopak sakura yang merekah, saat ini musim semi lagi, setelah musim semi berakhir musim akan berganti dan empat musim akan terus berganti, tapi setiap kenangan akan selalu terjaga seperti berlian dalam hati.Diamonds in My Heart.


Referensi Story:

Team Kashiko. Kamus Lengkap Jepang-Indonesia, Indonesia-Jepang. Cet. Ke-5. Surabaya: Kashiko. 2004.

Sumber lain:

Animonster, edisi 68/november/2004/musim gugur&tsukimi

Diamonds in my heart Ost. Choboco Ring, dinyanyikan oleh Vicki Bell

http://en.wikipedia.org/wiki/chiba-prefektur

http://en.wikipedia.org/wiki/tokyo-prefrektur

http://en.wikipedia.org/wiki/kyoto-prefektur http://en.wikipedia.org/wiki/kyoto/higashiyama-ku http://en.wikipedia.org/wiki/tokyo-tower

http://en.wikipedia.org/wiki/tokyo-disneyland

http://en.wikipedia.org/wiki/tahun-baru-jepang/kadomatsu http://en.wikipedia.org/wiki/kiyomizu-dera

http://en.wikipedia.org/wiki/kepulauan-izu/nijima http://en.wikipedian.org/wiki/yukata

http://en.wikipedia.org/wiki/tokyo-zoo/ueno-zoological-gardens

http://www.free-lyrics.org/diamonds-in-my-heart

http://bisikanbusuk.blogspot.com/2009/puisi-matsuo-basho

http://en.wikipedia.org/wiki/chiba/asahi/high-schools

http://en.wikipedia.org/wiki/list-of-music-university/spain

http://en.wikipedia.org/wiki/beethoveen

http://google.co.id/hari-libur-nasional-jepang

http://google.co.id/pantai-di-jepang/nagahama-kaigan

Shiki_Chapter # 17

“Honey” Haruki datang menemui Hime di kelasnya bersama Kirei.

“Nishitama nii san dan Ha.. Hanamiya-san?”

“ada yang penting, ayo ikut kami” Haruki membawa Hime

-diruang musik-

“kami akan membuat pesta kejutan di hari ulang tahun Yuki, apa honey mau ikut?”.

“eh” Hime menoleh pada Kirei “hm” lalu dia mengangguk dengan mantap.

“aku ingin meminta bantuanmu, untuk mengajak murid-murid Shiki bermain musik”

“musik? Tapi kita kan ngga punya klub musik, kurasa akan sulit belajar main musik dalam waktu singkat”

“tenang saja honey, dengan Kirei hal yang berkaitan dengan musik ngga akan jadi sulit lagi”

“he..haik”

Hime berkeliling sekolah ditemani Ami dan Takashi.

“apa senpai mau membantuku?” Hime mendatangi kelas dua

Murid-murid memandang aneh

“kami butuh orang untuk melakukan pertunjukkan musik”

“apa maksudmu? Shiki kan ngga ada klub musik, lagipula belajar musik itu ngga gampang, dan... kau ngga berpikir karena kau kekasih Aki no Oujisama jadi kau bisa menyuruh kami kan”

“tapi... kami harap senpai bisa ikut dalam acara ini demi Sakamoto senpai”

“Yuki no Oujisama?”

“iya, kami akan melakukan pertunjukkan musik untuk Yuki no Oujisama”

“saa.. karena kau menyebut Yuki no Oujisama, kurasa kami ngga ada pilihan selain mengikutinya”

“arigatou gozaimasu, silahkan berkumpul di ruang musik”

“aku sih ngga ikut ah, kenapa mesti percaya omongan anak itu” ada juga yang ngga ikut

-setelah keliling sekolah-

“aduh.. para senpai itu kenapa sih, mereka ngga memandang Hime sebagai pacar Aki no Oujisama ya” Ami kesal

“tentu saja kan, aku kan bukan siapa-siapa, tapi selama mereka punya niat baik demi Sakamoto senpai itu bagus kan”

“sepertinya mereka harus diberitahu betapa pentingnya kau bagi Aki no Oujisama”

mou.. ii yo

-hari-hari menjelang kelulusan kelas tiga, saat kelas sudah tidak aktif-.

“maaf aku ngga bisa pulang bareng, daa Aki..” Hime berlari meninggalkan Aki.

“kenapa lagi? dia ngga mau pulang bareng bukan karena bosan denganku kan? lalu apa yang dikerjakannya? sekarang kan sudah ngga ada pelajaran, bahkan mau libur akhir tahun ajaran, tapi kenapa aku selalu di tinggal sendiri, Haru sibuk dengan peruasahaan sejak selesai ujian, Yuki sibuk dengan kelulusan siswa, Natsu juga masih ngga mau bicara, heeh... kenapa jadi begini sih, sekolah juga jadi tambah sepi, mana murid-murid yang suka teriak-teriak itu” Aki melamun sendirian di depan kelas Hime.

-diruang auditorium-

Semua murid yang berpartisipasi berkumpul

hajimemashite, Hanamiya Kirei desu

“wah.. cantik banget ya... kayak yang digosipin selama ini” kata cowok-cowok “ternyata... acara musik bersama Hanamiya Kirei-sama, musisi terkenal dunia.. hebat..”

“mulai hari ini, mohon kerjasamanya semua” Kirei senyum

“aku akan melibatkan kalian dalam acara konser yang akan diadakan disini, mungkin kalian sudah tahu dari Tsukino-chan kalau kami akan mengadakan pertunjukan musik”

“wah.. konser? Apa maksudnya konser Hanamiya sang pianist? kita diikutkan dalam konser dengan musisi besar Hanamiya Kirei?” , “katanya pertunjukkan musik untuk Yuki no Oujisama kan, kenapa jadi konser, memangnya kita bisa?” semua ribut

“tolong tenang semua” ucap Haruki dengan setelan jasnya

“Haru no Oujisama”

“konser yang akan kita buat ini untuk Yuki, jadi kalian juga semoga melakukan tugas yang diberikan dengan senang hati”

“wah.. tentu saja”

“aku ingin tes vokal, untuk paduan suara”

Kesibukkan dimulai

“kau, bisa tolong copy text ini?” ucap Kirei lembut

“ha..haik..” siswi itu merona

“Tsukino bisa menyanyikan lagu ini...” Kirei menyerahkan selembar kertas

“bahasa inggris?”

“^ ^”

Kirei juga mengajari cara memainkan alat musik. Juga latihan menyelaraskan musik dengan paduan suara.

“aduh... susah banget sih, kita kan ngga pernah ikut klub musik, kalau harus main alat musik kan harus latihan lama” keluh mereka

“tapi bisa diajari Hanamiya Kirei-sama itu adalah keberuntungan yang tak ternilai” , “iya, Hanamiya Kirei-sama sangat baik, lembut dan cantik, jadi membuat kita nyaman saat belajar musik, padahal Hanamiya Kirei-sama musisi kelas dunia tapi tetap ramah dan sabar mengajari kita”


Hari-hari berlalu, angin musim dingin perlahan menghilang memasuki bulan Maret berganti angin hangat musim semi yang menumbuhkan kuncup-kuncup daun pada pohon-pohon yang gundul karena musim dingin, hampir sebulan berlalu sejak rasa kesepian Aki.

“nanti aku telpon saja ya, sekarang aku pergi dulu, Aki bisa pulang sendiri kan” Hime beranjak pergi.

“tunggu!” Aki mencegah tangannya “aku tahu kamu mengerjakan sesuatu untuk acara kelulusan, tapi kenapa aku yang jadi korban, sudah berapa kali kita ngga pergi sama-sama? akhir pekan juga ngga bisa, aku tahu masih bisa pakai ponsel tapi..”

“maaf!” Sret! Hime memeluk Aki “aku belum bisa bilang jadi.. Aki sabar saja ya”.

“heeh...” Aki pun mengeratkan pelukannya, lalu Aki mencium tengkuk Hime.

-di ruang dewan-

“Yuki.. sebenarnya kenapa sih sekolah ini? kenapa sepi banget? ngga ada murid-murid seperti biasanya” Aki kesal

Natsuki sedang santai minum teh hijau yang berkhasiat untuk menjaga kecantikan kulit

“Natsu, sebaiknya kau belajar bicara, biarar kita bisa bertengkar lagi”.

“sepertinya Aki merindukan para penggemar yang dulu Aki benci ya” Haruki datang selalu mengenakan setelan jas kantor.

“kau juga!” Aki mendatangi Haruki “kenapa ngga pernah datang ke sekolah, memangnya kau ngga mau ketemu Hime?”.

“ah.. honey.. aku setiap hari ketemu kok”.

“eh?? dimana?”

“ah Aki sukanya marah-marah, Yuki sebaiknya jangan dekat-dekat Aki, Natsu juga jauh-jauh ya” Haruki merangkul Natsuki.

“Haru awas kau ya” Aki mengejar Haruki, mereka berkejaran dalam ruang dewan.


Tanggal 14 Maret, tiba hari acara kelulusan SMU Shiki, media massa berdatangan ke auditorium untuk meliput konser Hanamiya Kirei yang diberitakan, siswa-siswi kelas tiga masuk dan duduk di tempat sesuai kelas masing-masing. Begitu juga yang kelas satu dan dua yang tidak ikut partisipasi.

“padahal biasanya untuk acara kelulusan kita selalu pergi dirayakan diluar ya” , “iya selain merayakan kelulusan juga merayakan ulang tahun Yuki no Oujisama, tapi ada konser seperti ini sih sama sekali ngga mengecewakan” , “Kirei na Megami masih tetap cantik seperti dua tahun yang lalu saat lulus dari sini” kata siswa-siswi kelas tiga.

“banyak wartawan dari stasiun tivi dan majalah yang datang, kayak konser besar saja” , “kau ini bodoh ya, kabarnya ini konser Hanamiya Kirei-sama kan tentu saja jadi gebrakan setelah dua tahun baru kembali ke Jepang” , “tapi maksudnya pertunjukkan musik untuk Yuki no Oujisama itu apa sih?” , “iya, hari ini kan hari ulang tahun Yuki no Oujisama, biasanya kan dijadikan pesta kelulusan”

-di pintu gerbang-

Aria berdiri ragu, tapi akhirnya dia melangkah masuk dan melihat dari pintu auditorium, Aki duduk di kursi VIP bersama Shizuka, Yuki, dan Natsuki.

“mana Haru?” tanya Aki saat menyadari Haruki tidak duduk bersama mereka, setelah kepala sekolah selesai berpidato Haruki muncul diatas panggung

“Haru no Oujisama...” siswi-siswi heboh.

“hai semuanya ^ ^ senang sekali ya rasanya sudah menyelesaikan ujian, apalagi sekarang kita kedatangan tamu istimewa yang sudah jauh-jauh kembali dari Spanyol untuk mengadakan konser disini, jadi selamat menikmati” Haruki membawakan acara dengan gayanya yang genit.

“kenapa dia tiba-tiba jadi pembawa acara?” tanya Aki melihat dari kursinya

Kirei muncul dari samping panggung, dengan membawa biolanya. Dia berdiri di tengah panggung dengan gayanya yang anggun dan mulai mengalunkan sebuah simphony Fur Elise karya Ludwig Van Beethoven yang sangat terkenal di dunia musik, khususnya untuk musik klasik. Sosoknya saat memainkan biola begitu anggun dan indah, lebih dari sekedar cantik.

“senangnya bisa melihat langsung pertunjukkan Kirei na Megami, musisi terkenal dunia” , “indah ya”.

Plok! Plok! Plok! Semua bertepuk tangan setelah permainan biola Kirei selesai.

“untuk pertunjukkan selanjutnya aku akan dibantu murid-murid Shiki” ucap Kirei, lalu serombongan siswi kelas satu dan dua masuk dan berbaris sesuai koordinasi.

“mereka? Jadi... yang dimaksud anak itu dengan pertunjukkan musik adalah.. konser Hanamiya Kirei-sama?” mereka yang tidak berpartisipasi shock

“Hime?” Aki melihat Hime dibarisan paling depan paduan suara, Kirei menyerahkan biolanya pada Haruki lalu duduk di depan piano.

“pantas saja kemarin sepi, ternyata Kirei mengumpulkan mereka untuk latihan ini” kata Aki lagi.

Siswa-siswi yang memegang alat-alat musik berdiri ditempatnya, siswa-siswi paduan suara juga berdiri ditempatnya, mereka menyanyikan lagu Happy Day, yang khas dinyanyikan pada saat musim dingin

“oh Happy Day... ” semua menyanyi dengan kompak, seisi ruangan jadi hangat.

Kelompok pemain musik mundur lalu Kirei dengan pianonya melantunkan lagu, melody mulai mengalun. Lagu dibuka dengan suara Hime juga pada bait ketiga. Selain itu paduan suara bersama-sama.


Do you remember the days When we had a long, long way to go

And you were there for me As i was there for you to be around

The sun was shining brightly Down on us so gently

That we thought we could go on For as long as far as we pleased


Hand in hand, forever and far more We would run we’d never have enough

Didn’t even need to know If it was time to wait or time to sleep

On and on, the hours tick away So the memories can go astray

How i miss the days of golden sun and please.. I’d rather be with you


Do you remember the days When we had a long, long way to share

That’s when i saw you there Looking as tired as i used to be

‘Hello’ i said unsurely You smiled a little shyly

Soon we knew we could go on Together on a journey to our dreams


Hand in hand, forever and far more We would run we’d never have enough

Didn’t even care to ask How far away from home we’d have to go

On and on the hours tick away So the memories can go astray

Oh i miss the never ending road And sure.... I’d rather be with you


Sweet summer breeze

Or autumn leaves

Midwinter sky

And blooming flowers of spring

Friends and their laughter precious and kind

Let all shine like Diamonds in my heart


All along, i’m here to find the way To that dreams we used to have before

And i long to see again Your smiling face along the way somewhere

If you hear me calling out your name And you see the meaning of it all

Come and join me in this space again You know... tomorrow will be there


*lagu ini Ost. Choboco Ring, yang dinyanyikan Vicki Bell berjudul Diamonds in My Heart*.

Lagu itu lembut, mengartikan sebuah kenangan bersama teman-teman yang melewati empat musim, sangat berharga dan akan selalu tersimpan seperti berlian dalam hati.

Semua bertepuk tangan Kirei

“wah... padahal Shiki kan ngga ada klub musik, tapi mereka bisa menampilkan pertunjukkan yang hebat ya” , “tentu saja, yang menangani kan Kirei na Megami” puji senpai kelas 3

“ternyata anak itu mengumpulkan orang untuk pertunjukkan konser Kirei na Megami, bisa menghabiskan waktu berlatih musik dengan musisi kelas dunia seperti Kirei na Megami pasti sangat beruntung, aku menyesal waktu itu ngga ikut”

Kirei masih duduk dibalik piano, kelompok paduan suara mundur jadi Kirei sendirian diatas panggung. Denting piano mulai mengalun.


Aishi aeba wakareyuku Sonna deai kurikaeshita

Kioku fukaku tesaguri de Amai kage wo motometeru

I can taste the sweetness of the past Doko ni mo anata wa inai kedo

I’ll be alright me wo tsubureba soko ni Kawaranai ai wo.. i believe


Haru no hikari atsumetara hana sakasete

Natsu wa tsuki ukabu umi de mitsumete

Aki no kaze fuyu no yuki mo Sono toiki de atatamete hoshii

Four season with your love Mou ichidou


Negai dake no yakusoku wa Toki ga tateba iroaseru

Can you feel me underneath the skin Anna ni kasaneta omoi nara

We’ll be alright shinjite ireba sou Donna tookute mo... Stay with me


Haru no hana nemuru yoru ni mukae ni kite

Natsu no sunahama ni message nokoshite

Aki no ame fuyu no namida Kanazaru ai de atatamete hoshii

Four season with your love Yume no naka


Nagareru toki wo kokoro ni ari no mama ni

Futari ni hibi wa mou sugu omoide

Ai mo yume mo wasure mono itsu no hi demo atatamete hoshii

Four season with your love Mune no oku


*lagu ini Ost. Inuyasha The Movie 3 yang dinyanyikan Namie Amuro berjudul Four Season*

Kirei selesai menyanyikan lagu, semua kembali bertepuk tangan

berita besar, selama ini kan Hanamiya Kirei hanya mengadakan konser musik, ini pertama kalinya Hanamiya Kirei menyanyi, ini pasti bisa jadi tayangan hebat kalau disiarkan” kata para wartawan.

Kirei berdiri dan Haruki masuk ke tengah panggung membawakan Biola Kirei, kelompok paduan suara kembali muncul, kelompok pemain musik ikut gabung dengan paduan suara.

yang terakhir ini adalah persembahan khusus dari semua murid Shiki” ucap Kirei.

Biola mengalun bersamaan paduan suara.

Happy birthday to you, Happy birthday to you” suara tenor, sopran dan alto semua menyanyi dengan bagian masing-masing “Happy birthday, Happy birthday, Happy birthday To you”

Yuki tertegun.

Yuki no Oujisama, Otanjoubi Omedetou Gozaimasu!!!” semua paduan suara berucap bersamaan.

Plok! Plok! Plok! Semua bertepuk tangan

baru kali ini ada persembahan untukmu, biasanya kau yang buat acara untuk kelulusan, meskipun itu hari ulangmu sendiri, sekarang mereka membuat acara untukmu, sepertinya direncanakan Kirei dan Haru” kata Aki.

“selamat ulang tahun Sakamoto senpai” ucap Hime “terimakasih telah menjaga Shiki selama ini dan terimakasih atas kerja kerasnya membuat sekolah ini menjadi begitu menyenangkan bagi kami, meskipun hanya bersama selama satu tahun, tapi kebaikan Sakamoto senpai memberikan arti yang dalam bagi kami” lalu Hime membungkuk dan semua bertepuk tangan untuk Yuki.

terimakasih honey, sekarang gimana dengan Kirei, apa ada yang mau diucapkan?” kata Haruki di tengah panggung.

iya, untuk teman-teman pers, terimakasih atas kehadirannya disini, meskipun ini hanya mini konser tapi ini adalah penampilan pertamaku sejak aku kembali ke Jepang, aku memilih tempat ini karena di sekolah ini aku mempunyai kenangan yang sangat berarti bersama teman-temanku dan seseorang yang sangat berarti untukku”.

“eh?? siapa ya?” , “wah Kirei na Megami menyukai siswa Shiki ya?” , “siapa?” , “tapi kan angkatan Kirei na Megami sekarang ngga hadir disini apa itu artinya siswa yang disukai Kirei na Megami masih sekolah di Shiki?” , “mustahil.. jadi masih sekolah? lebih muda ya? siapa ya?” , “tapi untuk wanita sekelas Shiki no Megami seperti Kirei na Megami harusnya cocoknya dengan yang sekelas Shiki no Oujisama kan?” , “aduh jadi deg-degan” semua murid jadi ramai.

“hari ini...” Kirei kembali berbicara “aku mengumumkan bahwa aku tidak akan lagi meninggalkan Jepang dan tidak lagi berkarir di dunia musik”.

“eh?!” Yuki terkejut

“apa maksudnya? bukannya dia kembali untuk mengadakan konser” kata Aki

“eh? apa itu benar? padahal baru saja kembali setelah pendidikan musiknya di luar negeri” wartawan mulai ramai.

dan hari ini aku datang khusus untuk seseorang yang sangat berarti bagiku disini, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya, dan aku membuat konser ini khusus untuknya juga sebagai permintaan maafku selama dua tahun ini tidak bisa bersamanya”.

eh?!” Yuki kembali tertegun dan tak bergeming memandang ke arah panggung, sedangkan yang lain menoleh pada Yuki.

Shiki_Chapter # 16

“he ^ ^ karena aku ngga mau ketemu”.

“eh!!” Aki mendengar dari balik tiang tembok di belakang mereka bertiga, Aki shock.

“kenapa?” tanya Ami dan Takashi.

“karena ini bulan Februari” kata Hime dengan senyum yang enteng

Aki serasa membeku dengan angin musim dingin yang masih bertiup meskipun musim hampir berganti dengan tumbuhnya kuncup daun sakura, Aki berdiri kaku.

-dihalaman-

Shiki berjalan menuju ruang dewan

“Shiki no Oujisama!!” semua siswi berkumpul “mohon terima coklat ini” mereka semua menyerahkan coklat ke tujuan masing-masing.

“terimakasih...” ^ ^ Haruki dengan wajah riangnya menerima coklat-coklat itu, begitu juga Natsuki dan Yuki menerimanya dengan senyum, cuma Aki yang masih diam tanpa menerima satupun coklat yang diserahkan padanya “e.. Aki.. ayo ambil coklatnya” bisik Haruki.

“heh.. maaf, permisi” Aki pergi menerobos kerumunan.

“kenapa sih Aki? biasanya meskipun dia ngga mau terima coklat tapi kan ngga marah-marah begitu, he ^ ^ gimana kalau sekarang biar aku yang menyimpankannya untuk Aki?”.

haik, arigatou Haru no Oujisama..”.

“seperti biasa ya, Yuki selalu dapat banyak coklat” semua menoleh, Kirei dan Shizuka datang.

“Shiki no Megami” kata siswi-siswi kelas tiga yang pernah mengenal dua dewi Shiki itu sebelum lulus dan meninggalkan SMU.

“apa tangannya masih muat jika aku memberikan coklat ini?” semua diam menunggu reaksi Yuki, lalu perlahan Yuki mengambil coklat itu.

Aki berjalan dengan wajah lesu ke ruang dewan “eh?” dia melihat seseorang menunggu di depan pintu ruang dewan.

“eh? Aki sendirian? mana yang lain?” Hime berdiri di depan Aki.

“heeh.. mereka masih sibuk dengan coklat-coklat, kau.... bukannya ngga mau ketemu denganku?”.

“eh?! heeh... iya”.

“eh!!!” Aki lebih shok ketimbang saat dia mendengarnya tadi siang.

“heeh” Hime menarik nafas lagi.

“kenapa? kenapa dia terus menarik nafas? apa... dia bosan berada bersamaku? apa... aku ditolak? dia bilang ngga mau ketemu denganku, ini benar-benar akan berakhir, tapi kenapa? apa aku harus menanyakannya? e.. dadaku rasanya sesak”

“Aki? kau ngga dengar ya?” kata Hime sambil melihat wajah Aki yang menunduk dengan pandangan kosong.

“apa?” katanya.

“kau.. benar-benar ngga dengar? padahal aku kan sudah susah payah mengucapkannya..”.

“eh?! apa? mengucapkan apa? putus? ngga.... ngga mungkin, dadaku sesak, nafasku hampir berhenti” Aki tenggelam dengan pemikirannya.

“heeh... baiklah, akan kukatakan sekali lagi”.

“tunggu!” cegah Aki “aku... aku ngga mau dengar”.

“eh?? apa?” wajah Hime heran “jadi kau menolak?”.

“eh?” wajah beku Aki tiba-tiba berubah bengong.

“coklat ini” Hime memperlihatkan coklat yang dari tadi dipegangnya.

“coklat?”.

“aku membuat coklat ini untukmu, saat ujian aku minta supaya kita ngga ketemu karena aku mau menyiapkan coklat ini sebagai kejutan, meskipun tersiksa karena kangen dan pengen ketemu tapi begitu ingat bulan Februari aku jadi bersemangat dan mengalihkan rasa sedih itu dengan memikirkanmu yang akan menerima coklat yang akan aku berikan ini... tapi... kamu ngga mau ya?”.

“eh? coklat untukku?” sekarang malah wajah Aki terlihat bodoh “jadi bukannya mau putus?” gumam Aki sendiri.

“eh? kau bicara sesuatu?”.

“ngga ^ ^” sekarang dia tersenyum “coklat ini... aku pasti akan memakannya” Aki memandang Hime dengan semangat. Gyut! Aki memeluk Hime “aku senang sekali”.

“e.. iya, syukurlah kalau kau senang”.

“( jadi dia sengaja mau memberikanku kejutan, dia selalu memikirkanku saat kami ngga bertemu ) aku sangat mencintaimu” pelukan Aki semakin erat.

“eh? a... ada apa? Aki?”.

“aku ngga akan melepasmu”.

“eh? bicaranya apa sih, tapi.. aku senang sih mendengarnya”.

-diruang dewan-

“Ulang tahun Yuki kali ini mau bikin apa?” tanya Haruki, hari setelah ujian terasa lebih santai “biasanya kan hari ulang tahun Yuki selalu dijadiin pesta perpisahan karena bertepatan dengan pesta kelulusan Shiki, dua tahun lalu di Hotel Summer Love punya Natsu, terus tahun lalu ke tempat ski di Hokkaido kan”.

“bukannya kita sudah tidak bisa buat acara?” kata Yuki sambil serius dengan dokumen akhir tahun ajaran.

“oh.. ya.. karena ada itu ya”.

Sementara itu di lain tempat

“Aki sudah dong.. cape nih.. haah... masa masih belum puas sih” kata Hime lemas.

“ini hukuman kan, karena kita ngga ketemu selama ujian kemarin, kau harus menemaniku seharian ini”.

“tapi... haah.... ini kan sudah lagu yang ke lima belas”.

“bukannya kau yang minta kesini, tadi waktu kutanya kita mau pergi kemana kau yang minta pergi ke karaoke kan, karena sudah sering karaokean bareng teman-temanmu itu”.

“tapi lagunya ngga sebanyak ini... sudah cukup” Hime terduduk di sofa “lagian kau ini kan yang mereka sebut pangeran.. kenapa begitu semangat pergi ke tempat seperti ini”.

“tapi kau kan ngga pernah menyebutku pangeran, jadi itu artinya aku orang biasa sama sepertimu, lagipula tempat-tempat mainmu asik kok, jajanan pinggir jalan yang kau belikan juga enak, kafe ice cream pinggir jalan yang kau datangi juga bersih”.

“memangnya selama ini kalau kau jajan dan makan itu dimana? tempat-tempat seperti itu kan sering didatangi anak-anak sekolah”.

“aku... ah sudahlah ayo nyanyi lagi”.

“ngga mau...”.

“kau ini.. nggak pernah ada orang yang menolak ajakanku”.

“sudah ayo kita pergi” Hime menyeret Aki keluar.


Salju masih tebal, pohon-pohon pinggir jalan yang tinggal ranting itu tertutup salju, jalanan juga tertimbun salju.

-di ruang dewan-

“jadi Kirei benar-benar akan mengadakan konser disini di hari itu ya” kata Aki yang sedang bersama dengan Natsuki dan Hime.

“hari ini Nishitama nii-san juga ngga datang ya”.

“Haru mulai sibuk dengan pengambil alihan jabatan di kantor, dia jadi jarang masuk sekolah” kata Aki.

“jadi sepi ya, sepertinya Sakamoto senpai juga jarang kelihatan, apa hubungan Sakamoto senpai dengan Hanamiya san sudah baikan?”.

“Yuki sih ngga pernah cerita, Kirei juga kelihantannya sangat sibuk”.

“padahal kan sudah kembali setelah pergi dalam waktu yang cukup lama, tapi malah ngga pernah ketemu ( eh? ngomong-ngomong soal ngga pernah ketemu, ada juga seseorang yang sudah lama ngga saling ketemu kan )” Hime menoleh memandang Natsuki “Aki, ada yang mau kubicarakan” kata Hime dengan wajah serius lalu mereka pergi keluar ruangan “soal Endou senpai?” Hime setengah berbisik “aku benar-benar ingin ketemu Aria, sepertinya ada kesalahpahaman yang harus dijelaskan sama Aria”.

“kenapa?”.

“sudah jelas kan, Endou senpai sangat mencintai Aria, bahkan Endou senpai jadi sangat jarang bicara karena suaranya yang sangat lembut itu cuma milik Aria saja, begitu kan”.

“eh? aku kan ngga pernah bilang begitu, dari dulu Natsu memang ngga mau banyak bicara kalau di depan orang yang ngga dekat dengannya karena suaranya mirip perempuan”.

“tapi dari cerita yang waktu itu Endou senpai masih terasa ceria dan mau bicara banyak dengan yang lain”.

“eh? apa iya ya? aku ngga pernah sadar”

“jadi kapan kita pergi ke tempat Aria?”.

“kau ini kenapa sih semangat sekali, itu kan urusan orang”.

“karena aku menyayangi Endou senpai kan, aku ngga mau Endou senpai yang sangat baik itu harus mengalami hal seperti ini, soal Hanamiya san aku ngga bisa berbuat banyak, aku hanya bisa mengatakan itu pada Sakamoto senpai ( waktu diperpustakaan itu, aku rasa aku sudah cukup memberikan dorongan untuk Sakamoto senpai )”.

“he.. aku senang”.

“eh?” Hime melihat wajah lembut Aki yang jarang terlihat.

“kau mau menyayangi mereka, bukan karena aku, tapi karena kau memang dekat dengan mereka”.


Di distrik Asahi prefektur Chiba, dekat dengan Teluk Tokyo, ada sebuah rumah sedehana, papan rumahnya bertuliskan Harada

“kalian ayo bantu kakak dong” Aria membawa kardus dengan susah payah. Gadis itu tampak semakin dewasa, rambutnya panjang terikat.

“kan cuma segitu, kakak pasti bisa bawa sendiri kan” kata Satomu adik laki-laki Aria yang sekarang kelas 3 SMP.

“kau tega sekali.. ini kan berat Satomu...”.

“iya, iya aku bantu buka pintu gudangnya deh”.

“haah... akhirnya selesai beres-beres buku tahunannya”.

“kakak sudah mau kelas tiga kan, apa belum punya pacar juga ya?”.

“eh? kau ini.. tanya begituan, memang kenapa? Jangan-jangan kau... sudah punya pacar ya? ayo jawab Satomu..”.

“tentu saja, aku kan cowok, harus pengalaman kan”.

“siapa yang mengajarimu begitu, awas ya.. kau ngga boleh menyakiti perasaan perempuan”.

“iya, tahu.. aku juga kan punya kakak dan adik perempuan, aku juga ngga mau kan kalau ada yang menyakiti kalian”.

“he baguslah kalau kau mengerti, tapi harus tetap ingat ya kau sudah kelas tiga, jangan lupa belajar”.

“apaan sih, ujian di SMU Asahi kan gampang banget, buktinya kakak selalu dapat peringkat utama, padahal kakak kan sering kerja sambilan jadi ngga pernah belajar kan”.

“Satomu... awas kau ya, sini kau”.

“ngga mau!!” Satomu berlari keluar pagar.

“heeh... aku belajar mati-matian karena ingin masuk Universitas Tokyo, karena sama-sama Universitas negeri jadi pihak sekolah juga punya kesempatan mengusahakan muridnya masuk ke Universitas Tokyo, kalau sudah masuk Universitas itu... aku... tak akan malu lagi jika menyebut pernah dekat dengan.... dia...”.

“kakak..” Satomu masuk lagi.

“eh? kau mau menerima hukuman karena meledekku?”.

“itu.. ada teman kakak, dua orang di depan”.

“eh? dua orang? heeh bukannya Ako dan Akemi? mereka kan sudah biasa kesini”

“bukan.. tapi laki-laki dan perempuan” kata Satomu lalu Aria pergi ke pagar.

“eh! laki-laki itu... teman Endou?”

Hime dan Aki berdiri di depan pintu pagar.

“selamat sore” sapa Hime “namaku Tsukino Hime dan dia Toyama Aki, apa kau Aria?”.

“eh? e... iya, namaku Harada Aria”.

“he senang berjumpa denganmu ^ ^”.

“eh? e.. iya, sama-sama”.

“ngga usah kaku begitu, aku ingin sekali ketemu denganmu, ingin ngobrol banyak denganmu”.

-di tepi pantai-

Sambil menikmati ombak, Aria, Hime dan Aki jalan bertiga

“kau masih ingat dengan kami kan?” tanya Aki.

“he.. iya, Shiki no Oujisama”

“eh? jadi... kau benar menganggapnya seperti itu ya” kata Hime, Aki akhirnya menghentikan langkahnya dan berbalik.

“kutunggu di mobil saja” lalu dia pergi meninggalkan Hime dan Aria.

“aku dan Aki pacaran, meski aku memang murid SMU Shiki tapi aku cuma orang biasa, maaf aku dengar cerita tentang kau dan Endou senpai”.

“ooh..” mereka duduk di batu tempat memancing.

“kenapa kau memutuskan Endou senpai? bukankah kalian saling menyukai?”.

“kau juga pasti sudah tahu, Endou sangat tinggi dan sulit untuk kucapai”.

“hm... tapi itu kan karena kau yang merasakan dia sangat tinggi”.

“eh” Aria menoleh pada Hime.

“bukankah kau sudah mencapainya? tapi kau yang melepaskannya”.

“eh?!”.

“dulu aku ngga tahu soal pangeran SMU Shiki itu, tapi bagiku Aki, Endou senpai, Sakamoto senpai dan Nishitama nii-san adalah orang biasa sama sepertiku, karena mereka sangat baik jadi aku suka mereka, selama ini kau menganggap Endou senpai tinggi karena kau merasa dia tinggi jika kau merasa dia sama sepertimu dia pasti akan terasa dekat denganmu”.

“hhh.. kamu ngga ngerti”.

“kenapa? karena kata-kata orang? Aku juga sempat mengalaminya, ngga mudah berada dekat dengan orang kayak mereka”.

“eh?! lalu?”

“tapi aku ngga mau membedakan orang, aku akan menghormati orang yang perlu kuhormati, tapi aku ngga mau menjauhkan diri dari orang yang ada disekitarku, selama kedudukan mereka masih sama sepertiku mereka adalah sama sepertiku, mereka juga pasti ngga mau dibedakan seperti kita yang ngga ingin dibedakan dengan mereka kan” nada Hime terasa bersemangat “aku sangat menyukai Aki, dan aku ngga perlu mendengarkan pendapat orang yang ngga penting, yang penting adalah perasaan Aki padaku dan perasaanku pada Aki, begitu juga denganmu kan, kamu juga sangat menyukai Endou senpai kan?”

Aria menunduk melihat bebatuan yang tertepa ombak

“selama ini Endou senpai ngga pernah melupakanmu, kau tahu itu?”.

“eh” Aria menoleh, melihat Hime tersenyum.

Setelah Hime pergi Aria masih duduk di tepi pantai

“dingin, sudah ngga ada lagi matahari musim panas... aku ingin musim panas datang dan menghapus rasa dingin ini, Natsu....ki” ucap Aria.

Shiki_Chapter # 15

“eh?!” Natsuki terkejut melihat Aria, mereka berpandangan, tapi kemudian Natsuki berpaling berbisik pada Yuki dan pergi.

“heh?!! heeh.. wajar saja kalau Endou membenciku, aku... sudah ngga bisa lagi menyerahkan ini” Aria menggenggam erat kado itu.

konnichiwa” Yuki berdiri di depan Aria

“eh” Aria langsung menoleh

“bisakah kau ikut aku?” kata Yuki.

Mereka kemudian sampai di Summer Hotel.

“selamat datang tuan Sakamoto” sapa pelayan.

Di sebuah kamar hotel Natsuki menunggu.

“silahkan” Yuki mempersilakan Aria untuk masuk lalu dia pun pergi, Natsuki dan Aria saling berhadapan tapi saling diam.

eto... kyou wa.. Endou no tanjoubi desune.. saki... shiterareru terebi o mieta kara, otanjoubi omedetou ne..” ucap Aria tanpa memandang Natsuki dan Natsuki pun masih diam “aku tahu Endou membenciku, dan ini pun ngga tahu apa Endou mau menerimanya apa ngga, tapi.. aku tetap ingin memberikannya pada Endou” Aria menyerahkan kado itu.

Natsuki masih diam, lama, membuat Aria cemas hingga matanya terpejam, tapi akhirnya Natsuki mengambilnya.

“maaf! aku sudah tiba-tiba muncul dan mengganggu Endou” Aria tetap menunduk “aku... pergi” Aria berbalik.

“aku ngga membencimu”.

“eh?!”

Akhirnya mulut Natsuki terbuka.

“aku ngga pernah membencimu”.

“suara ini.. sudah lama aku tak mendengar suaranya” air mata Aria mengalir tapi dia tetap menahan isaknya.

“aku selalu mengingatnya, kenangan itu.. dan kau, karena aku.. mencintaimu”.

“heh” Aria pergi keluar, berjalan di koridor hotel sambil menangis “aku juga.. mencintaimu, tapi aku ngga mau menangis di depanmu”.

Lalu yang lain datang ke kamar.

“Natsu.. apa benar sekarang kau jadi pendiam?” kata Aki.

“padahal suara Natsu yang lembut kayak cewek itu yang bikin Natsu semakin manis” kata Haruki.

“benar.. gimana kalau pacaran denganku saja, ngga perlu sedih lagi ya” kata Aki sambil merangkul Natsuki.

“tunggu dulu Aki.. yang selalu menyukai Natsu kan aku.. pacaran denganku saja”.

“tapi kalau kau itu cewek.. jadi lebih baik kau berubah jadi cewek saja ya” kata Aki.

“sepertinya aku harus pergi” Yuki keluar.

“kalian...” ucap Natsuki.

“eh?” Aki dan Haruki menoleh tanpa dosa lalu... Jedakk! Jedakk! Terdengar suara heboh dari dalam.

“heeh” Natsuki keluar dengan memakai kalung cross itu ada didadanya.

-flashback over-

Hiks! Hime nangis “kejamnya.. kenapa kisah Sakamoto senpai dan Endou senpai begitu menyedihkan... kedua pasangan itu saling menyukai tapi kenapa ngga bisa bersama.... apa Endou senpai pernah bertemu sama Aria sesudah itu?”.

“sudah lebih dari setahun mereka belum pernah bertemu lagi” kata Aki.

“oh.. tapi... Hanamiya-san sudah kembali kan? mungkin Sakamoto senpai merasa senang”.

“itu juga belum tentu.. karena.. alasan Kirei kembali juga.. bukan karena Yuki”.

“hee?”.

“Kirei akan mengadakan konser, di ruang auditorium, makanya sekarang dia dan kakak sedang mengurusnya dengan pihak sekolah”.

“benar juga.. sampai sekarang juga aku belum melihat Sakamoto senpai”.

“kalau itu sih.. dia sedang ada disana”

-di paviliun Yuki duduk-

“apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Aki.

“^ ^.. Tsukino..”

Lalu Natsuki juga datang.

“eh?” Hime melihat kalung yang dipakai Natsuki.

“e.. Aki.. menjauh” kata Hime.

“eh? kau ini kenapa?”.

“kita ngga boleh berdekatan di depan mereka, sudah ikuti saja apa yang kukatakan” kata Hime.

“apa karena cerita tadi?”.

“cerita? cerita apa?” tanya Yuki.

“ngga.. bukan apa-apa” kata Aki.

“aku tidak tahu apa yang ingin dilakukannya, membuat konser di gedung sekolah, itu kan terlalu kecil” Yuki tampak pusing, tidak biasanya pria kalem itu tampak kebingungan.

“( kecil? gedung itu kan mampu menampung ratusan murid Shiki, yah mungkin untuk ruang konser musisi terkenal di dunia seperti Hanamiya-san terlalu kecil ) e... apa.. Sakamoto senpai sudah bertemu dengan Hanamiya-san?”.

“eh? aku?”.

“hai semuanya..” Haruki datang bersama Kirei dan Shizuka, berjalan menuju paviliun.

“maaf, aku pergi dulu” Yuki pergi.

“eh?” semua heran.

“kenapa malah pergi” kata Aki.

“harusnya senang kan karena ketemu Hanamiya-san” kata Hime.

“mungkin dia masih marah karena Kirei tidak menghubunginya selama dua tahun ini” kata Shizuka “lagipula dia pulang diam-diam dan tiba-tiba datang ke sekolah, dan orang pertama yang ditemuinya justru kepala sekolah bukannya Yuki”.

-di perpustakaan-

Hime mencari-cari buku

harus lebih rajin lagi, sebentar lagi ujian kenaikan kelas.. eh” Hime melihat Yuki duduk di sudut bangku perpustakaan tanpa buku, melamun sendirian “( baru kali ini kulihat Sakamoto senpai melamun ) Konnichiwa” ucap Hime.

“eh, kau? bukankah tadi...”.

“aku harus mencari buku untuk belajar menghadapi ujian nanti, aku pergi lebih dulu, boleh aku duduk disini?” kata Hime sudah tidak canggung lagi.

“silahkan”.

“kenapa Sakamoto senpai melamun”.

“eh? melamun? ah aku hanya ingin duduk saja, melihat pemandangan diluar” Hime melongok.

“eh Hanamiya san?”.

“eh” -///- Yuki tersipu, dari jendela perpustakaan itu terlihat paviliun tempat Kirei dan yang lain sedang mengobrol.

“Sakamoto senpai pasti merindukan Hanamiya-san kan?”.

“eh” Yuki menoleh pada Hime.

“maaf, aku dengar dari Aki, cerita tentang Sakamoto senpai dan Hanamiya san, alasan Sakamoto senpai ngga mau ketemu juga bukan karena marah pada Hanamiya-san tapi karena Sakamoto senpai ngga tahu apa yang harus Sakamoto senpai lakukan kan”.

“eh? kau...”.

“Aki bilang kalau Sakamoto senpai dan Hanamiya-san ngga pacaran jadi ngga bisa mengungkapkan perasaan rindu yang ada, jadi begitulah yang terpikir olehku, bagiku hubungan batin antara Sakamoto senpai dan Hanamiya san itu lebih dari ikatan yang diucapkan, meskipun berpisah jauh untuk waktu yang lama dan tanpa komunikasi tapi Sakamoto senpai dan Hanamiya san masih saling mencintai dan saling percaya, bukankah itu lebih kuat dari apapun?”

“eh? he... terimakasih ^ ^” akhirnya Yuki tersenyum.


Hal-hal istimewa yang terjadi di musim salju salah satunya adalah perayaan tahun baru. Di Jepang tahun baru dirayakan dari tanggal 1 Januari sampai 3 Januari, tetapi instansi pemerintah dan perusahaan swasta sudah libur mulai tanggal 29 Desember, saat inipun sekolah sedang libur.

“malam tahun baru besok kita kemana?” tanya Haruki saat semua berkumpul di restoran di daerah Ginza.

“ke Hokkaido saja, menikmati salju disana paling asik kan” kata Aki.

“emmm... maaf aku ngga bisa ikut, kakek dan nenek akan berkunjung jadi ngga bisa pergi jauh, maaf ya” Hime membungkuk.

“kakek dan nenek akan ke Tokyo?” tanya Aki

“hm”

“ya sudah kalau gitu kita rayakan tahun baru di Tokyo Tower saja, honey pasti ikut kan?”.

“iya, akan aku usahakan, sekarang aku harus pulang, mereka pasti sudah datang”.

“aku akan mengantarmu” Aki pun ikut pergi ke rumah Hime.

-di rumah keluarga Tsukino-

“wah kakek dan nenek sudah datang” ucap Hime sambil masuk ruang tamu.

“selamat siang” sapa Aki sambil membungkuk.

“Aki juga datang ya, ini kakek mengambilkan jimat dari kuil, untuk Hime dan juga Aki”.

“eh? untukku juga?”.

“tentu saja, jimat lambang doa dan harapan”.

“terimakasih” ucap Aki.

-menjelang tahun baru-

Akhir tahun biasanya masyarakat Jepang sibuk membersihkan rumah untuk menyambut tahun baru, begitu juga di rumah keluarga Tsukino

“Hikaru bantu aku” teriak Hime dari gudang.

“iya, aku datang”.

Trrr!! di tengah kesibukan ponsel Hime bergetar “halo? Aki, maaf hari ini aku sibuk banget, nanti saja ya, daa” langsung ditutup.

“dia ini... kenapa sih suka banget menolakku” gerutu Aki dalam mobilnya yang sudah tiba di depan rumah Hime.

“Aki? Hime ada di gudang langsung saja kesana ya” kata mama di pintu depan.

“eh?? kenapa kau ada disini?” Hime menatap heran.

“gimana kalau kak Aki bantuin juga, berat nih” Hikaru datang membawa kardus kecil, akhirnya diangkat Aki dan dia bantu beres-beres rumah juga.

“hatchii!!” Aki bersin-bersin saat membersihkan gudang.

“kalau alergi kenapa ikut bersih-bersih”.

“ngga apa-apa, cuma begini saja, hatchii!!”.

“heeh...” Hime keluar lalu sebentar sudah balik lagi “pakai ini ya” Hime memakaikan masker, Aki menatapnya “eh? itu masih disimpan?” tanya Hime melihat gantungan ponsel Aki, jimat yang diberikan kakek Hime.

“ini kan doa dari kakek, lagipula... aku baru pertama kali ini menerima yang seperti ini”.

-lalu di luar-

“apa ada yang bisa membantu papa mengecat tembok bagian atas? tangan papa ngga sampai nih” semua melirik Aki, akhirnya Aki juga mengecat tembok.

“kakek jangan ikut-ikutan istirahat saja di dalam” kata Hime saat mellihat kakek sedang memalu kayu untuk rumah kucing Hime.

“tapi semua kan sedang sibuk” lagi-lagi Hime melirik Aki.

“iya, baiklah, biar aku saja kek” Aki memalu dan menggergaji kayu

-setelah selesai-

“haah...” Aki terkapar di lantai tatami ruang khusus keluarga di rumah Hime.

otsukaresama deshita” ucap Hime bercanda pada Aki sambil membawakan minuman.

“tapi senang juga, selama ini aku kan ngga pernah melakukan persiapan tahun baru seperti ini”.

“ini kuenya” mama dan nenek datang.

“wah nenek bikin kue ya”.

“kue mochi ya” Aki ikut semangat “makanan khas tahun baru” Aki memakannya.

“iya nenek bawa dari Kyoto”.

“papa tadi juga bikin kadomatsu loh ada di depan rumah” kata mama.

Kadomatsu adalah hiasan tahun baru yang terbuat dari rangkaian ranting pohon pinus dan potongan bambu, biasanya Kadomatsu dibuat sepasang yaitu kadomatsu laki-laki dan perempuan dan diletakkan di depan rumah atau gedung.

“sepertinya sudah sore, Hime mau merayakan tahun baru sama Aki kan” kata papa “tahun baru kali ini, papa di rumah saja mau minum sake”.

“Satoshi, ayo kita bertanding, siapa yang lebih kuat minum sakenya” kata kakek.

“wah.. jadi semangat ya” kata mama.

“aku juga ingin ikut bertanding minum sake” kata Aki

“benar juga, Aki kan calon menantu, kalau jadi menantu keluarga Tsukino harus jago minum sake” kata kakek.

“kakek.. bicara apa sih” wajah Hime memerah.

“menantu...” Aki bengong, pandangannya kosong dan tersenyum sendiri.


Untuk merayakan tahun baru, masyarakat di kota Tokyo biasanya berkumpul di Tokyo Tower.

Tokyo Tower adalah menara simbol kota Tokyo yang terletak di Shiba Park, distrik Minato. Tokyo Tower itu tingginya 332,5 meter, selain sebagai tempat kunjungan wisata, fungsi utama menara berwarna merah putih itu adalah sebagai antena pemancar berbagai macam saluran televisi dan radio.

Pada saat-saat tertentu warna pencahayaan Tokyo Tower dapat berubah-ubah ketika malam hari, seperti pada saat musim dingin warna cahaya Tokyo Tower akan berubah menjadi orange, alasannya karena warna orange lebih hangat dan dapat mengimbangi rasa dingin di musim salju, sedangkan pada musim panas Tokyo Tower akan menyala cahaya putih karena warna putih adalah warna yang lebih sejuk untuk meredam panasnya musim panas, kadang warna cahaya Tokyo Tower berubah-ubah saat hari perayaan tertentu, seperti cahaya biru saat penyambutan Piala Dunia di Jepang, atau cahaya hijau saat ada pemutaran premier The Matrix Reloaded atau warna merah, putih dan hitam saat perayaan hari pertama penjualan Coca Cola C2.

“mana honey...” Haruki dan yang lain menunggu di kawasan Shiba Park.

“maaf sudah menunggu” Hime dan Aki datang, Hime melihat Kirei yang juga datang untuk merayakan tahun baru bersama, tapi Yuki masih terlihat kaku.

Tepat tengah malam para pengunjung yang sudah bersiap dengan terompet masing-masing bersama-sama menghitung mundur

“tiga, dua, satu...!!!”.

Siiit!!! Dhuaaarr!! Kembang api memecah langit lalu dari Tokyo Tower menyala kembang api seakan air berwarna-warni memancar dari Tokyo Tower.

Akemashite omedetou gozaimasu!!”


Bulan Februari saat ujian kenaikkan kelas, dan ujian kelulusan kelas tiga yang berlangsung selama tiga hari. Ujian tahun ini dilaksanakan setelah libur hari Pembentukan Negara tanggal 11 Februari. Seperti biasa para dewan sekolah berkumpul di ruang dewan.

“aduh.. jadi ngga bisa ketemu honey.. aku kangen banget sama honey” kata Haruki.

“bukannya aku yang harusnya mengeluh karena itu” kata Aki yang bete.

“oh ya Aki sama honey kan sudah lima bulan jadian, gimana rasanya?”.

“apaan sih?” Aki masih saja bete.

“sebaiknya kau diam saja, jangan ganggu Aki” kata Yuki.

“memangnya kenapa?” Haruki bertanya dengan wajah bodohnya.

“Tsukino minta supaya dia dan Aki tidak bertemu selama ujian ini berlangsung”.

“haa.. kalau mau ketemu ya ketemu saja kan”.

“tapi dia yang minta, kalau aku tiba-tiba menemuinya itu namanya aku egois kan” rasa bete Aki berubah jadi panas.

“gimana kalau lihat dari jauh saja?”.

“eh?” Aki terpengaruh ucapan Haruki “he kau memang cerdas, ayo pergi” Aki merangkul Haruki.

Aki pergi ke gedung utama dan melihat Hime dari balik tikungan tembok

“haa.. akhirnya ujian matematikanya selesai...” Hime bersantai di koridor sama Ami dan Takashi.

“tau ngga, aku sudah mati-matian belajar semalaman, kalau sampai nilaiku jelek, aku bisa dihukum ayah ngga boleh maen keluar” kata Takashi.

“hee.. tenang saja, Taka kan pintar.. iya kan Ami?”.

“hm.. benar, haah.. jadi ngga sabar nunggu ujian bahasa inggris besok”.

“iya, terus ujiannya selesai deh..”.

“mau kemana kita?” tanya Takashi.

“hmm.. ngga bisa langsung senang-senang dulu sih, kan pengumumannya masih minggu depan” kata Hime.

“tapi buat ngerayain ujian selesai ngga apa-apa kan kalau kita nonton”.

“hmm iya aku mau ^ ^”.

“heeh.. sepertinya dia ngga ngerasa apa-apa meskipun ngga ketemu denganku” wajah Aki kelihatan layu dan lesu.

Hari ujian berakhir dengan selesainya ujian bahasa inggris hari ini

“besok mau nonton dimana?” tanya Takashi dengan penuh semangat.

“di Shibuya saja, pasti ramai” Hime juga masih terlihat semangat.

“tapi Hime...” kata Ami terputus “selama ujian ini.. kau dan Aki no Oujisama kan ngga ketemu kan,apa.. kau ngga mau ketemu Aki no Oujisama, aku juga lihat kau sama sekali ngga sedih meskipun selama ujian ini berlangsung kalian ngga bisa ketemu”.

“he ^ ^ karena aku ngga mau ketemu”.

“eh!!” Aki mendengar dari balik tiang tembok di belakang mereka bertiga.

Shiki_Chapter # 14

Natsuki mencium Aria!

“eh?!” Aria langsung membuka mata kaget, Natsuki masih menciumnya.

-pukul 5 sore-

Kebun binatang tutup, mereka ke luar dan duduk di kursi taman.

“ini” Natsuki memberikan minuman kaleng.

“kenapa... Endou baik padaku?”.

“eh?”.

“karena.. itu jadi membuatku.. menyukai Endou” mereka berpandangan “maaf, mungkin aku salah mengartikan kebaikan Endou”.

“ngga” Natsuki memegang tangan Aria “aku juga.. menyukaimu” Natsuki membelai pipi Aria.

Trrr!! Tiba-tiba ponsel Natsuki bergetar

“Natsu, sekarang ada dimana?”.

“Haru..”.

“cepat kemari.. ya”.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di sebuah toko di kawasan Ginza

“wah.. ada Aria juga ya” Haruki senyum ceria.

“eh?” Aria memandang heran, Haruki dan yang lain keluar dari dalam.

“wah.. kumpulan orang-orang apa ini? artis ya?” pikir Aria.

“ada apa sih?” tanya Natsuki.

“besok kan pesta, masa Natsu lupa, apa karena seharian kencan sama Aria?”.

“e..” -///- wajah Aria tersipu.

“sekarang Natsu harus coba kostumnya”.

“kostum?”.

“iya, kan mau buat pesta kostum, Aria tunggu disini saja, Aki bantu aku”

Haruki dan Aki mendorong Natsuki, Yuki tetap diluar

-setelah beberapa saat-

“apa-apaan ini..!!” terdengar ribut-ribut diruang make up.

“sekarang saatnya minta pendapat, ayo keluar” Aki dan Haruki mendorong Natsuki.

“jangan...” akhirnya Natsuki keluar.

“eh?” Aria bengong.

“cantiknya..” kata penjaga toko

Natsuki didandani dengan dandanan putri Perancis, pakaian yang berenda-renda dan rambut wig keriting gulung, belum lagi lipstik merah dan eye shadow pink.

“Yuki cepat kita foto”.

“eh?” Aria masih bengong.

“apa-apan sih, kalian sengaja ya.. lepaskan aku” Natsuki meronta-ronta.

“cantiknya..” kata Aria “Endou.. kelihatan seperti putri, cantik...”.

“benar kan, Aria juga suka kan?” tanya Haruki.

“hm” Aria mengangguk.

“e..” -////- wajah Natsuki memerah tak berdaya.

“ayo kita foto sama-sama” mereka berlima berfoto.

“aku akan menyimpan foto ini” Aria dan Natsuki berjalan ke stasiun.

“itu kan memalukan”.

“tapi Endou benar-benar cantik, dan suara Endou.. sangat lembut, aku bahkan pernah berpikir mungkin Endou penyanyi”.

“waktu kau mengira aku perempuan?”.

“ha.. waktu itu.. he.. aku.. benar-benar menyukai suara Endou”.

“bukankah suara ini milikmu”.

“eh?”.

“karena aku milikmu kan”.

“eh, he ^ ^ berarti hanya aku yang boleh mendengarkan suara Endou..”.

-esoknya-

Tiba-tiba di tabloid beredar foto Natsuki di kebun binatang “putra konglomerat Grup Endou dan aktris senior Endou Megumi memiliki kekasih” judul di tabloid.

“benar ini foto Natsu no Oujisama, siapa gadis disampingnya ini?” , “apa artis?” , “kalau benar itu berarti kita kalah jauh”. Di foto itu wajah Aria tidak terfoto.

“sepertinya media massa tidak akan membiarkan hal ini begitu saja” kata Yuki.

Pulang sekolah Aria menunggu Natsuki di depan gerbang SMU Shiki

“siapa dia?” , “murid dari mana?” , “seragamnya.. biasa banget!” , “apa dia punya kenalan di Shiki?”.

“Aria” Natsuki menyapa dari dalam mobil Yuki.

“eh? Natsu no Oujisama?!” , “apa dia kenalan Natsu no Oujisama” , “hei jangan-jangan gadis itu yang ada difoto bersama Natsu no Oujisama?!” , “apa?! ngga mungkin Natsu no Oujisama dengan gadis.... bawahan begitu..?”.

“aku pulang sendiri saja” Natsuki turun.

“apa aku salah ya berdiri disamping Endou, sepertinya Endou bukan orang biasa, Shiki itu kan sekolah terkenal” mereka berjalan-jalan di Ginza.

“kenapa kau diam saja?”.

“eh? ah.. ngga apa-apa”.

“oh ya, aku ini kan cowok, harusnya aku yang menjemput Aria ya”.

“ngga apa-apa, lagipula Endou kan ngga tahu jalur keretanya”.

“he ^ ^ memalukan ya”.

“ngga kok ^ ^”.

-esoknya, di depan sekolah Shiki-

Aria menunggu lagi

“gadis itu.. datang lagi...” siswi-siswi Shiki menghampiri Aria “hei apa kau kesini untuk menemui Natsu no Oujisama?”.

“eh? aku menunggu Endou Natsuki”.

“apa? dia bilang Endou Natsuki? ha.. lucu sekali kau menyebutnya begitu, jadi benar kau mencari Natsu no Oujisama, kau dari mana?”.

“aku... dari SMU Asahi-chou, Chiba”.

“dari Chiba datang ke Tokyo?” , “kau berusaha sekali ya” , “orang sepertimu mau mendekati Natsu no Oujisama?” , “ayo kita ajari dia, tentang siapa sebenarnya yang pantas mendekati Natsu no Oujisama” mereka membawa Aria.

“eh?” dari kaca jendela ruang dewan Natsuki melihatnya “aku keluar dulu” lalu dia pergi.

“kau lihat berita ini” siswi itu memperlihatkan tabloid itu “Natsu no Oujisama, berkencan dengan siapa belum diketahui, apa itu kau??”.

“eh?!” Aria baru tahu kalau fotonya masuk dalam berita “( kenapa bisa ada di berita, sebenarnya siapa Endou? )” Aria diam saja.

“haa ya Tuhan, kau diam saja, apa itu artinya kau benar-benar gadis dalam berita ini?” , “berani banget kamu... kau tahu gimana jadinya kalau wartawan sampai tahu?” , “ngga mungkin kan diberita ditulis teman kencan Natsu no Oujisama adalah rakyat jelata, kami saja ngga berani mendekatinya.. kau benar-benar ngga tahu ya kebesaran nama Shiki no Oujisama” , “wajar saja sih murid SMU negeri sepertimu ngga tahu kharisma Shiki no Oujisama, demi Natsu no Oujisama lebih baik kau jauh-jauh dari Natsu no Oujisama yang kau sebut Endou Natsuki”.

“eh?”.

“dia itu bukan manusia biasa, dia adalah pangeran Shiki, salah satu dari empat Shiki no Oujisama, anggota dewan sekolah Shiki.. kau tahu artinya itu?” , “putra pemilik SMU Shiki”.

“eh!!”

“oh.. jadi kau benar-benar ngga tahu” , “sekarang gimana? apa kau masih merasa kau pantas berdiri bersamanya?”.

“kalian..”.

“eh?” , “hah! Natsu no Oujisama”.

“apa yang sedang kalian lakukan?”.

“ah.. kami cuma menyapanya?” , “kelihatannya dia mengenal Natsu no Oujisama” , “kami permisi...” mereka pergi.

“kau.. baik-baik saja?”.

“eh.. aku.. baik-baik saja”.

“Natsu..” yang lain datang, Aria memandang mereka berempat.

“salah satu dari empat Shiki no Oujisama” Aria teringat kata-kata mereka “aku pergi dulu”.

“kau.. mau langsung pulang”.

“aku ada kerja sambilan, aku kesini untuk bilang itu sama Endou”.

“benarkah?”.

“ya, aku permisi”.

“sampai jumpa ^ ^” ucap Haruki.

“eh? kenapa dia ngga menatapku..”.

Esoknya Natsuki melihat dari kaca ruang dewan

“tidak datang ya?” tanya Yuki.

“mau menghubungi juga ngga bisa” Natsuki cuma memandangi ponselnya.

“apa karena berita itu?” kata Haruki.


Sudah beberapa hari ini Natsuki tidak bertemu Aria, karena tidak bisa menghubungi lewat telpon akhirnya Natsuki pergi ke Chiba dan menunggu Aria di depan sekolahnya.

“cowok itu yang waktu itu kan? nungguin siapa sih?”

Aria tidak kelihatan, di depan sekolah hanya penuh orang yang memandangi Natsuki, karena merasa tidak enak jadi tontonan orang, Natsuki pun masuk ke mobilnya dan pulang.

-di rumah keluarga Harada-

Aria sedang memasak. Rumah Aria adalah tipe rumah tradisional yang terbuat dari kayu dengan lantai kayu dan berdinding kertas.

“kakak sekarang sedang masak apa?” kedua adik Aria laki-laki dan perempuan usia 10 dan 7 tahun duduk di ruang tengah bersama nenek.

“hari ini kamu tidak kerja?” tanya ibu Aria.

“hm.. yang kemarin sudah ngga butuh bantuan, nanti aku cari lagi”.

“jangan terlalu capek ya, kamu kan masih harus belajar” kata ibu lagi.

“kakak... ada teman kakak di depan, cantik banget deh.. apa dia teman sekolah kakak?” kata adik Aria laki-laki kelas 2 SMP.

“eh? siapa ya? apa Ako dan Akemi? hee.. tapi mereka kan sering kesini dan Satomu ngga pernah bilang mereka cantik he..” lalu Aria keluar karena penasaran.

“eh?!” Aria terkejut melihat seseorang yang dimaksud ternyata Natsuki, yang sedang berdiri disamping mobil merahnya.

“..e... Endou..?”

“apa kau sangat sibuk?”.

“eh?” Aria masih belum pulih dari rasa terkejutnya.

“kita sudah lama ngga ketemu kan”.

“e.. itu.. darimana Endou tahu rumahku?”.

“aku minta tolong sama Yuki untuk melihat data murid SMU Asahi lewat Kepala sekolah SMU Asahi, aku mencarimu disana tapi ngga pernah ketemu denganmu jadi..”.

“maaf!” Aria membungkuk “aku benar-benar ngga tahu kalau Endou adalah.... pangeran Shiki”.

“eh?”.

“aku.. ngga akan menemui Endou lagi”

“eh?! kenapa?”.

“heeh..” Aria menarik nafas dan mencoba tersenyum “karena sudah hukum alam, orang yang tampan dan kaya hanya akan bersama orang yang cantik dan kaya, selain dari itu cuma dongeng belaka”.

“Aria..?”.

“aku.... cukup dengan kenangan yang sudah aku miliki saat di taman bermain dan di kebun binatang itu”.

“cukup cuma dengan itu? kau menyerah hanya karena itu?” baru kali ini wajah Natsuki tampak serius “apa ini benar-benar yang kau inginkan?”.

aku... mengingat Endou murid SMU Shiki saja aku sudah merasa takut, sekarang harus tahu kalau Endou..” Aria terbata “itu membuatku sangat takut, kalau harus mengingat dunia kita ngga sama, aku ingin menghindarinya tapi itu kenyataan, sampai kapanpun ngga bisa bersama, aku ngga berani menemui Endou karena takut harus mengatakan ini, tapi aku tetap harus mengatakannya” pundak dan tangan Aria bergetar, matanya panas dan mulai berair “aku ngga pernah menangis, aku ngga boleh menangis” Aria menahan tangis dengan menggenggam erat “selamat tinggal” Aria masuk rumah dan terjatuh dibalik pintu, menumpahkan air mata yang dari tadi tertahan.


Tidak terasa sudah bulan Agustus

natsu wa owatta” Aria menatap matahari terbenam di pantai Teluk Tokyo, dekat rumahnya.

“lusa sudah kembali ke sekolah, cepat banget liburannya..” Aria dirumah bersama keluarganya.

“ayah pulang..”.

“ayah? kenapa sudah pulang?” tanya Aria.

“yaah.. hari ini hanya sebentar.. soalnya lautnya dipakai”.

“hah? dipakai?”.

“iya, ada kapal pesiar yang berlayar di dekat pantai jadi ikan-ikannya tidak muncul”.

“kenapa kapal pesiar ada di pantai? harusnya di tengah laut kan?” kata Aria sambil makan cemilan.

“apa kapal itu?” adik kecil Aria menunjuk tivi.

“pesta ulang tahun putra aktris senior Endou Megumi dan penguasa bisnis perhotelan Endou Kenichi saat ini digelar di sebuah kapal mewah” ucap presenter di tivi.

“benar sekali, banyak artis ibukota yang datang menghadiri acara ini, tentu saja karena dia putra aktris ternama kan”.

“wah nampaknya pangeran SMU Shiki Endou Natsuki telah hadir menyapa para tamu undangan, siaran langsungnya dapat anda saksikan, jadi jangan kemana-mana tetaplah bersama kami”.

“eh? tanjoubi..? tentu saja.. Endou Natsuki.. Natsu no Oujisama... pasti berulang tahun di musim panas.. hari ini adalah akhir musim panas” Aria tiba-tiba berdiri.

“eh? kenapa?” tanya ayah.

“aku pergi” Aria masuk ke kamar “uang hasil kerja sambilan, semoga aku bisa membelikan sesuatu..” Aria keluar rumah berlari ke halte dan menaiki bus

-di sebuah toko daerah Chiba-

Aria melihat-lihat barang, dia melihat sebuah kalung cross.

“eh?” Aria teringat anting yang dipakai Natsuki “maaf, aku minta kalung itu”.

“baiklah, kau beruntung karena kalung ini cuma dibuat satu” model bandul kalung itu terbuat dari kristal dengan rantai perak.

Aria membawa kado itu ke pantai tempat kapal pesiar bertuliskan Summer Light. Aria menunggu dipantai.

“dimana kekasih Natsu no Oujisama yang diberitakan media massa itu?” tanya Outo Maki penyanyi dan aktris.

“he..” Natsuki cuma senyum.

“kenapa ngga mau terima tawaran model management kami” kata Nishikido Ryo

“kalau jadi artis pasti kamu cepat ngetop, sayang kan wajahmu manis begitu” kata Kamenashi Kazuya teman segrup Ryo

“atau jadi penyanyi saja, suaramu bagus kok, coba kau lebih sering bicara, agar orang bisa mendengar suaramu” kata Ryo lagi.

“ngga..” jawab Natsuki singkat.

“ayolah bicara” kata mereka.

“Natsu itu.. jadi lebih pendiam, Yuki ngerasain ngga?” kata Haruki.

Hingga sore menjelang, acara baru berakhir dan kapal pun menepi.

“eh? Natsu..” Yuki menepuk pundak Natsuki sambil menunjuk ke suatu tempat.

“eh?!” Natsuki terkejut melihat Aria