Ami mengajak Hime melihat kerumunan yang membuat para pelanggan kedai Ami pada kabur, begitu melihat ternyata yang dikerumuni Shiki no Oujisama!
“eh?!” Hime dan Aki saling berpandangan kaget.
“Aki..” Haru memanggil tapi Aki masih tertegun, lalu Haruki melihat ke arah pandangan Aki “honey?!”.
“eh” Hime tersadar.
“bahagianya bisa ketemu honey disini” Haruki langsung meluk Hime.
“nii-san? sedang apa disini?” ucap Hime santai.
“kami sedang berlibur ^ ^”.
“kalian?” tanya Aki.
“kami kerja di kedai itu” Hime menunjuk.
Mereka masuk ke kedai.
“sebenarnya kedai ini milik penginapan yang pinggir jalan itu, tapi kami ngga bisa kerja disana karena pengunjungnya sepi, padahal dulu penginapan ini satu-satunya penginapan untuk kalangan atas, karena ngga ada hotel tapi sejak hotel itu berdiri penginapan ini sepi” kata Ami.
“gomen” ucap Natsuki lembut sambil membungkuk.
“eh?!.. ke.. kenapa?” Ami heran.
“itu..” Natsuki menoleh melihat hotel itu.
“hotel itu milik Natsu, kami juga tinggal disana” kata Aki.
“heh! maaf !” Ami menbungkuk.
“kalian lihat kan namanya”.
“eh?”.
“karena itu milik Endou Group jadi namanya Summer”.
“ooh.. jadi itu kenapa memakai kata Natsu” pikir Hime sambil manggut-manggut.
-malam hari kedai tutup-
Hime dam yang lainnya mau kembali ke penginapan.
“ngga nyangka itu milik Natsu no Oujisama ya” kata Takashi.
“hotel itu adalah milik Endou group, pemilik SMU Shiki sekolah kalian” kata paman Hiroshi “dulu kami ditawari untuk bergabung, demi mengatasi kesenjangan sosial Endou group meminta penginapan agar karyawan juga masih bisa bekerja dan lahan penginapan akan dipakai untuk restoran, tapi bos pemilik penginapan menolak karena ini penginapan warisan keluarga, meskipun semua karyawan setuju tapi kami juga menghormati keputusan bos penginapan”.
“ooh.. itu pasti berat untuk bos” kata Hime.
“heeh.. ya begitulah.. baiklah sekarang kalian beristirahatlah”.
“baik!!”.
“kalian duluan saja, aku ingin jalan-jalan sebentar” kata Hime.
“baik” Ami dan Takashi pergi
“Aki ada disana ya” Hime melihat hotel itu, lalu dia jalan ke pantai yang gelap dengan desiran angin laut “apa aku menyukainya?” Hime memejamkan mata sambil merasakan angin yang bertiup kencang “memangnya kenapa? meskipun suka juga sama saja, Aki kan ngga mungkin menyukaiku, jadi ngga bisa apa-apa, haah.. bodoh.. bodoh.. bodoh...” Hime berkata sendirian sambil memukuli kepalanya.
“hei apa yang sedang kau lakukan?”.
“eh? suara itu..” Hime menoleh “Aki..?” deg.. deg.. “eh?” deg.deg.deg.deg.deg “waa... jantungku.. aku mohon jangan kesini Aki”.
“aku tanya kau sedang apa disini” Aki sudah ada dibelakang Hime tapi agak jauh.
“e... aku.. cuma.. menikmati angin laut saja”.
“aku kira kau orang bodoh yang mau bunuh diri”.
“hee? bunuh diri? kenapa aku harus bunuh diri?”.
“habisnya kau berdiri di laut begitu”
“eh? laut?”.
“aku kan cuma berdiri diatas pasir” Hime melihat ke bawah “hee??” air laut pasang hampir setinggi lutut “memangnya aku melamun berapa lama” ombak datang “oo..” Hime limpung hampir jatuh.
“kau ini...” Aki ikut turun ke laut “eh, tapi.. enak juga ya air laut malam hari”.
“eh” Hime menoleh, Aki berdiri disamping Hime “zrraasss!” ombak datang lagi “oo..” Hime limpung lagi “aku mau naik saja” Hime berbalik “zrraass!” , “aa!!” dia terdorong ombak.
Tep! Aki menangkapnya “eh?!” tangannya melingkar di pinggang Hime, Hime pun menoleh “eh?!” deg.deg.deg jantung Hime berdebar-debar melihat Aki menatapnya “e... kenapa dia.. menatapku seperti itu.. itu kan bisa bikin aku salah paham..” Hime berpaling.
“anginnya semakin kencang, lebih baik kau pulang” kata Aki.
“ah.. iya..” Hime dan Aki naik, mereka menuju penginapan, Aki lalu kembali ke hotel.
“eh? Aki no oujisama dan Hime??” Takashi melihat mereka dari dalam penginapan “mereka...”.
“Taka, apa Ami sudah tidur?”.
“iya”.
“kalau begitu aku juga mau tidur, selamat malam”.
“Hime”.
“eh”.
“tadi... aku lihat... kau dan Aki no Oujisama”.
“oh.. iya, tadi kami ketemu di pantai”.
“kalian... emm... ngga mungkin sih, tapi... Aki no Oujisama kan ngga pernah dekat sama cewek, kalau kalian bersama...”.
“apa sih yang mau kamu katakan?”.
“dulu juga Aki no Oujisama menolongmu waktu kau dikerjai Murasaki senpai, apa... Aki no Oujisama menyukaimu?”.
“ehh?? Taka.. kau ini bicara apa sih, dilihat dari manapun ngga ada bagian dariku yang bisa buat Aki jatuh cinta”.
“tapi kau kan ngga jelek, kau juga baik”.
“itu kan kamu yang bilang, sudahlah aku mau tidur, daa” Hime naik ke kamar.
Grep! Hime memandang pinggangnya yang tadi dipeluk Aki “Aki... suka padaku? aah... bodohnya aku, pendapat macam apa itu, Aki menolongku kan karena dia memang baik, kalau pun rasa suka... akulah yang suka padanya.. heeh.. kenapa aku harus merasakannya terhadap dia”.
-hari berikutnya-
“honey... ^ ^ gimana kalau kita main volley”.
“ngga mungkin, aku kan kerja”.
“eeh? sibuk ya?” Haruki memperhatikan Hime bekerja “he.. aku punya ide, sini” Haruki mengajak yang lain berunding.
-beberapa saat kemudian-
“apa?!” Aki kaget.
“kau mau bikin ulah apa lagi?” kata Yuki.
“aku kan ingin bantu honey, ayolah Yuki” rengek Haruki sambil menatap dengan tatapan genitnya, lalu mereka mendatangi kedai.
“honey ^ ^”.
“aku sedang sibuk, maaf”.
“karena itulah, kami akan bantu honey”.
“eh?”.
“he ^ ^”
-beberapa menit kemudian-
Shiki no Oujisama sudah memakai celemek
“Aki sambut tamu ya”.
“ngga mau, kau saja, kau kan genit”.
“irasshaimase” Takashi menyambut tamu, ada pelanggan datang, semakin lama semakin banyak.
“iya, silahkan” , “mau pesan apa?” Hime dan Ami kewalahan.
“biar kubantu” Yuki dan Natsuki membawa pesanan dan mengantarkan ke meja tamu.
“benar-benar, pelayannya cakep-cakep ya”.
“irasshaimase” sambut Haruki dengan tatapan menggodanya.
“mereka datang bukannya terbantu malah tambah repot” kata Hime.
“benar-benar kharisma yang tak terbendung, kedai jadi penuh” kata Ami.
“hei jangan bengong” Aki memberikan nampan berisi gelas-gelas kotor pada Hime.
“mereka memakai celemek pun terlihat tampan ^ ^”
“sudah ah, bantu aku nyuci nih” Hime jalan dengan lesu.
“apa benar putra grup Endou membantu melayani tamu?” Bos penginapan kakek Kubouta Masaki datang.
“benar, tidak bisa dipercaya” kata paman Hiroshi.
“kenapa bisa?”.
“he.. itu karena anak-anak itu” paman Hisroshi dan kakek Masaki melihat Natsuki tersenyum pada para pelanggan.
“kyaa >,<>
-begitu kedai tutup-
“haah..” Gubrak!! semua jatuh tiduran di lantai.
“karena ada Shiki no Oujisama kedai jadi ramai banget” kata Takashi.
“malah jadi ngga bisa istirahat” Hime pun terkapar.
“tapi sangat menyenangkan” kata Haruki.
“anak-anak” paman Hiroshi datang bersama kakek Masaki.
“selamat malam” sapa mereka “Natsu no Oujisama.. ada yang ingin kami sampaikan” kata paman Hiroshi, semua pun diam.
“heeh..” kakek Masaki menarik nafas “atas nama penginapan, kami bersedia bergabung dengan grup Endou”.
“eh?”.
“aku akan menjual penginapan itu dan kurasa aku sudah cukup dengan kedai ini saja, dengan begitu.. karyawan penginapan bisa bekerja”.
“bos..” Hime, Ami dan Takashi memeluk kakek Masaki, Natsuki pun membungkuk.
Libur musim panas hampir berakhir, mereka kembali ke rumah “jangan lupa datang ya” teringat ucapan Haruki ketika berpisah dipantai.
Tanggal 27 Agustus, semua datang ke sekolah untuk piknik akhir musim panas bersama.
“ternyata Shiki punya acara sekolah seperti ini ya” kata Hime.
“kau ngga tahu ya?” Murasaki datang “kenapa acara ini diadakan?”
“hm” Hime menggeleng
“sudah kuduga, kau memang ngga tahu apa-apa tentang kebesaran Shiki no Oujisama” Murasaki memandang ke langit seolah Shiki no Oujisama ada diatas awan.
“acara ini adalah program yang dibuat oleh dewan sekolah Shiki no Oujisama dan tradisi ini dimulai sejak tahun lalu, sejak Shiki no Oujisama bergabung di SMU Shiki, seperti waktu musim semi kemarin, perayaan ulang tahun Haru no Oujisama juga merupakan program yang dibuat dewan sekolah untuk murid-murid Shiki, dan sekarang tentu saja.. perayaan hari ulang tahun Natsu no Oujisama”.
“ehh??”.
“kita akan pergi ke pulau Nijima di kepulauan Izu” lanjut Murasaki.
“jadi sama seperti ulang tahun Haru no Oujisama” , “kita semua diundang?” Ami dan Takashi girang.
“merayakan ulang tahun pergi ke pulau? heeh... orang-orang itu sungguh mengerikan”.
Murid-murid Shiki berangkat ke pelabuhan Terminal Takeshiba, Kapal Feri besar bertuliskan Shiki datang dan menepi, semua murid Shiki menaiki kapal, waktu tempuh kapal menuju Kepulauan Izu dengan kapal Feri biasa adalah 11 jam, tapi dengan Kapal Shiki dapat ditempuh lebih cepat dari itu.
Pulau Nijima adalah pulau ke empat terbesar dari gugus Kepulauan Izu, yang masih dibawah yuridiksi Pemerintah Metropolitan Tokyo, letaknya 163 kilometer dari Tokyo.
Hime masuk ke kamarnya bersama Ami dan dua orang siswi lain, ada empat ranjang dan dua kamar mandi.
“honey” Haruki datang bersama Takashi “ayo kita pergi ke kamar honey”.
“eh? tapi ini kamarku, menurut pembagian ketua kelas juga begitu” kata Hime.
“honey ikut aku saja”.
“eh?” Hime menoleh pada Takashi dan Ami.
“ngga apa-apa pergilah” kata Ami, lalu Hime pergi bersama Haruki menuju dek 8.
“ini kamar honey” Haruki membukakan kamar.
Isinya satu ranjang besar dengan kursi tamu, ada tanaman-tanaman hias dan televisi flat diatas berhadapan dengan tempat tidur, kamar mandinya ada bak mandi besar dengan shower serta kaca rias dan wastafel.
“e... tapi..” Hime masih kaget.
“tapi sekarang honey ikut aku ke tempat Yuki dan yang lain” Hime dibawa ke dek 9 paling atas, ada kolam renang dan bar untuk minum jus
“selamat siang” sapa pelayan-pelayan yang menjaga pintu.
“e.. nii-san”.
“ayo kesana” Yuki dan Natsuki sedang santai duduk dikursi dekat kolam, Natsuki melambai sambil tersenyum.
“mau minum apa?” tanya Haruki, mereka duduk di bar.
“jus... orange..” ucap Hime kaku pada bartender, “eh? cuma ada Sakamoto senpai dan Endou senpai” Hime memandang sekeliling “Aki.... mana?”.
“eh? Aki? dia ngga ikut” jawab Haruki sambil menikmati minumannya.
“eh?! ke.. kenapa?”.
“ada urusan kantor yang belum selesai, kalau lagi liburan Shizuka menyuruh Aki ikut menangani perusahaan, jadi dia ngga bisa datang sama-sama”.
“begitu ya”.
“kenapa? sepertinya honey kelihatan kecewa”.
“eh? mana mungkin.. he. he.. ngga kok, cuma..aneh saja kan, biasanya kan kalian berempat sama-sama.. oh ya aku mau mengucapkan terimakasih sama Endou senpai” Hime menoleh tapi yang ada hanya Yuki “kok sudah pergi”.
-pada pukul 5 sore-
Hime berdiri di geladak kapal bersama Takashi dan Ami, melihat matahari senja.
“memang matahari senja lebih indah kalau dilihat dilaut ya” kata Takashi.
“Hime.. kau kenapa?” tanya Ami.
“eh?”.
“kenapa diam saja, bisa liburan dengan kapal besar seperti ini kan menyenangkan, apalagi ada Yuki no Oujisama juga kan”.
“eh, hm” Hime manggut-manggut saja.
“Hime lesu karena ngga ada Aki no Oujisama kan?” celetuk Takashi.
“eh?!” Hime langsung menoleh.
“Aki no Oujisama?” wajah Ami heran.
“dari tadi yang terlihat cuma Yuki no Oujisama, Haru no Oujisama dan Natsu no Oujisama kan” kata Takashi lagi.
“ngga kok... Taka bodoh.. apa sih yang kau pikirkan, dasar” Hime pergi.
“Taka.. yang tadi itu maksudnya apa?”.
“heeh.. belum jelas juga sih... apa mungkin hal seperti itu bisa terjadi..”.
“apa sih?”.
“menurut Ami-chan, bisa ngga orang biasa seperti kita dapat pangeran?”.
“eh?? kau ini aneh?” Ami pergi.
“iya... aneh kan, kalau Aki no Oujisama tiba-tiba dekat dengan gadis biasa” kata Takashi sendirian.
Kapal mendarat di pulau Nijima, lalu menuju hotel dengan menggunakan bus yang sudah menunggu, semua murid Shiki pergi menuju pantai Habushibura, yang membentang 6,5 kilometer di bagian timur Nijima, sementara di bagian barat Nijima ada pantai Maehama.
Keindahan seperti apa yang ada di pulau Nijima? Rasanya menyenangkan bisa liburan musim panas ke laut disebuah pulau begitu. ^ ^ ayo liburan bareng-bareng, mau mau mau???
No comments:
Post a Comment