Thursday, April 15, 2010

Inuyasha: The Life Behind The Scene Chart 4

“apa kau ingin mati di tempat yang sama sekali tidak kau tahu” ekspresi serius Kappei saat mengucapkan dialognya “cepat cabut panah ini”

“he.he”

“eeeh?? kenapa tertawa?”

“cut!” kata sutradara Aoki

“maaf solanya wajah Inuyasha yang serius begitu rasanya lucu”

“ah dasar”

“ya sudah, ayo kita mulai lagi”.

Akhirnya waktu istirahat syuting “aduh lelah juga” Satsuki duduk di kursinya

“untuk seorang pemula aktingmu sangat bagus” kata Toshiyuki

“hei siluman busuk, memangnya kau itu pengamat akting” kata Kappei

“kau jangan memanfaatkan saat syuting ini sebagai kesempatan untuk memaki-maki orang ya” kata Toshiyuki yang mengenakan kostum Naraku mantel bulu putih

“yaah, apa boleh buat, Inuyasha kan memang suka berbicara seenaknya” kata Kappei

“Kagome, kau baik-baik saja?” tanya Ken sambil membawakan minuman kaleng untuk Satsuki

“terimakasih, aku baik-baik saja”

Di lain syuting, saat adegan Sesshoumaru dan Inuyasha bertarung saat Sesshoumaru mencari mutiara hitam tempat makam ayah mereka

“makhluk setengah siluman sepertimu hanya akan membuat malu keluarga” kata Sesshoumaru

“eerrggh! Seenaknya saja kau bicara, Sankontetsu!!” Inuyasha terbang dan mengeluarkan jurus cakarnya. Tuiiit!! Tangannya tidak sampai

“cut!” Kappei tergantung-gantung diatas “ulangi sekali lagi”, beberapa jam kemudian “waktunya istirahat!” teriak sutradara Aoki

“aa..akhirnya” Satsuki menghela nafas

“make up artis” panggil Ken, bulu panjangnya dilepas

“Sesshoumaru pasti berat memakai itu semua” kata Satsuki

“ya, apa boleh buat, kau sendiri..bagaimana luka-lukamu?”

“hanya lecet-lecet di sekitar kaki dan tangan”

Setelah bagian syuting di pedesaan selesai mereka kembali ke kota, setibanya di kantor produksi Sunrise

“besok syutingnya di studio ya?” tanya Satsuki

“iya, adegan perebutan pedang Tetsusaiga” kata sutradara

“Ken” manager Ken datang menjemput

“aku bawa mobilnya” Ken mengambil kunci mobil dari managernya

“eh?” manager Cuma diam saja

“Kagome, kau mau pulang sekarang?” tanya Ken

“iya, tapi aku belum memberitahu managerku untuk menjemput”

“kuantar ya” Ken mengambil mobilnya “ayo” katanya dari dalam mobil

“iya, terimakasih” Kagome naik

“besok jadwal syutingmu sore kan?” tanya Ken

“iya, karena itu paginya aku minta masuk sekolah, sudah lama cuti aku takut tertinggal banyak pelajaran meskipun dirumah memanggil guru privat tapi aku juga ingin belajar dengan teman-teman”

“mau kujemput?”

“eh!?!”

“jam 3 kan”

“apa Sesshoumaru bisa?”

“akan kuusahakan”

“ehh?? (usahakan?)”

Begitu esok sorenya. Ring! Ring! Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas “hari ini syutingnya sore ya?” , “kita ngga bisa jalan-jalan bareng Yukino ya, padahal kan baru kembali dari cuti”

“iya, sayang banget”

“eh, Yukino.. itu.. Narita Ken kan” , “wah yang benar? Mana?” kedua teman Satsuki menoleh, begitu juga Satsuki. Jreng! Ken berdiri bersandar mobilnya dengan memakai topi dan kacamata hitam “kerennya..” , “benar-benar pria yang turun dari langit.. dia mungkin seorang dewa, bukan manusia” kata mereka “tapi kenapa dia ada disini?” , “benar juga”. Ken berjalan kearah mereka “dia kesini..”

“sudah selesai?” tanya Ken

“iya” jawab Satsuki

“kalau gitu kita berangkat sekarang” Ken menggandeng Satsuki, gadis itu tidak berkutik dan hanya terdiam

“wah, ternyata menjemput Yukino”, “apa mereka pacaran?” teman Satsuki berpandangan

Lalu di studio syuting Sunrise “ayo siap-siap” semua artis menempati posisi masing-masing “action!” adegan Sesshoumaru mencekik Inuyasha

“heh!” Bukk!! Dan membantingnya di matras

“uhuk! Uhuk! Lepaskan..” ucap Kappei

“cut!”

“kau ini benar-benar mau membunuhku ya? kenapa cekikanmu kenceng banget”

“Inuyasha..bukannya itu kesempurnaan akting ha.ha” Satsuki tertawa sambil memegang Tetsusaiga yang tertancap di meja

“hah itu sih niat membunuh namanya”

“ayo kita ulangi sekali lagi”. Syuting selesai sampai malam, seluruh adegan di tanah makam selesai, semua ganti kostum

“aku pulang ya” ucap Kappei

“sampai besok” kata Satsuki

“ayo pulang, kau tunggu di depan aku ambil mobil dulu” kata Ken lalu dia pergi begitu saja

“eh? apa... eh” Satsuki bingung tapi tidak bisa tanya apa-apa, dia keluar menunggu Ken, poselnya berbunyi “halo”

“sudah selesai? Aku jemput sekarang” kata manager

“ngga usah, aku diantar seseorang, sampai besok, daa”. Mobil Ken datang dan Satsuki pun masuk ke mobil “hari ini capek banget, rasanya ngantuk dan ingin cepat-cepat tidur”

“kalau ngantuk tidur saja, nanti begitu sampai akan aku bangunkan”

“baiklah”

Ken mengendarai mobil, dia menoleh dan melihat Satsuki tertidur pulas, begitu sampai Ken melepas sabuk pengaman Satsuki, dia akan membangunkan Satsuki tapi melihat wajah tidur Satsuki dia terdiam, tangannya menyentuh pipi Satsuki dan membelainya

“eemm” Satsuki terbangun, Ken segera menjauh “sudah sampai ya?”

“iya” Ken berakting seolah tidak terjadi apa-apa

“terimakasih.. sampai besok” Satsuki turun

Di sekolah, Satsuki sarapan dengan kedua temannya “kemarin itu..apa yang sebenarnya terjadi?” , “iya, kau.. pacaran sama Narita Ken?” teman-teman Satsuki berbisik

“apa maksud kalian?”

“aduh...seluruh sekolah melihatmu dijemput Narita Ken” , “dia kan ngga pernah ada berita dengan perempuan manapun, bisa-bisanya tiba-tiba datang menjemputmu itu sangat mencurigakan, sebagai seorang perempuan gimana perasaanmu dia memperhatikanmu begitu” serobot mereka

“tunggu dulu..kami ngga begitu...dia Cuma menjemputku agar kami...eh?? kenapa ya?”

“hee?? kau sendiri ngga tahu kan alasan dia mau menjemputmu?” , “sudah jelas, itu karena dia ingin lebih memperhatikanmu”

“jangan bilang begitu.. kalian bikin aku...”

“Narita sama Yukino?” siswi-siswi yang jalan masuk ke kantin membicarakan mereka “mana mungkin, mereka itu terpaut usia yang jauh banget kan, meskipun Yukino itu model terkenal tapi Narita itu 26 tahun sedangkan dia 17 tahun” , “sst!! Itu ada orangnya” bisik mereka

Satsuki dan teman-temannya mendengar “jangan dengarkan mereka, apa salahnya beda umur, Cuma 9 tahun kan” , “hm..semangat ya, kami mendukungmu, Narita adalah aktor baik-baik, dia ngga pernah gonta ganti pacar, dia orang yang gigih dalam bekerja, dia sempurna, Yukino sangat cocok dengannya”

“sudah kubilang kami ngga begitu..”

“ya, mungkin belum, tapi suatu saat” , “benar, dia sudah menunjukkan tanda-tandanya kalau dia itu mengistimewakanmu, kau harus bisa membacanya”

“itu ngga mungkin, Narita Ken ngga pernah berpacaran sebelumnya dengan aktris-aktris karena dia ngga pernah mau terlibat hubungan dengan setiap lawan mainnya, itu adalah prinsipnya”

“tapi... kau kan bukan lawan mainnya, kau kan lawan main Kappei”

“eh!?” Satsuki terkejut

Jam 3.30 Satsuki tiba di studio syuting, dia melihat Ken sedang duduk dengan Noriko, saat itu di studio sedang diputar lagu saoundtrack Inuyasha instrumen yang lembut dan sendu “Kikyo..” ucap Satsuki

“Kagome ayo ganti kostum” kata bibi Rumiko

“eh” Ken menoleh dan melihat Satsuki berjalan dengan bibi Rumiko

“saat melihat mereka kenapa aku merasa.. ada yang sakit di dadaku ya” pikir Satsuki sambil memakai kostumnya, saat syuting sedang berlangsung “bukan begitu, Inuyasha harus berdekatan dengan Shippou, oke..kufoto ya” Satsuki memotret dengan kamera digitalnya saat senggang

“aduh kau ini suka iseng ya, waktu itu handicam sekarang kamera” kata Kappei

“ayolah, ini untuk koleksiku, ah Miroku dan Sango juga”

Istirahat makan malam, syuting belum juga selesai, Satsuki melihat Ken makan satu meja dengan Noriko dan Toshiyuki “aku ngga lapar, mau ngapain ya?” ucap Satsuki, Kappei makan dengan Kouji dan Houko, Kobuki sudah pulang karena bagiannya sudah selesai, Satsuki memotret para kru, lalu ke meja Houko “ayo semuanya bergaya” Cepret!

“aduh kau ini, masa sedang makan juga kau foto sih, kenapa kau ngga makan?” tanya Kappei

“heeh..aku ngga lapar, sudah diam dan bergaya saja”

“ngga mau, aku jelek kalau lagi makan”

“dasar..kau itu memang jelek, lagi ngapain juga jelek” Satsuki pergi “siapa lagi ya? para kru sudah”

“sudah” Ken memegang lengan Satsuki “kau juga harus makan kan”

“oh..aku ngga lapar kok, aku juga ngga banyak syuting hari ini jadi ngga apa-apa”

“tidak, kau harus makan” Ken menariknya, mereka duduk berhadapan “sekarang makanlah” Ken membuka kota makan bagian Satsuki

“aku ngga...(selera makan)”

“ya sudah, buka mulutmu”

“eh?!!” Ken menyuapinya “hmp! (aduh semua orang kan lihat)” Noriko melihat mereka

Saat akan pulang Satsuki masuk ke lift, disana ada Noriko juga

“Sesshoumaru...kelihatannya memanjakan Kagome ya” kata Noriko

“ah..itu..”

“hubungan yang manis, seperti seorang kakak yang memanjakan adiknya” kata Noriko lagi. Tring! Lift terbuka dan mereka keluar, Satsuki jalan dibelakang Noriko

“kakak?” pikir Satsuki

Sampai dibawah Ken sudah menunggu dengan mobilnya “ayo naik”, Satsuki dan Noriko sama terkejut dengan alasan masing-masing “Kagome?” ulang Ken

“iya, baik” Satsuki pun masuk

“sampai jumpa” ucap Ken pada Noriko. Mobil melaju meninggalkan Noriko

“(kakak? Benarkah dia hanya bersikap seperti kakak?)” Satsuki memandangi Ken

“minggu besok, kau tidak ada syuting kan?” tanya Ken

“eh? e.. iya”

“apa jadwalmu? Pemotretan atau syuting iklan?”

“iya, pemotretan rutin di majalah SevenTeen”

“kalau begitu, karena aku kosong, boleh kutemani?”

“e.. iya, terimakasih”. Satsuki masuk ke kamarnya “jantungku selalu berdebar kencang jika memikirkannya...tapi apa yang sebenarnya yang Sesshoumaru pikirkan tentangku, benarkah dia perhatian hanya karena aku seperti adik baginya? Aku ingin tahu perasaan Sesshoumaru padaku, tapi...gimana aku menanyakannya”.

Esoknya “selamat pagi” sapa Satsuki ceria seperti biasanya, di studio majalah SevenTeen sudah ada fotografer

“selamat pagi” sapa Ken pada manager majalah, Ken ikut ke studio, dia berjalan dengan gayanya yang khas cool dan cuek dengan mengenakan topi dan kacamata hitamnya

“wah..sepertinya sengaja mengantar ya” kata manager

“karena sedang tidak ada kegiatan, sebagai senior model aku ingin lihat kegiatannya”

“bagus juga, kau pastinya tahu benar model itu kan, dia sedang berada di puncak karir modelnya saat ini, benar-benar model yang mengagumkan, usianya muda tapi dia sudah sangat profesional dalam dunia modelling”

“Yukino kan ngga pernah datang dengan seorang cowok neh, kenapa tiba-tiba ada seorang pria super tampan yang datang mengantar Yukino ya” goda teman-teman model lainnya

“dia hanya mengantar karena kan pernah kesini juga, dia kan model juga, kalian pasti tahu kan”

Dua jam pemotretan selesai “maaf, Sesshoumaru pasti bosan menunggu ya” kata Satsuki

“tidak, aku senang bisa melihat kegiatanmu” Ken tersenyum “apa sudah selesai?”

“iya, aku akan ganti baju dulu” Satsuki pergi ke kamar ganti

“biasanya Yukino libur begini baru selesai pemotretan sampai malam, kenapa hari ini cepat ya” goda teman sesama model “apa mau kencan ya” , “dengan aktor nomer satu sejepang, Narita Ken”

“apa sih yang kalian bicarakan, itu ngga benar, aku Cuma ngga enak kalau membuatnya lama menunggu” Satsuki keluar

“kita pergi makan ya, aku ada satu tempat makan yang sering kudatangi” mereka naik mobil dan pergi ke sebuah restoran jepang tradisional duduk di ruang privasi, makanan pun dihidangkan “kau suka makanan jepang?”

“hm..aku justru lebih suka makanan jepang dibanding makanan itali atau perancis, rasanya aneh, Sesshoumaru sering kesini ya?”

“kalau ada waktu saja, kebetulan sudah lama aku sibuk jadi ingin kesini denganmu, makanya aku minta libur”

“eh” Satsuki bengong “(dia sudah memperlihatkan tanda-tandanya kan kalau dia menyukaimu)” teringat kata-kata teman-teman Satsuki “(memanjakan seperti adik)” lalu teringat kata-kata Noriko “heeh” Satsuki menarik nafas

“kenapa? kau tidak suka?”

“eh? e.. ngga, suka kok, aku Cuma agak capek.he.he”

“biasanya kalau kau libur pergi kemana?” tanya Ken

“aku? mm....aku main dengan teman-teman, paling pergi ke mall tapi aku lebih senang di ice skate”

“kalau begitu, kita kesana setelah ini”. Selesai makan mereka pergi ke salah satu mall besar di kawasan Ginza, Ken dan Satsuki mengganti sepatu mereka dengan skate, karena memakai rok mini Satsuki suah meraih tali sepatu skate “biar aku saja” Ken berlutut dan memakaikan tali sepatu skate Satsuki

“ngga usah..Sesshoumaru..”

“tidak apa-apa, sudah selesai, ayo” Ken berdiri dan mengulurkan tangan, Satsuki menyambutnya dan mereka meluncur diatas es sambil bergandengan

“wah makin banyak orang” pengunjung mulai ramai. Dukk! Ada yang menabrak Satsuki, Brukk! Satsuki ambruk

“kau tidak apa-apa?” tanya Ken

“eh” Satsuki menoleh, dia ambruk didada Ken, mereka seperti berpelukan

“lebih baik kita menepi” Ken menggandeng Satsuki dan keluar arena ski. Akhirnya mereka pulang, Ken mengantar Satsuki “selamat malam” cup! Ken mencium pipi Satsuki, lalu dia pulang. Satsuki masih bengong di depan pintu

“apa itu tadi?”

Esoknya, saat Satsuki bangun “kenapa belum apa-apa, kita harus cepat-cepat loh, hari kita akan pergi ke lokasi syuting selanjutnya, kau bisa terlambat” kata manager

“heh??” Satsuki langsung pergi ke kamar mandi. Mobil yang dikendarai manager Satsuki sampai di depan kanto produksi Sunrise “haah..untung belum terlambat” Satsuki naik bus artis, para manager biasanya menyusul dengan mobil sendiri, Satsuki duduk di kursi dekat jendela sambil membaca naskah, para artis datang memilih tempat duduk, seseorang duduk disamping Satsuki, gadis itu menoleh “eh?!” Ken tersenyum sambil memakai topi dan kacamatanya

Selama perjalanan mereka tidak mengobrol, bus berhenti di tempat pengisian bahan bakar, begitu sampai di penginapan dan makan malam, semua dalam satu ruangan bersama para kru film juga

“nona Kagome...” kata seorang kru “tadi saat pemberhentian di pom bensin, aku membeli ini” kru itu memberikan satu tabloid “headline-nya berita tentang nona Kagome dan tuan Sesshoumaru kencan berdua”

“eh?!” Satsuki, Noriko dan yang lain terkejut....


Gimana ini? Apa yang akan mereka jawab tentang gosip yang beredar secepat angin itu?? Dunia entertainment memang dahsyat. Baru semalam jalan-jalan paginya berita sudah tersebar.... apa harus menyangkal karena memang mereka ngga pacaran?


Inuyasha: The Life Behind The Scene Chart 3

Hari berikutnya, Satsuki berlatih panah dengan Noriko dan instruktur panah, sedangkan Houko berlatih bumerang, Kouji masih dengan tongkat budhanya, sedangkan Ken dan Kappei berlatih pedang, Kobuki dan Toshiyuki merekam latihan Satsuki dengan handicam milik Satsuki

Ting! Ting! “aduh, kenapa Tetsusaigaku usang begini, sedangkan Tensaigamu bagus begitu” kata Kappei

“kau mau mencoba Toukijinku?”

“pedang siluman itu?” Kappei masih bengong

Sring! Ken mengayunkan pedang Toukijin itu pada Kappei

“hei!” Kappei menunduk refleks “kau mau membunuhku ya?!”

“Sesshoumaru, kau pernah belajar pedang ya?” tanya Kouji

“tidak, hanya saja..” Ken masih mengayunkan pedangnya “aku dari keluarga samurai” Sring! Ken memasukkan Toukijin ke sarung pedangnya

Menjelang istirahat makan siang

“Kagome, gimana latihanmu? Sudah bisa menguasai belum?” tanya Kappei

“jangan berisik Inuyasha”

“kau ini, aku kan hanya bertanya, kalau Kikyo?”

“entahlah, semoga aku bisa sebaik Kikyo” Siut! Jleb! Panah Noriko tepat sasaran

“Kikyo memang hebat” ucap Satsuki

“waktunya istirahat nona” kata instruktur, semua menepi duduk di teras belakang, tapi Satsuki terus berlatih

“kenapa gagal terus” keluhnya sambil terus mencoba

“Kagome chan” panggil Houko “ayo istirahat”

“sebentar lagi” Satsuki menarik busurnya dan Siut! Srak! Meleset lagi “huh” keringatnya mengucur di bawah terik matahari

“dia itu semangat sekali sih” kata Kappei “ini kan sudah siang, dilanjut nanti sore kan bisa” lanjutnya sambil mengipas-ngipas diri

“masih mau berlatih?” tiba-tiba Ken ada di dekat Satsuki

“iya, perkembanganku kan lambat jadi aku harus lebih banyak berlatih dibanding yang lain, Kikyo juga sudah bisa kan”

“sepertinya kau memang tidak bisa dihentikan, kalau begitu teruskan saja, tapi pakai ini” Ken memakaikan topi yang sering dipakainya “tidak baik jika rambutmu kepanasan”

“iya, terimakasih”

“hei, kenapa aku merasa mereka berdua akrab ya, padahal Sesshoumaru terlihat susah bergaul” kata Kappei, yang lain memandang Satsuki dan Ken

“iya, padahal kan mereka baru bertemu di serial ini” kata Toshiyuki

“memangnya kenapa? apa kalian suka mengurusi urusan orang, seperti para pencari berita itu” kata Houko

“ngga, enak saja, ya kalau memang Sesshoumaru menyukainya itu bagus, tapi kan aneh, apa Kagome itu ngga terlalu kecil untuk Sesshoumaru?” kata Kappei

“eh” Noriko menoleh pada Kappei

“kalau memang suka.. umur ngga masalah kan” kata Kouji

“tapi jadi kayak lolita kompleks.he.he” Kappei meringis. Lolita Kompleks adalah kecenderungan seorang yang menyukai lawan jenis yang usianya jauh dibawahnya.

Makan siang dihidangkan

“Shippou, panggil Kagome untuk makan” kata Kappei

Siut! “heh.. hampir”

“Kagome, waktunya makan”

“iya, sebentar lagi”

“lanjutkan nanti sore saja, kulitmu bisa hitam terkena sinar matahari, kau itu kan model” kata Houko

“oh ya, aduh aku lupa, soalnya aku terbiasa ingin menguasai apa yang ngga aku bisa sih”

“sudah kita makan dulu ya”.

Sore harinya “Shippou, ayo ikut aku latihan, nanti kau rekam aku lagi”

“kau itu narsis juga ya” kata Kappei

“apa? narsis?” Satsuki terpancing

“sudah, katanya mau latihan” Ken mencegah tangan Satsuki, mereka bertiga ke halaman belakang

“aku harus bisa” Satsuki mengencangkan topinya “konsentrasi, bidik dan panah” gumam Satsuki. Siut! Jleb! Panah mengenai sasaran “hah?!” Satsuki bengong “berhasil? Aku berhasil! Akhirnya aku berhasil!! Shippou kau lihat itu kan? Kau sudah merekamnya kan? aku berhasil!” Satsuki berseru kegirangan

“iya, iya...selamat” ucap Kobuki

“aku berhasil, Sango lihat itu kan, Miroku lihat kan” dia berlari-lari memberitahu semua orang, Ken tersenyum melihatnya

“dasar bocah, baru begitu saja sudah teriak-teriak ngga karuan” kata Kappei

“Inuyasha kau ini, ngga bisa menghargai kerja keras orang ya”

“apaan sih, kerja keras apanya, karena sudah berlatih menjadi bisa itu kan wajar, kau kan baru berhasil satu kali”

“tapi itu kan menggembirakan” mereka saling ngotot

“(baru tadi tertawa-tawa, sekarang marah-marah pada Inuyasha, dia itu...)” pikir Ken sambil menatap tingkah Satsuki.

Menjelang malam “bibi, aku ngga ikut makan malam ya, aku mau berendam lama, jadi ngga usah menyiapkan makan malam untukku” kata Satsuki pada penjaga penginapan, dia berendam sendirian “segarnya..”

“mana makanan Kagome?” tanya Ken saat makanan dihidangkan

“nona Kagome bilang ingin berendam lama-lama, jadi tidak ikut makan bersama”. Dan setelah selesai makan malamnya.

Pyuk! Satsuki keluar dari kolam, memakai handuk pemandian, lalu keluar dari tempat pemandian, Sret! Pintu geser itu dibuka “eh” dia melihat ada seseorang yang berdiri bersandar dinding di mulut pintu keluar menatap ke arahnya, ternyata Ken “e...” wajah Satsuki memerah tapi tidak bisa beranjak

“ku tunggu diluar” Ken lalu keluar, Satsuki langsung membuka pintu kamar ganti dan bersandar dipintu

“apa itu tadi... memalukan... kenapa harus bertemu dengan pakaian begini, dia melihatku begini... kenapa ada di kamar pemandian wanita, apa dia sengaja menungguku... tapi itu ngga masuk akal, kalau ada yang ngga berpakaian gimana, apa dia seceroboh itu, tapi dia tahu kalau penginapan ini disewa khusus, jadi dia tahu disini Cuma ada aku, tapi tetap saja ngga masuk akal dia ada di kamar pemandian wanita...” Satsuki berperang dengan pemikirannya. Akhirnya dia keluar

“sudah selesai?” tanya Ken santai

“e.. iya, tadi..”

“ngga usah dipikirkan, sudah biasa kan, aku kan model”

“eh” Satsuki langsung menoleh “(ya, Sesshoumaru kan model papan atas, pasti sering pemotretan dengan orang asing, yang berpakaian bikini, haaah lagipula body orang luar lebih seksi kan, haaah.. aku saja yang berlebihan)”.

Paginya, Satsuki bangun tidur “aduh, badanku pegal semua, tanganku sakit”

“mungkin itu karena Kagome terlalu bersemangat berlatih kemarin” kata Houko

“itu sih bukan bersemangat, tapi berlebihan” kata Kappei

“Inuyasha, jangan memancingku ya, aku sedang ngga mau bertengkar denganmu’

“heh itu kan karena kau yang sukanya marah-marah”

“Kagome, kau tidak berlatih hari ini?” kata Noriko

“aku bisa berlatih, seperti ini saja sih ngga apa-apa, nanti kalau dibiasakan juga ngga akan terasa”

“jadi kau tetap ingin berlatih” tanya Ken

“iya ^ ^” Satsuki bersiap. Siut! Jleb! “kalau hasilnya begini, seluruh badan sakit juga ngga masalah”.

Di kamar tidur Satsuki ada Houko dan Noriko “Sesshoumaru cepat akrab ya dengan Kagome, padahal meskipun dia baik tapi untuk dekat dengan perempuan jarang loh, waktu itu Inuyasha dan yang lain juga sempat membicarakannya” kata Houko

“apa sebelumnya kalian pernah mengenal dekat?” tanya Noriko

“ngga, aku baru bertemu Sesshoumaru disini, meskipun waktu itu Sesshoumaru bilang pernah jadi pengamat pada saat showku tapi saat itu aku benar-benar ngga tahu kalau disana ada Sesshoumaru, hubungan kami biasa saja kok, sama seperti yang lain”

“iya, aku tahu, lagipula usia kalian terpaut jauh” kata Noriko

“eh” Satsuki langsung menoleh

“seperti kakak dan adik saja kan” kata Noriko lagi.

Deg! Satsuki diam. Noriko merebahkan diri “Kikyo sudah lama mengenal Sesshoumaru, apa Kikyo pernah merasa suka padanya?” tanya Satsuki

“eh!?” Noriko terkejut tanpa menoleh “he.. seseorang yang profesional tidak akan melibatkan perasaannya dalam pekerjaan” Noriko terpejam

“tapi rasa itu tumbuh diluar pekerjaan, ngga apa-apa kan?”

“Kagome chan, kita tidur sekarang?” kata Houko

“iya ^ ^, selamat tidur”.

Paginya mereka kembali ke Tokyo. Begitu sampai di kantor produksi Sunrise “ini topi Sesshoumaru, maaf baru dikembalikan, aku terlau sering memakainya jadi lupa”

“tidak apa-apa, pakailah, kuberikan padamu” Ken memakaikannya di kepala Satsuki

“terimakasih” Noriko memandang mereka.

Di apartenmen Satsuki tinggal sendirian, dia bangun pagi “huaah, sepi banget” dia duduk di kursi dapur “biasanya makan bersama mereka”

“Satsuki, cepat mandi, ada pemotretan untuk majalah, jadwalmu menumpuk karena kau absen selama seminggu” kata manager

“oh ya? wah..pasti capek”. Di kantor majalah SevenTeen, Satsuki melakukan pemotretan dengan berbagai macam kostum

“terimakasih atas kerja samanya” ucap manager majalah

“sama-sama” seorang pria membungkuk “Ken kita masih harus wawancara” dia adalah manager Ken, lalu mereka pergi, manager majalah masuk ke ruang pemotretan satunya

“Satsuki, apa kabar?”

“aku baik-baik saja, lama ngga ketemu” Satsuki kembali dirias

“kau satu film dengan Narita Ken kan, senang ya” manager lumayan akrab dan mudah berteman

“iya sih”

“tadi dia juga ada pemotretan disini, tpi Cuma sebentar”

“apa?”

“eh? Satsuki ingin bertemu ya? maaf ngga ngasih tahu”

“e... ngga kok, Cuma kaget saja”.

Esoknya di Sekolah Satsuki “Yukino, lama ngga ketemu”

“hai teman-teman” Satsuki ngobrol dengan dua orang teman akrabnya

“kau sedang syuting dengan Kappei ya?” , “tahu ngga, aku suka banget smaa Kappei, dia tampan ya kan Yukino?”

“e.. masa sih (ada juga yang menyukainya, dia itu kan cerewet banget)” mereka ke kantin untuk sarapan pagi

“satu film juga sama Narita Ken??” mereka kaget “dia adalah cowok super tampan, wah... hebat bisa menghabiskan waktu dengan Ken-sama” mereka berimajinasi

“cinta lokasi?” , “kau menyukai salah satu dari mereka berdua”

“kalian ini apa-apaan, aku kan baru mnegenal mereka, lagipula aku kan baru dibidang akting, jadi bukan asmara yang kupikirkan, tapi belajar akting”

“tapi kau kan model top Jepang, ngga kalah dari mereka kok, Cuma beda bidang saja, dikalangan anak muda justru kau yang lebih terkenal kan”

“terimakasih, tapi aku juga mneghormati mereka sebagai seniorku, aku dianggap anak kecil disana”

“kenapa bisa begitu, kau kan sudah 17 tahun, sudah dewasa, sudah bisa menikah, kenapa dianggap kecil” , “iya, siapa yang mengatakannya?”

“tenang saja, aku memang seperti anak kecil kok, mereka kan profesional dibidangnya selama bertahun-tahun”

“kau juga model profesional, sudah berapa tahun?” , “7 tahun, sejak usiamu 10 tahun kan, kita kan satu SD bareng, aku pendukungmu, tenang saja”

“terimakasih, tapi aku baik-baik saja, aku akan lebih berusaha”.

Hari-hari syuting serial Inuyasha dimulai

Scene apa lagi yang akan terjadi antara Kagome dan Sesshoumaru? Gimana jalan mereka hingga akhirnya mereka bisa bersama? Rintangan apa yang akan dihadapi? Orang ketiga? Para pers? Management? Gimana dengan semua itu? Dan pandangan perbedaan usia itu?.


Inuyasha: The Life Behind The Scene Chart 2

Belum pasti siapa tokoh utama disini, atau kalian sudah menebak dari episode pertama kemarin?

Dengan kostum masing-masing para artis berlatih, Kappei bersama Kouji dan Houko, Satsuki dengan Noriko, Ken sendirian

“ayo nona luruskan punggung, tarik panahnya dan lepaskan” kata instruktur panah

Siut! Tuing! “ngga kena..” ucap Satsuki

“tidak apa-apa, ayo coba lagi”, di tengah-tengah latihan mereka mengobrol

“Sesshoumaru berlatih sendiri ya?” tanya Satsuki pada Noriko

“dia memang sua menyendiri, melakukan apa saja sendiri” jawab Noriko Siut! Jleb! Panah Noriko tepat sasaran

“eh?” Satsuki memperhatikan kelincahan Noriko, latihan dihentikan saat siang hari, lalu dilanjutkan pada sorenya, ketika petang mereka selesai latihan mereka pergi ke pemandian air panas

“Kagome dan yang lain ngga ada” kata Kouji

“mereka sedang berendam” jawab Kobuki

“wah Miroku, kau pasti ingin bisa berendam bersama mereka” ledek Toshiyuki

“sudah kubilang kan aku ngga semesum itu”

“bibi, aku juga ingin berendam, dimana pemandian laki-laki” tanya Kappei

“kita berendam sama-sama saja, ayo Sesshoumaru” Toshiyuki merangkul Ken

“ayo Shippou” Kouji mengajak Kobuki

“cih, kenapa aku ditinggal, dasar kalian ini”.

Di pemandian tempat Satsuki dan yang lainnya berendam “e... Kikyo sudah kenal dekat dengan Sesshoumaru ya?” tanya Satsuki

“eh?” Noriko menoleh heran

“e.. maksudku... Kikyo dan Sesshoumaru kan sama-sama sudah terkenal di dunia akting dan sudah pernah bermain bersama dalam satu film”

“kau tahu?” tanya Houko

“iya, karena aku suka Sesshoumaru, e... maksudnya, aku mengaguminya, sepertinya Kikyo dekat dengan Sesshoumaru ya”

“biasa saja, kami memang pernah satu film dan sama-sama sebagai pemeran utama, tapi dia selalu biasa-biasa saja berteman dengan lawan mainnya”

“memangnya... Sesshoumaru ngga pernah berpacaran?”

“eh?” Noriko langsung menoleh

“e.. maksudku... cinta lokasi, biasanya aktor dan aktris kan sering begitu” Satsuki berpaling “pastinya banyak yang suka sama sesshoumaru kan, dia kan... aktor besar, terkenal, baik, dan...”

“tampan maksudmu” sambung Noriko

“e... ya... iya, jadi sepertinya mustahil pria seperti Sesshoumaru ngga pernah pacaran kan”

“entahlah, aku ngga tahu hal-hal pribadinya, apa kau menyukainya?”

“eh?!! bu.. bukan begitu.. hanya saja”

“muka Kagome merah” kata Houko

“ah.. ini pasti karena air hangatnya” Satsuki memegangi kedua pipinya

“Sessoumaru memang sering digosipkan dengan wanita lawan mainnya kan, karena ketampanannya yang ngga mungkin bisa dipungkiri setiap wanita, apalagi kalau berpasangan ddalam sebuah film, selama ini Sesshoumaru ngga pernah terdengar beritanya berpacaran dengan siapapun jadi wartawan pasti sangat tertarik untuk mengetahui kisah asmaranya” kata Houko lagi

“Sango.. tahu ya”

“siapa yang ngga kenal aktor sebesar Narita Ken, semua wanita pasti mengenalnya, apalagi aku di dunia yang sama, mengenalnya adalah hal yang wajib, beritanya bukan hanya jadi incaran wartawan tapi juga pengagumnya, tapi lawan mainnya kan cantik-cantik, seperti Kikyo, kenapa Sesshoumaru ngga juga pacaran ya”

“karena... baginya keprofesionalan pekerjaan lebih penting” kata Noriko

“maksudnya?” tanya Satsuki dan Houko

“dia ngga akan membawa perasaan yang diperankannya dalam kehidupannya”

“jadi.. Sesshoumaru ngga pernah terlibat asmara dengan siapapun lawan mainnya?” tanya Satsuki

“ya, mungkin seperti itu”

Sedangkan di kolam pemandian para pria “Narita” panggil Toshiyuki

“hee.. kan sudah dibilang kalau kita hanya bisa memanggil dengan nama peran masing-masing, ingat ngga sih” kata Kappei

“iya, iya, aku kan sudah biasa memanggilnya Narita, jadi agak susah diubah” kata Toshiyuki

“ada apa?” suara Ken

“aku ingin tahu apa yang membuatmu menerima tawaran main di serial ini, kau kan selalu jadi pemeran utama dalam setiap filmu” kata Toshiyuki

“tidak apa-apa kan” jawab Ken santai

“tapi disini kan kau hanya sebagai pemeran pembantu, apa ngga menjadikan derajatmu turun” kata Kouji

meski hanya peran pembantu tapi justru aku yang tidak terkalahkan kan” kata Ken santai sambil membasuh tangannya

“iya, curang sekali, seharusnya sebagai pemeran utama akulah yang paling kuat, tapi kenapa justru pria cuek, dingin dan ngga punya hati seperti dia” sambil melirik Ken

“bukan salahku kalau mereka menawarkan peran Sesshoumaru itu padaku, mungkin karena aku memang cocok untuk jadi yang terbaik” Ken keluar dari kolam

dasar narsis, benar-benar sehati dengan Sesshoumaru ya, cuek dan menyebalkan” kata Kappei

“tutup mulutmu Inuyasha, kau tidak pantas berbicara begitu pada kakakmu” kata Ken sambil berlalu

Waktu makan malam semua berkumpul dengan memakai piyama penginapan, duduk di depan meja masing-masing, Satsuki memandang Ken sambil minum, tiba-tiba secara tidak sengaja Ken menoleh dan menatapnya “uhuk!!” Satsuki tersedak dan batuk-batuk

“Kagome ngga apa-apa?” tanya Houko

“makanya kalau minum hati-hati, kau ini..ngga bisa melakukan sesuatu dengan benar ya” kata Kappei

“Inuyasha.. aku benar-benar benci padamu” Satsuki memukul tangan Kappei

“hei.. apaan sih”.

Bintang memenuhi langit, bulan masih sabit, Satsuki duduk di kursi taman belakang sambil mendengarkan lagu dari discmannya dan membaca script

“Kagome” Ken memanggil tapi Satsuki diam saja, akhirnya Ken langsung duduk disampingnya

“eh” Satsuki menoleh “Se.. Sesshoumaru??” dia langsung melepas earphonenya

“pantas dari tadi kupanggil diam saja”

“eh? Sesshoumaru memanggilku? Ada apa?”

“tidak apa-apa, kenapa ada disini? Apa yang kau lakukan?”

“aku sedang mempelajari naskah”

“lagu ini?” Ken memegang discman Satsuki

“original soundtrack untuk serial Inuyasha” Ken memasangkan earphone di telinganya, lalu bersandar dan terpejam, Satsuki memandanginya

“kau dipanggil Inuyasha untuk bergabung di ruang santai” kata Ken sambil masih terpejam

“eh? oh.. ya” Satsuki pergi

“aku pinjam ini ya” kata Ken

Pagi berikutnya, di halaman belakang “Gunung Fuji memang indah sekali ya” kata Houko, dari halaman itu mereka bisa melihat gunung itu

“selamat pagi.. Sango, Miroku ayo ucapkan salam” Satsuki mengarahkan handicamnya

“hai..” mereka melambai

“ini penginapan kami, indah kan” Satsuki terus merekam, duk! Dia menabrak orang dibelakangnya “Se..Sesshoumaru..” sejenak Kagome bengong “e.. selamat pagi” lalu mengarahkan kameranya pada Ken

“selamat pagi” Ken tersenyum

“Kagome, sedang ngrekam ya?” Kappei datang “halo, aku Inuyasha” dia melambai ke arah kamera

“kau ini.. ternyata suka diekspos ya” Satsuki pergi “kalau ini musuh yang paling menakutkan, Naraku” Kagome mengarahkan kameranya pada Toshiyuki yang sedang duduk dengan Kobuki

“aduh jangan begitu, aku ini orang yang sangat baik loh” kata Toshiyuki pada kamera Satsuki

“gimana kalau kita merekam pemandangan gunung yang indah itu”

“ayo” mereka bertiga pergi

“hei, Kagome! Tunggu! Mau kemana kau dengan siluman brengsek itu, aku kan belum selesai direkam” Kappei teriak-teriak

“apa?” kata Toshiyuki

“dia belum selesai merekamku”

“bukan yang itu, tadi kau bilang aku apa? siluman brengsek? Kau jangan keterlaluan ya, ini kan belum syuting, ngga perlu mendalami karakter sampai segitunya kan, aku kan bukan siluman brengsek”

“dari awal aku suka dengan karakter Inuyasha, jadi dari awal juga sudah menghayati peran ini, kalian jadi terbawa kan dengan aktingku.he.he”

“kau memang menyebalkan kok, setengah siluman yang cerewet dan suka marah” kata Satsuki

“apa kau bilang? Dasar kau ya, kurebut kameranya”

“jangan” mereka berkejaran sambil tertawa.

Malam harinya mereka bersantai dan mengobrol “Kagome, kau sebelumnya ngga pernah berakting kan? Aku belum pernah melihatmu di film atau serial manapun” kata Kappei

“hmm, aku memang belum pernah berakting, hanya model dan bintang iklan”

“model? oh ya, aku ingat” semua menoleh pada suara Toshiyuki “dulu aku pernah melihat showmu, saat peragaan busana pengantin, kau yang disebut the youngest bride itu kan”

“oh..show dua tahun yang lalu itu, aku masih kelas 3 SMP waktu itu”

“kau jadi model utamanya kan” lanjut Toshiyuki

“wah, gimana bisa bocah seperti itu jadi model utama”

“kau ini... waktu itu peragaan busana pengantin biasa tapi designer membuat satu pakaian pengantin yang khusus didesain untuk dipakai untuk para pengantin muda, karena aku yang paling muda disana, jadi aku yang disuruh memakai pakaian itu, dan wartawan menjulukiku youngest bride”

“oh, gadis model yang menjadi ikon gadis-gadis remaja sejepang ya,, waktu itu memang heboh, semua membicarakan tentang gaya pernikahan muda, dan gambar model gadis muda yang mengenakan busana pengantin itu terpampang di seluruh papan iklan, jadi itu Kagome..” kata Houko

“masa kau seterkenal itu” kata Kappei

“kau saja yang buta, hanya menganggap dirimulah yang paling populer” ledek Satsuki

“saat itu Kagome begitu terkenal, para remaja sejepang mengikuti tren mode dan aksesori yang Kagome tampilkan, dimana-mana membicarakan tentang pernikahan di usia muda, berharap bisa tampil seanggun model dengan busana pengantin itu” kata Noriko

“ngga kusangka, model yang kita tonton itu adalah Kagome, iya kan Sesshoumaru” kata Toshiyuki

“eh?” Satsuki menoleh pada Ken

“Sesshoumaru, kau juga menonton pertunjukkan Kagome waktu itu ya” tanya Kouji

“waktu itu.. kami diundang pihak rumah mode untuk jadi pengamat” kata Ken

“oh ya. dulu awal karir Sesshoumaru juga model kan” kata Houko

iya, kami model senior, kami aktif di catwalk untuk beberapa tahun sambil berakting juga, tapi sekarang sih Cuma pemotretan untuk brand tertentu saja” kata Toshiyuki

“jadi... saat itu Sesshoumaru hadir?” tanya Satsuki, mereka berpandangan

“bodoh, kenapa masih tanya, kan dibilang mereka hadir sebagai pengamat” kata Kappei

“tapi... designer ngga bilang ada guest (aduh, aku malu)” pipi Satsuki memerah

“lalu Sango sendiri, apa dari awal terjun di dunia akting?” tanya Noriko mengalihkan perhatian mereka

“iya, aku dari awal di dunia akting lalu merambah ke dunia tarik suara, tapi baru pertama kali ini aku bermain dalam serial action, apalagi senjataku besar, susah juga, untungnya kostumku sederhana”

“ngomong-ngomong soal kostum, sepertinya yang paling merepotkan kostum Sesshoumaru dan Naraku kan” kata Kouji

Mereka ngobrol sampai malam, Kagome masuk ke kamarnya “dimana ya” Kagome mencari-cari sesuatu

“cari apa Kagome?” tanya Houko

“Sango melihat discmanku ngga? Aku lupa meletakkan dimana”

“ngga, coba tanya yang lain, mereka belum tidur kok”, lalu Satsuki keluar

“ah, Kikyo” kebetulan Noriko lewat “Kikyo lihat discmanku ngga? Aku lupa nih, sudah dicari dikamar tapi ngga ada, apa Kikyo lihat?”

“discman?” Ken datang “ada ditempatku kan” katanya “ayo ikut aku” lalu Satsuki mengikuti Ken, Noriko hanya diam memandang

ini” Ken menyerahkan discman Satsuki “terimakasih, lagu-lagu soundtracknya bagus-bagus”

“iya, aku juga suka sekali, setiap kali mempelajari naskah aku pasti mendengarkannya, karena akan sangat membantuku mengenal semua dengan baik, aku belum pernah berakting sih” kata Satsuki polos, saat akan keluar.

“aku suka sekali” kata Ken, Satsuki menoleh “saat itu.. benar-benar the sweetest bride”

“eh!?”

“he.. selamat malam”

“e.. selamat malam” Satsuki keluar “(e.. apa maksudnya itu...sweetest bride? Aku? manis? Jadi dia bilang aku manis? Lalu suka.. apa yang dia maksud suka)”

Dokashita no? Apa yang terjadi............ tunggu Chart berikutnya ya..

Koi wa Idol_Eight News *Do You Love Me?*

Di kelas, “Hiru ada apa denganmu? kau terluka?” Takuto melihat pipi Hiru yang memar

“tidak apa-apa”

“Kurisaki selamat pagi” sapa teman-teman

“pagi” , dia dan Hiru berpandangan

“aku mau ke ruang kesehatan” Hiru pergi deg! Dia melewati Mei begitu saja

“eh?” Takuto heran.

Drap! Drap! Mei berlari menyusul

“eh?! Apa ada sesuatu dengan mereka? tapi Hiru bukan tipe seorang laki-laki yang suka bertengkar kan”.

Di ruang kesehatan, “lukanya harus ganti perban dua kali sehari” kata perawat

“terimakasih”

“iya *-* (tampannya..)”

Brek! Mei membuka pintu dengan wajah serius

“eh?!” mereka menoleh

“a...ada apa?” perawat ketakutan

“kita harus bicara” Mei memandang langsung pada Hiru

“e..a..aku pergi” perawat langsung keluar

“Hiru tahu kan, kita tidak bisa seperti ini”

“kau menyukaiku?”

“eh? Tentu saja, aku memang menyembunyikan hal itu tapi aku tidak pernah bohong tentang perasaanku pada Hiru, awalnya aku ingin berteman dengan orang lain tanpa mereka melihatku sebagai Kurippe, tapi aku takut jika Hiru mengetahui aku seorang model Hiru akan membenciku karena masa lalu Hiru”

“kau..tahu itu?”

“iya, saat Moon-san datang, aku takut Hiru akan membenciku dan memandangku dingin seperti itu, aku tidak bisa membayangkan Hiru akan membenciku”

“aku tidak mungkin membencimu”

“eh?”

“tapi aku tidak bisa bersamamu untuk saat ini”

“eh?!” Hiru pergi

“heh..” trrr!! Ponsel Mei bergetar “halo?”

“aku akan menjemputmu sekarang, temui aku di kantor kepala sekolah”.

Lalu di ruang kepala sekolah “terimakasih banyak” ucap Reiko

“permisi” Mei masuk

“kita pergi sekarang, aku sudah menjelaskannya pada kepala sekolah tentang keadaan darurat saat ini” kata Reiko

“Selamat pagi” guru masuk ke kelas, Hiru menoleh ke bangku Mei yang kosong

“dia jadi sering absen ya”.


Di ruang GM ada orang asing “dia Mr. Gabbon dari majalah Cover Girl Amerika, dia ingin kau menjadi salah satu top model Cover Girl”

wow..she is Outgragous” kata orang asing itu

can i think about it first?

“eh?” Reiko dan GM heran

it’s ok, i’ll wait for good news

thankyou very much” Kurippe membungkuk

“bukankah ini impianmu, menjadi Outgragous?” tanya Reiko di ruang make up

“iya, aku tahu” Aya melihat raut wajah Mei dalam diri Kurippe

“dia tidak punya waktu banyak, kau dengar sendiri, lusa kau harus menjawabnya”

“iya, aku tahu”


“Akhirnya Kurippe jadi model Outgragous!!” kata siswi-siswi di kelas Hiru “jadi dia akan go internasional?”

“eh?” Hiru mendengarnya

“iya, dia ditawari kontrak dengan majalah terkenal di Amerika” , “itu artinya dia akan tinggal di Amerika kan”

“eh?!”

“Kurisaki tidak masuk lagi? Kenapa dia jadi sering absen sih” Takuto duduk

“iya, belakangan ini dia sering tidak masuk” kata yang lain, Hiru hanya menatap bangku kosong Mei.


Di ruang make up Aya, “dimana Mori-san?”

“sepertinya dia pergi, aku juga tidak tahu” jawab Ohara.

Tap.tap.tap langkah kaki yang panjang menapaki lantai dengan high heels sepanjang 15cm

“wa...waaa..itu kan model yang sangat terkenal itu kan” , “hee?? Morita Aya??” , “waktu itu Moon, sekarang Morita Aya, kenapa model-model top itu datang kesini ya” seisi sekolah gempar

“permisi” Hiru masuk ke ruang kepala sekolah

“bisa tolong tinggalkan kami” pinta Aya

“iya, silahkan berbincang-bincang” kepala sekolah pergi

“he..” Aya melepas kacamata coklatnya “perkenalkan..namaku Morita Aya”

“Nishimoto Hiru” Hiru membungkuk

“aku sudah tahu, dan aku kesini memang mencarimu”

“eh?”

“aku sudah banyak dengar tentangmu dari Kurippe..oh..bukan..Mei, dia sering bercerita tentangmu ... aku rasa kau pasti sudah tahu tentang siapa sebenarnya Mei, karena aku melihat ekspresi Kurippe akhir-akhir ini tidak begitu kuat, mungkin karena dia terganggu dengan apa yang dirasakannya saat ini”

“eh?”

“dan soal tawaran keluar negri itu..kau juga sudah tahu?”

“hm”

“tapi aku rasa dia belum mengatakannya secara langsung padamu, benar begitu?”

“...iya”

“apa kau tahu kenapa? karena itu hal yang sulit baginya, untuk melihat bagaimana reaksimu jika dia mengatakannya padamu”

“....”

“impian anak itu adalah ingin bisa menaklukan dunia modelling, he..keinginan yang mengerikan, dan karena itulah dia kini menjadi model yang menguasai dunia modelling jepang, menjadi seorang model yang menakutkan, dengan karakter yang begitu kuat dan berdedikasi tinggi, meski karena itu dia mengorbankan kepribadiannya sendiri, dia....saat bertemu denganmu..baru bisa menjadi dirinya sendiri, sebagai Kurippe demi impiannya..dia tidak pernah ragu dalam mengambil keputusannya, pasti dan tegas dia akan melangkah meraih apapun yang ada dihadapannya, tapi....baru kali ini aku mendengar dia meminta waktu untuk sebuah penandatangan kontrak, hal yang tak pernah terjadi dalam sepanjang karirnya sebagai model, dan satu-satunya alasan yang bisa membuatnya ragu aku rasa hanya satu...kau”

“eh?!”

“aku pernah melepas impianku demi kebahagiaanku, aku memang bahagia...tapi perasaan kehilangan impian sebagai kegagalan tetap saja ada, memang kalau hanya mengejar impian dan meninggalkan orang yang kita cintai itu juga salah, mendapatkan impian tapi tak merasakan kebahagiaan, tapi apa tidak bisa jika kita meraih impian bersama orang yang kita cintai?”.

Keesokkannya Mei tidak masuk juga, “Mr. Gabbon akan datang 10 menit lagi, kita ke ruang GM sekarang” Reiko menjemput Kurippe di ruang make up-nya

“( aku tidak mau punya hubungan yang akan menghalangi langkahku menuju dunia internasional )” Kurippe teringat ucapannya “he...” dia tersenyum tipis dan berjalan dengan langkah pasti

“aku permisi” Hiru bangun dari tempat duduknya dan pergi

“eh??” semua melongo.


Di lobby kantor KJMM “eeh? Siapa itu?” , “..tampannya?” , “sepertinya bukan model sini kan? Dia juga berseragam sekolah” kata resepsionis kantor

“maaf, mau mencari siapa?” tanya security

“aku mencari Kurisaki Mei” jawab Hiru

“eh? Tapi tidak ada model yang bernama Kurisaki Mei” kata resepsionis

“dia model disini”

“sepertinya ada sesuatu” Aya, Reiko dan Ohara turun

“eh? Nishimoto?”

“eh?” mereka menoleh

“Morita-san, dia mencari seseorang yang tidak ada disini”

“he..ikutlah denganku” kata Aya.

Di ruang GM sudah ada Mr. Gabbon

“aku tidak akan menerima tawaran itu” kata Kurippe pada GM

“eh?!” GM sangat terkejut

what does she say?” tanya Mr. Gabbon

“maaf!” Cekrek! Pintu dibuka “eh?!” Kurippe terkejut melihat Hiru

“aku akan menunggumu!” kata Hiru “selama apapun aku akan tetap menunggumu, jadi...percayalah padaku....karena aku percaya kau mencintaiku...” mata Kurippe berkaca

so...what’s your answer?

hm..I’ll take it for sure” Kurippe membungkuk

“he..” GM dan yang lain pun tersenyum.

Di lobby Kurippe dan Hiru bergandengan “waa..jadi dia kekasih Kurippe?”

“he..”

Kurippe tersenyum? Kau lihat tadi?” , “shinjirarenai”.

Cover tabloid memuat foto Kurippe tersenyum di depan laki-laki berseragam sekolah “waa....Kurippe tersenyum...” , “manisnya...” , “dia sangat cantik dengan wajahnya yang elegan, tapi dia dengan tersenyum seperti ini jadi lebih manis ya” , “tapi siapa ya pria ini, kenapa wajahnya tidak terfoto?”

Hiru berdiri di dekat jendela “kami ingin mewawancarai siswa disini, foto di tabliod itu memakai seragam siswa SMU ini kan” wartawan berkumpul di depan gerbang

“yang benar? Jadi kekasih Kurippe murid SMU Seishin?”siswa-siswi gempar

“heeh...” Hiru menarik nafas “(menghindar atau tidak aku tetap akan berhubungan dengan hal seperti ini)”

“kenapa wartawan-wartawan itu bisa ada disini? Siapa sebenarnya kekasih Kurippe yang mereka cari?” kata Takuto, Tuing! Hiru merasa tersindir “-_-*”

“anak-anak cepat duduk” Yamamura-sensei datang

“eh? Kurisaki tidak datang lagi?” tanya Takuto

“bapak akan mengumumkan sesuatu tentang Kurisaki Mei”

“eh?”

“mulai hari ini Kurisaki Mei tidak akan belajar bersama kita lagi disini”

“apa?! Hei Hiru kenapa kau diam saja, ini tidak benar kan, kenapa tiba-tiba begini”

“Edo..tenang dulu”

“mana bisa tenang, ini menyangkut temanku”

“sudah, tenang dulu, bagaimanapun juga, kita harus mendukung kepergian Kurisaki dan berdoa agar apa yang akan dilakukannya bisa sukses”

“hoi...Hiru”

“dia akan pergi ke Amerika” kata Yamamura sensei

“apa?!” Takuto histeris. Lalu Kurippe masuk

“eh?! Ini...kenyataan kan” , “benar-benar Kurippe” semua shock, Kurippe membungkuk

“aku ingin berpisah baik-baik dengan teman-teman semua, karena aku juga sangat diterima disini dengan baik, maaf jika selama ini aku tidak bercerita banyak, dan tentang hal ini juga”

“hee??? Ku...Ku..Kurisaki..??” , “hee??”

“he..” Kurippe tersenyum “dia tersenyum seperti saat didepan kekasihnya” semua menoleh pada Hiru “bukankah Nishimoto pacar Kurisaki... jadi... kekasih Kurippe juga... Nishimoto!!”

urusai..” ucap Hiru malu-malu.

“tidak menyangka, Kurisaki yang selalu tersenyum itu..adalah Kurippe..”

Esoknya Hiru mengantar Mei ke bandara Narita “soal..Moon-san..bisakah Hiru menerimanya?”

“eh? Heeh..aku akan memikirkannya”

“he..” Chuu! -///- wajah Hiru memerah “sampai jumpa” Mei terbang.

Bulan November, akhir musim gugur “Hiru kau tidak perlu bersedih, karena aku akan selalu menemanimu” kata Takuto

“ya, sebentar lagi akan ada festival bunkasai, buat undangan untuk semua ketua kelas untuk membicarakan apa saja yang akan mereka buat pada festival bunkasai nanti, jangan lupa proposal untuk diajukan pada kepala sekolah, setelah jadi baru aku tanda tangani”

“haa...semua aku yang lakukan?!”

“kau kan asistenku” Hiru berlalu

“hei...kau keterlaluan...oi! Hiru!”.


Pesta kelulusan, Hiru dan Takuto. Musim semi bulan Maret. Satu tahun lebih setelah kepergian Mei, nama internasional Kurippe diganti menjadi K (pelafalan inggrisnya Kei)

“ayo kita rayakan di Seibu Departemen Store Ginza, aku sudah menelpon Nami-chan”

“eh” Hiru melongo, lalu mereka pergi ke Ginza dan duduk disalah satu kursi di Cake and Coffey shop, ada foto K sedang mengiklankan kosmetik Maybelene, matanya memakai make up hitam tebal semakin membuat tatapannya tajam

“dia tidak berubah ya” ucap Nami “bukannya dulu Kurippe disebut putri es, kenapa bisa Kurisaki yang sangat ceria seperti itu menjadi model yang begitu dingin”

“mungkin karena keturunan”

“eh?” semua menoleh

“eh?!” Hiru terkejut melihat Mei dihadapannya, Mei berdiri dengan overcoat hitam dan penutup kepala hitam, Hiru berdiri dan mereka sama tinggi

“hei..apa kau tumbuh tinggi lagi?” kata Takuto

“maaf..mereka memaksaku..”

“kau...” Hiru masih shock

“aku sangat rindu pada Hiru” Mei memeluk Hiru

“e..” -/////-

“dia selalu diserang lebih dulu” kata Takuto “darimana kau tahu kami disini?” tanyanya

“Nami-chan yang mengatakannya”

“Nami-chan tahu dia kembali?”

“kakak bilang K akan kembali untuk merayakan kelulusan Nishimoto, tapi aku diminta merahasiakannya karena jika terlalu banyak yang tahu hanya akan membuat repot”

“tapi kenapa tidak mengatakannya padaku” kata Takuto sedih

“kan sudah kubilang bisa repot”

“jadi maksud Nami-chan aku tidak bisa menyimpan rahasia” T^T

“ya begitulah..”

“jahatnya” T^T

“oh ya K, apa maksudmu tadi soal keturunan?”

“oh..itu..karena kedua orang tuaku Kurisaki Shuichi dan Fujimine Kei”

“hah?? Kurisaki Shuichi dan Fujimine Kei?”

“Nami-chan tahu?”

“tentu saja, legenda di kantor Kirara, Kurisaki Shuichi adalah Direktur utama Kirara Japan Model Management yang terkenal dengan sebutan pangeran es dan Fujimine Kei adalah wanita yang ramah dan murah senyum, dia senior model angkatan Moon, yang nama aslinya...Nishimoto Mizuki, setidaknya itu nama yang kutahu setelah Moon menikah, kedua model itu sangat akrab, mereka menikah muda dan sama-sama berhenti dari dunia modelling”

“eh?” Mei dan Hiru berpandangan

“harusnya aku juga tahu siapa putra tunggal Moon, tapi perusahaan sangat menyimpannya dengan ketat seperti tentang Kurisaki, padahal kau putri pemilik perusahaan itu kan, tapi benar-benar tidak ada yang tahu”

“Nami-chan sangat memahami keadaan kantor Kirara ya”

“sebenarnya dulu aku juga tahu kalau kau menyembunyikan jati dirimu sebagai Kurippe”

“eh? Kenapa tidak mengatakannya?” tanya Takuto

“karena kupikir jika dia menyembunyikan identitasnya dari kalian dia pasti punya maksud dan tujuannya sendiri, dan aku harus menghormati hal itu”

“he..Nami-chan benar-benar seperti Reiko-san ya, terimakasih”.

Saat pulang, “aku sudah tidak tinggal di Azabu lagi, karena aku juga cuma dua hari disini jadi aku menginap di hotel” mereka diatas jembatan, “setelah ini Hiru akan melanjutkan kemana? Dari dulu kutanya selalu tidak dijawab kan”

“aku akan menerimanya”

“eh?”

“berusaha dari awal, untuk lebih mengenalnya, ayah sudah setuju meski ayah tidak mau ikut ke Amerika, karena ayah ingin kalau ibu kembali sebagai Mizuki bukan sebagai Moon”

“he...kalau begitu kita bisa sering bersama”

“hm” mereka berpelukan. Bulan maret, awal musim semi.. kuncup sakura mulai tumbuh, menunggu saatnya bermekaran.


Owarimashita....iro-iro na arigatou gozaimashita. Demo.. mada takusan no sutori ga arimasu, yomimashitai desuka?


Koi wa Idol_Seventh Feeling *My Broken Heart*

Di New York aktivitas para model sangat padat selain melakukan latihan mereka juga diharuskan fitnes dan pemotretan.

“masih tidak bisa dihubungi?” tanya Takuto di kantin

“mungkin sangat sibuk”

“tapi apa kesibukannya”.

Seminggu telah lewat. Pesawat mendarat di bandara internasional Narita

Jret! Jret! Blitz kamera terus memotret para model yang berjalan di terminal kepulangan “bagaimana kondisi di New York?” , “apa kalian cocok dengan para model dari New York” tanya para wartawan, Aya dan yang lainnya menjawab pertanyaan

“Kurippe, sebagai model profesional termuda apa ini merupakan hal yang berat, mengingat Kurippe saat ini juga masih sekolah”

“saya baik-baik saja”

“maaf permisi, Kurippe ayo” ajak Reiko.


“akhirnya kau kembali, kemana saja, bahkan ditelpon pun tidak bisa” kata Takuto

“maaf ^ ^ (karena ponselnya tidak ada jaringan kan)”

“hei, sepertinya kau jadi tambah tinggi ya?”

“eh”

“haa..benar-benar tidak adil, kau melebihi aku iya” Takuto berdiri berjejer dengan Mei

“aku naik 3 cm (karena fitness dan renang tiap jam -_-* kalau dilanjutkan mungkin akan jadi dua meter karena harus minum suplemen peninggi badan juga, benar-benar dunia yang mengerikan)”

Di halaman “maaf ya, Hiru jadi tidak bisa menghubungiku, Hiru pasti rindu padaku ya”

“e...” -////-

“kita jalan-jalan sebentar ya, sudah lama tidak kencan” Mei menggenggam tangan Hiru, begitu keluar gerbang “eh? (Moon-san?)”

konnchiwa

e..konnichiwa” Mei membungkuk tapi Hiru diam saja

“bisa bicara dengan Hiru sebentar”

“e..” Mei menoleh pada Hiru

“kami sibuk” Hiru hendak pergi tapi Mei mencegahnya

“aku akan tunggu halte ^ ^” lalu Mei pergi

“dia..gadis yang baik”

“ada apa?”

“besok, aku akan kembali ke Amerika, Hiru...aku ingin sekali bisa kembali bersamamu”

“jangan bercanda, anda hanya membuang-buang waktu anda dengan datang kesini”

“aku tahu, kesalahan itu tidak dapat dimaafkan tapi tak pernah sekalipun ibu melupakanmu, setiap hari ulang tahunmu aku selalu mengirimkan hadiah dan surat-surat, tapi aku tahu jika ayahmu tidak membiarkanmu untuk menerimanya, dia mengatakan padaku untuk tidak mengirimu hadiah tapi aku tidak bisa”

“ayah menghubungi?”

“iya, setiap akhir pekan aku menelpon, meski kadang tidak dijawab, meski tidak tersampaikan padamu tapi aku ingin mengungkapkan rasa sayangku padamu”

“jika kau menyayangiku kau tidak akan meninggalkanku”

“eh?!”

“aku pergi” Hiru pergi Moon hanya tertunduk sedih.

Di rumah, Hiru membuka gudang, disana banyak sekali kado-kado yang masih terbungkus

“Hiru..kau sudah pulang?” ayah pergi mencari kebelakang “eh?!” Melihat Hiru di dalam gudang “Hiru, apa yang kau lakukan disini?”

Chichi..” ucap Hiru sambil menggenggam robot, salah satu hadiah dari ibunya, “memang benar dia salah telah meninggalkan aku, tapi tidak seharusnya ayah menyembunyikan ini dariku”

“Hiru..” Hiru pergi,

Di taman dia duduk sendirian diayunan,

“apa sangat menyenangkan bermain ayunan sendirian?” Mei duduk diayunan sebelah Hiru

“kau..”

“^ ^ karena aku ingin melewati hari kepulanganku dengan Hiru jadi aku mengikuti Hiru, sepertinya yang rindu itu bukan Hiru tapi aku..”

“jangan bodoh” Hiru berdiri didepan Mei “aku sangat rindu padamu” ucapnya sambil berpaling dengan wajah memerah

“he..^ ^ benarkah?” Mei berdiri, tepat berhadapan

“eh” Mei mendekat dan.. mencium Hiru “he ^ ^”

“e..” -///-

“tadi Hiru sedang marah ya”

“eh?”

“melihat ekspresi Hiru menakutkan juga, aku tidak bisa membayangkan jika Hiru marah padaku seperti itu”

“kenapa aku harus marah padamu, jangan bicara yang tidak-tidak”.

Hiru masuk ke rumah, “Hiru..” ayah menunggunya diruang makan

“ayah, tidak pernah mau menikah lagi itu karena masih mencintai ibu kan”

“eh?”

“heh sepertinya....di media massa juga tidak pernah terdengar berita kalau dia menikah lagi”

Grep! Hiru masuk kamar


“kencan ganda?” Kata Mei

“iya, minggu ini di Seibu Departemen Store Ginza” kata Takuto

“(tapi...hari itu fashion show) tapi aku...”

“sudahlah jangan membuat acara konyol seperti itu” kata Hiru, “aku juga tidak mau”

“aah..Hiru kenapa begitu, inikan kencan pertama untukmu sejak Kurisaki bolos selama seminggu kemarin”

“bolos? aku kan ijin”

“aku tidak mau” kata Hiru

“tapi aku sudah mengatakan pada Nami-chan”

“Edo..aku mohon maaf..aku benar-benar tidak bisa”.

Di Ginza, Seibu Departemen Store, Takuto dan Nami bermain di game zone, sedangkan Hiru hanya menonton.

“kenapa Kurisaki tidak ikut?” tanya Nami

“entahlah, dia bilang dia ada urusan” jawab Takuto

“Nishimoto sendiri, apa tidak tahu hal apa yang dikerjakan Kurisaki?”

“eh? tidak”

“padahal kau kan pacarnya, masa tidak tahu kegiatan pacarmu sendiri”

“Nami-chan...jangan bicara begitu sama Hiru”

“iya..maaf”

Hiru dan Mei berjalan di tangga gedung dua menuju kelas “apa..kau mau main kerumahku?” tanya Hiru

“eh?! Hiru?”

“e...tidak apa-apa jika kau sibuk”

“hm..tidak, aku tidak sibuk, aku pasti mau”

Mereka pulang bersama ke rumah Hiru “aku pulang” ucap Riru sambil memasuki rumah

“selamat datang” ayah menyambut “eh” bertatap muka dengan Mei

“ayah, kenalkan dia.. Kurisaki Mei” kata Hiru

“salam kenal” Mei membungkuk

“ya..masuklah”

“terimakasih” mereka masuk kekamar Hiru, kamarnya sangat rapi dengan ranjang kecil dan ada hanya rak buku dan laptop saja. Mei melihat foto Hiru yang menang kejuaraan saat SMP bersama Takuto.

“aku dengar dari Takuto kalau Hiru hanya tinggal dengan ayah Hiru saja, lalu..ibu Hiru bagaimana?” tanya Mei pelan

“dia...tidak ada”

“apa..sudah...meninggal?”

“tidak, kami hanya tidak tinggal bersama”

“ehm..”

“kau?”

“eh?”

“kau sendiri bagaimana?”

“aku?”

“selama ini kita bahkan tidak pernah tahu apa-apa tentang cerita masing-masing kan”

“eh..( oh..makanya..Hiru mengajakku pergi ke rumahnya, karena ini ) aku tinggal sendiri, sejak 4 tahun yang lalu orang tuaku tinggal di Amerika ( benar-benar orang yang tidak bertanggung jawab, lebih memilih untuk bertamasya dan meninggalkan putrinya disini )”

“kalau kau punya orang tua yang tinggal di luar negeri dan apartemen yang besar di daerah mewah itu, kenapa kau masih kerja sambilan?”

“eh?! ( aduh..sebenarnya apa yang diketahui Hiru? )”

“aku juga tidak tahu kerja sambilan yang kau lakukan”

“e..hanya..kerja biasa, hanya untuk mengisi waktu”

“tapi kau justru selalu kehabisan waktu karena kerja sambilanmu itu, kau sering buru-buru pulang sekolah karena itu kan”

“e..yaa”

“boleh aku ikut ke tempat kerjamu?”

“eh?! tidak..e..tidak perlu kan” Mei berpaling

“kenapa?”

“e...( oh ya, kelemahan Hiru ) apa Hiru tidak percaya padaku?”

“eh”

“Hiru curiga aku akan berbuat yang tidak-tidak?”

“e..tidak..bukan begitu, aku percaya padamu, lupakan saja..aku tidak perlu tahu tentang hal itu, kerja sambilan kan bisa dilakukan siapa saja..( ini karena ucapan Uesugi, tanpa sadar aku membuat Mei jadi merasa dicurigai )”

“( heeh..sukurlah..maaf Hiru aku memanfaatkan kelemahanmu terhadapku, karena..aku belum bisa mengatakannya )”.


Hari yang dinantikan dalam jagad fashion pun tiba, di Ritz Carlton Tokyo Hotel, salah satu hotel berbintang lima di Tokyo acara itu digelar, malam peragaan busana itu disiarkan di TV Wall di seluruh pusat kota di jepang, anak-anak muda yang sudah menunggu-nunggu berkumpul di Shibuya, Ginza, Roppongi, dimanapun, mereka menonton bersama.

Di cafe depan jalan di Shibuya “wah...megah sekali peragaan busana itu”, Takuto, Nami dan Hiru menonton lewat Giant Tv Screen di seberang Shibuya Station, yaitu TV sebesar dinding gedung di atas Star Bucks.

“kenapa Kurisaki tidak ikut?” tanya Nami

“katanya ada urusan” kata Takuto

“ooh..(urusan yang tidak bisa ditinggalkan ya)” Nami melihat Kurippe sedang berlenggok diatas catwalk.

Acara itu dibintangi penyanyi ternama Koda Kumi dan Ayumi Hamazaki, selain itu dihadiri para selebritis ternama jepang, dan disiarkan ke beberapa negara. Selesai pentas para model pesta di pub hotel.

“aku pulang saja, aku tidak nyaman ada disini” kata Kurippe pada Reiko

“baiklah aku akan ambil mobil”

“permisi Uesugi-san, General Manager ingin berbicara dengan anda” kata seseorang

“Kurippe”

“aku tahu, aku akan pulang dengan taksi”

“maaf, membuatmu repot”

“tidak apa-apa”.

Hiru mencoba menghubungi Mei tapi tidak bisa, “dia juga tidak menghubungiku, apa dia baik-baik saja?” Hiru naik kereta menuju Azabu, taksi berhenti di jalan Arisugawa Park, lalu Kurippe jalan kaki

“hai nona..sepertinya..kau baru dari pesta” ada tiga orang preman

“serahkan tasmu” , “ayo serahkan” mereka mendekat

“eh?!”

Tep! Seseorang mencegah mereka

“(Hiru?!)”

“apa-apaan kau, mau jadi pahlawan?” Mereka menyerang

Dhuaak!! Tapi Hiru dapat mengelakkan serangan mereka, “brengsek kau” seseorang mengeluarkan pisau, saat berebut pisau dua orang lainnya datang dan memukul Hiru dari belakang

“eh?! Hiru?!” seru Kurippe

“eh?! (Mei...)” Hiru menoleh

Sret! “akh!” Lengan Hiru berdarah “heh!”

Dhuakk!! Akhirnya semua terkapar, Kurippe mendekat

“Hiru tidak apa-apa?” Melihat darah dilengan “hah?! Luka..lengan Hiru berdarah, harus diobati, ke rumahku saja”

“tidak perlu”

“tapi lukanya sudah seperti ini, kita harus mengobatinya”, lalu mereka menuju Apartemen

“eh? (apartemen ini..)”

“Hiru tidak apa-apa kan” Kurippe memegang tangan Hiru

“maaf” Hiru melepasnya

“eh”

“aku tidak mengenalmu”

“eh?!” baru sadar saat itu Mei masih menjadi Kurippe “aku tidak tahu jika kau mengenalku, tapi..” Hiru menoleh dan melihat papan nama kamar itu Kurisaki, Kurippe membuka pintu dengan kartu

“apa..”

“masuklah dulu, kita harus mengobati luka itu” Kurippe membawa kotak obat dan mengobati Hiru

“(kenapa tidak ada orang lain? Seharusnya ada Mei..dan dia begitu melihatku memanggilku dengan namaku saja, hah tidak mungkin)” Hiru melihat foto-foto besar di dinding “pemilik kamar ini..Kurisaki kan? Apa kau..” Kurippe melepas wig, lalu menatap Hiru

“eh?!”

“Maaf..”

“Mei..”

“Hiru..”

“benar..jadi kau..Mei? jadi kau tidak bisa pergi karena fashion show? Seminggu kemarin, kau pergi karena harus ke New York? dan selama ini..inikah yang kau sembunyikan tentang pekerjaanmu? kenapa kau melakukan ini padaku?”

“itu..” Hiru berdiri dan pergi “tunggu” Hiru Mei memegang tangannya

“aku pulang” Hiru melepaskan Mei

“eh?! tidak” Gyut! Mei memeluk dari belakang “jangan pergi seperti ini..”

“lepaskan aku” Hiru pergi

“Lepaskan aku” teringat saat Hiru berekspresi dingin pada Moon “heh..” Mei terduduk dipunggung sofa.