“eh?!” Natsuki terkejut melihat Aria, mereka berpandangan, tapi kemudian Natsuki berpaling berbisik pada Yuki dan pergi.
“heh?!! heeh.. wajar saja kalau Endou membenciku, aku... sudah ngga bisa lagi menyerahkan ini” Aria menggenggam erat kado itu.
“konnichiwa” Yuki berdiri di depan Aria
“eh” Aria langsung menoleh
“bisakah kau ikut aku?” kata Yuki.
Mereka kemudian sampai di Summer Hotel.
“selamat datang tuan Sakamoto” sapa pelayan.
Di sebuah kamar hotel Natsuki menunggu.
“silahkan” Yuki mempersilakan Aria untuk masuk lalu dia pun pergi, Natsuki dan Aria saling berhadapan tapi saling diam.
“eto... kyou wa.. Endou no tanjoubi desune.. saki... shiterareru terebi o mieta kara, otanjoubi omedetou ne..” ucap Aria tanpa memandang Natsuki dan Natsuki pun masih diam “aku tahu Endou membenciku, dan ini pun ngga tahu apa Endou mau menerimanya apa ngga, tapi.. aku tetap ingin memberikannya pada Endou” Aria menyerahkan kado itu.
Natsuki masih diam, lama, membuat Aria cemas hingga matanya terpejam, tapi akhirnya Natsuki mengambilnya.
“maaf! aku sudah tiba-tiba muncul dan mengganggu Endou” Aria tetap menunduk “aku... pergi” Aria berbalik.
“aku ngga membencimu”.
“eh?!”
Akhirnya mulut Natsuki terbuka.
“aku ngga pernah membencimu”.
“suara ini.. sudah lama aku tak mendengar suaranya” air mata Aria mengalir tapi dia tetap menahan isaknya.
“aku selalu mengingatnya, kenangan itu.. dan kau, karena aku.. mencintaimu”.
“heh” Aria pergi keluar, berjalan di koridor hotel sambil menangis “aku juga.. mencintaimu, tapi aku ngga mau menangis di depanmu”.
Lalu yang lain datang ke kamar.
“Natsu.. apa benar sekarang kau jadi pendiam?” kata Aki.
“padahal suara Natsu yang lembut kayak cewek itu yang bikin Natsu semakin manis” kata Haruki.
“benar.. gimana kalau pacaran denganku saja, ngga perlu sedih lagi ya” kata Aki sambil merangkul Natsuki.
“tunggu dulu Aki.. yang selalu menyukai Natsu kan aku.. pacaran denganku saja”.
“tapi kalau kau itu cewek.. jadi lebih baik kau berubah jadi cewek saja ya” kata Aki.
“sepertinya aku harus pergi” Yuki keluar.
“kalian...” ucap Natsuki.
“eh?” Aki dan Haruki menoleh tanpa dosa lalu... Jedakk! Jedakk! Terdengar suara heboh dari dalam.
“heeh” Natsuki keluar dengan memakai kalung cross itu ada didadanya.
-flashback over-
Hiks! Hime nangis “kejamnya.. kenapa kisah Sakamoto senpai dan Endou senpai begitu menyedihkan... kedua pasangan itu saling menyukai tapi kenapa ngga bisa bersama.... apa Endou senpai pernah bertemu sama Aria sesudah itu?”.
“sudah lebih dari setahun mereka belum pernah bertemu lagi” kata Aki.
“oh.. tapi... Hanamiya-san sudah kembali kan? mungkin Sakamoto senpai merasa senang”.
“itu juga belum tentu.. karena.. alasan Kirei kembali juga.. bukan karena Yuki”.
“hee?”.
“Kirei akan mengadakan konser, di ruang auditorium, makanya sekarang dia dan kakak sedang mengurusnya dengan pihak sekolah”.
“benar juga.. sampai sekarang juga aku belum melihat Sakamoto senpai”.
“kalau itu sih.. dia sedang ada disana”
-di paviliun Yuki duduk-
“apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Aki.
“^ ^.. Tsukino..”
Lalu Natsuki juga datang.
“eh?” Hime melihat kalung yang dipakai Natsuki.
“e.. Aki.. menjauh” kata Hime.
“eh? kau ini kenapa?”.
“kita ngga boleh berdekatan di depan mereka, sudah ikuti saja apa yang kukatakan” kata Hime.
“apa karena cerita tadi?”.
“cerita? cerita apa?” tanya Yuki.
“ngga.. bukan apa-apa” kata Aki.
“aku tidak tahu apa yang ingin dilakukannya, membuat konser di gedung sekolah, itu kan terlalu kecil” Yuki tampak pusing, tidak biasanya pria kalem itu tampak kebingungan.
“( kecil? gedung itu kan mampu menampung ratusan murid Shiki, yah mungkin untuk ruang konser musisi terkenal di dunia seperti Hanamiya-san terlalu kecil ) e... apa.. Sakamoto senpai sudah bertemu dengan Hanamiya-san?”.
“eh? aku?”.
“hai semuanya..” Haruki datang bersama Kirei dan Shizuka, berjalan menuju paviliun.
“maaf, aku pergi dulu” Yuki pergi.
“eh?” semua heran.
“kenapa malah pergi” kata Aki.
“harusnya senang kan karena ketemu Hanamiya-san” kata Hime.
“mungkin dia masih marah karena Kirei tidak menghubunginya selama dua tahun ini” kata Shizuka “lagipula dia pulang diam-diam dan tiba-tiba datang ke sekolah, dan orang pertama yang ditemuinya justru kepala sekolah bukannya Yuki”.
-di perpustakaan-
Hime mencari-cari buku
“harus lebih rajin lagi, sebentar lagi ujian kenaikan kelas.. eh” Hime melihat Yuki duduk di sudut bangku perpustakaan tanpa buku, melamun sendirian “( baru kali ini kulihat Sakamoto senpai melamun ) Konnichiwa” ucap Hime.
“eh, kau? bukankah tadi...”.
“aku harus mencari buku untuk belajar menghadapi ujian nanti, aku pergi lebih dulu, boleh aku duduk disini?” kata Hime sudah tidak canggung lagi.
“silahkan”.
“kenapa Sakamoto senpai melamun”.
“eh? melamun? ah aku hanya ingin duduk saja, melihat pemandangan diluar” Hime melongok.
“eh Hanamiya san?”.
“eh” -///- Yuki tersipu, dari jendela perpustakaan itu terlihat paviliun tempat Kirei dan yang lain sedang mengobrol.
“Sakamoto senpai pasti merindukan Hanamiya-san kan?”.
“eh” Yuki menoleh pada Hime.
“maaf, aku dengar dari Aki, cerita tentang Sakamoto senpai dan Hanamiya san, alasan Sakamoto senpai ngga mau ketemu juga bukan karena marah pada Hanamiya-san tapi karena Sakamoto senpai ngga tahu apa yang harus Sakamoto senpai lakukan kan”.
“eh? kau...”.
“Aki bilang kalau Sakamoto senpai dan Hanamiya-san ngga pacaran jadi ngga bisa mengungkapkan perasaan rindu yang ada, jadi begitulah yang terpikir olehku, bagiku hubungan batin antara Sakamoto senpai dan Hanamiya san itu lebih dari ikatan yang diucapkan, meskipun berpisah jauh untuk waktu yang lama dan tanpa komunikasi tapi Sakamoto senpai dan Hanamiya san masih saling mencintai dan saling percaya, bukankah itu lebih kuat dari apapun?”
“eh? he... terimakasih ^ ^” akhirnya Yuki tersenyum.
Hal-hal istimewa yang terjadi di musim salju salah satunya adalah perayaan tahun baru. Di Jepang tahun baru dirayakan dari tanggal 1 Januari sampai 3 Januari, tetapi instansi pemerintah dan perusahaan swasta sudah libur mulai tanggal 29 Desember, saat inipun sekolah sedang libur.
“malam tahun baru besok kita kemana?” tanya Haruki saat semua berkumpul di restoran di daerah Ginza.
“ke Hokkaido saja, menikmati salju disana paling asik kan” kata Aki.
“emmm... maaf aku ngga bisa ikut, kakek dan nenek akan berkunjung jadi ngga bisa pergi jauh, maaf ya” Hime membungkuk.
“kakek dan nenek akan ke Tokyo?” tanya Aki
“hm”
“ya sudah kalau gitu kita rayakan tahun baru di Tokyo Tower saja, honey pasti ikut kan?”.
“iya, akan aku usahakan, sekarang aku harus pulang, mereka pasti sudah datang”.
“aku akan mengantarmu” Aki pun ikut pergi ke rumah Hime.
-di rumah keluarga Tsukino-
“wah kakek dan nenek sudah datang” ucap Hime sambil masuk ruang tamu.
“selamat siang” sapa Aki sambil membungkuk.
“Aki juga datang ya, ini kakek mengambilkan jimat dari kuil, untuk Hime dan juga Aki”.
“eh? untukku juga?”.
“tentu saja, jimat lambang doa dan harapan”.
“terimakasih” ucap Aki.
-menjelang tahun baru-
Akhir tahun biasanya masyarakat Jepang sibuk membersihkan rumah untuk menyambut tahun baru, begitu juga di rumah keluarga Tsukino
“Hikaru bantu aku” teriak Hime dari gudang.
“iya, aku datang”.
Trrr!! di tengah kesibukan ponsel Hime bergetar “halo? Aki, maaf hari ini aku sibuk banget, nanti saja ya, daa” langsung ditutup.
“dia ini... kenapa sih suka banget menolakku” gerutu Aki dalam mobilnya yang sudah tiba di depan rumah Hime.
“Aki? Hime ada di gudang langsung saja kesana ya” kata mama di pintu depan.
“eh?? kenapa kau ada disini?” Hime menatap heran.
“gimana kalau kak Aki bantuin juga, berat nih” Hikaru datang membawa kardus kecil, akhirnya diangkat Aki dan dia bantu beres-beres rumah juga.
“hatchii!!” Aki bersin-bersin saat membersihkan gudang.
“kalau alergi kenapa ikut bersih-bersih”.
“ngga apa-apa, cuma begini saja, hatchii!!”.
“heeh...” Hime keluar lalu sebentar sudah balik lagi “pakai ini ya” Hime memakaikan masker, Aki menatapnya “eh? itu masih disimpan?” tanya Hime melihat gantungan ponsel Aki, jimat yang diberikan kakek Hime.
“ini kan doa dari kakek, lagipula... aku baru pertama kali ini menerima yang seperti ini”.
-lalu di luar-
“apa ada yang bisa membantu papa mengecat tembok bagian atas? tangan papa ngga sampai nih” semua melirik Aki, akhirnya Aki juga mengecat tembok.
“kakek jangan ikut-ikutan istirahat saja di dalam” kata Hime saat mellihat kakek sedang memalu kayu untuk rumah kucing Hime.
“tapi semua kan sedang sibuk” lagi-lagi Hime melirik Aki.
“iya, baiklah, biar aku saja kek” Aki memalu dan menggergaji kayu
-setelah selesai-
“haah...” Aki terkapar di lantai tatami ruang khusus keluarga di rumah Hime.
“otsukaresama deshita” ucap Hime bercanda pada Aki sambil membawakan minuman.
“tapi senang juga, selama ini aku kan ngga pernah melakukan persiapan tahun baru seperti ini”.
“ini kuenya” mama dan nenek datang.
“wah nenek bikin kue ya”.
“kue mochi ya” Aki ikut semangat “makanan khas tahun baru” Aki memakannya.
“iya nenek bawa dari Kyoto”.
“papa tadi juga bikin kadomatsu loh ada di depan rumah” kata mama.
Kadomatsu adalah hiasan tahun baru yang terbuat dari rangkaian ranting pohon pinus dan potongan bambu, biasanya Kadomatsu dibuat sepasang yaitu kadomatsu laki-laki dan perempuan dan diletakkan di depan rumah atau gedung.
“sepertinya sudah sore, Hime mau merayakan tahun baru sama Aki kan” kata papa “tahun baru kali ini, papa di rumah saja mau minum sake”.
“Satoshi, ayo kita bertanding, siapa yang lebih kuat minum sakenya” kata kakek.
“wah.. jadi semangat ya” kata mama.
“aku juga ingin ikut bertanding minum sake” kata Aki
“benar juga, Aki kan calon menantu, kalau jadi menantu keluarga Tsukino harus jago minum sake” kata kakek.
“kakek.. bicara apa sih” wajah Hime memerah.
“menantu...” Aki bengong, pandangannya kosong dan tersenyum sendiri.
Untuk merayakan tahun baru, masyarakat di kota Tokyo biasanya berkumpul di Tokyo Tower.
Tokyo Tower adalah menara simbol kota Tokyo yang terletak di Shiba Park, distrik Minato. Tokyo Tower itu tingginya 332,5 meter, selain sebagai tempat kunjungan wisata, fungsi utama menara berwarna merah putih itu adalah sebagai antena pemancar berbagai macam saluran televisi dan radio.
Pada saat-saat tertentu warna pencahayaan Tokyo Tower dapat berubah-ubah ketika malam hari, seperti pada saat musim dingin warna cahaya Tokyo Tower akan berubah menjadi orange, alasannya karena warna orange lebih hangat dan dapat mengimbangi rasa dingin di musim salju, sedangkan pada musim panas Tokyo Tower akan menyala cahaya putih karena warna putih adalah warna yang lebih sejuk untuk meredam panasnya musim panas, kadang warna cahaya Tokyo Tower berubah-ubah saat hari perayaan tertentu, seperti cahaya biru saat penyambutan Piala Dunia di Jepang, atau cahaya hijau saat ada pemutaran premier The Matrix Reloaded atau warna merah, putih dan hitam saat perayaan hari pertama penjualan Coca Cola C2.
“mana honey...” Haruki dan yang lain menunggu di kawasan Shiba Park.
“maaf sudah menunggu” Hime dan Aki datang, Hime melihat Kirei yang juga datang untuk merayakan tahun baru bersama, tapi Yuki masih terlihat kaku.
Tepat tengah malam para pengunjung yang sudah bersiap dengan terompet masing-masing bersama-sama menghitung mundur
“tiga, dua, satu...!!!”.
Siiit!!! Dhuaaarr!! Kembang api memecah langit lalu dari Tokyo Tower menyala kembang api seakan air berwarna-warni memancar dari Tokyo Tower.
“Akemashite omedetou gozaimasu!!”
Bulan Februari saat ujian kenaikkan kelas, dan ujian kelulusan kelas tiga yang berlangsung selama tiga hari. Ujian tahun ini dilaksanakan setelah libur hari Pembentukan Negara tanggal 11 Februari. Seperti biasa para dewan sekolah berkumpul di ruang dewan.
“aduh.. jadi ngga bisa ketemu honey.. aku kangen banget sama honey” kata Haruki.
“bukannya aku yang harusnya mengeluh karena itu” kata Aki yang bete.
“oh ya Aki sama honey kan sudah lima bulan jadian, gimana rasanya?”.
“apaan sih?” Aki masih saja bete.
“sebaiknya kau diam saja, jangan ganggu Aki” kata Yuki.
“memangnya kenapa?” Haruki bertanya dengan wajah bodohnya.
“Tsukino minta supaya dia dan Aki tidak bertemu selama ujian ini berlangsung”.
“haa.. kalau mau ketemu ya ketemu saja kan”.
“tapi dia yang minta, kalau aku tiba-tiba menemuinya itu namanya aku egois kan” rasa bete Aki berubah jadi panas.
“gimana kalau lihat dari jauh saja?”.
“eh?” Aki terpengaruh ucapan Haruki “he kau memang cerdas, ayo pergi” Aki merangkul Haruki.
Aki pergi ke gedung utama dan melihat Hime dari balik tikungan tembok
“haa.. akhirnya ujian matematikanya selesai...” Hime bersantai di koridor sama Ami dan Takashi.
“tau ngga, aku sudah mati-matian belajar semalaman, kalau sampai nilaiku jelek, aku bisa dihukum ayah ngga boleh maen keluar” kata Takashi.
“hee.. tenang saja, Taka kan pintar.. iya kan Ami?”.
“hm.. benar, haah.. jadi ngga sabar nunggu ujian bahasa inggris besok”.
“iya, terus ujiannya selesai deh..”.
“mau kemana kita?” tanya Takashi.
“hmm.. ngga bisa langsung senang-senang dulu sih, kan pengumumannya masih minggu depan” kata Hime.
“tapi buat ngerayain ujian selesai ngga apa-apa kan kalau kita nonton”.
“hmm iya aku mau ^ ^”.
“heeh.. sepertinya dia ngga ngerasa apa-apa meskipun ngga ketemu denganku” wajah Aki kelihatan layu dan lesu.
Hari ujian berakhir dengan selesainya ujian bahasa inggris hari ini
“besok mau nonton dimana?” tanya Takashi dengan penuh semangat.
“di Shibuya saja, pasti ramai” Hime juga masih terlihat semangat.
“tapi Hime...” kata Ami terputus “selama ujian ini.. kau dan Aki no Oujisama kan ngga ketemu kan,apa.. kau ngga mau ketemu Aki no Oujisama, aku juga lihat kau sama sekali ngga sedih meskipun selama ujian ini berlangsung kalian ngga bisa ketemu”.
“he ^ ^ karena aku ngga mau ketemu”.
“eh!!” Aki mendengar dari balik tiang tembok di belakang mereka bertiga.
No comments:
Post a Comment