Ring! Ring! Bel pulang berbunyi, Mei sudah berkemas “Kurisaki” panggil Takuto, “apa kau tidak ikut kegiatan klub?” katanya
Hiru hanya diam duduk diantara mereka karena Mei duduk disebelah kanan Hiru
“aku tidak punya waktu, pulang sekolah aku harus melakukan sesuatu” jawab Mei
“arubaito?” tanya Takuto
“iya, begitulah, aku pergi dulu sudah terlambat, sampai besok..”.
Di doujo Hiru dan Takuto memakai seragam karate dan ban hitam, kouhai sedang melakukan pemanasan, siswi-siswi ada yang berkumpul di pintu melihat mereka latihan
“Nishimoto keren ya” , “benar”
Hiru selalu berada bersama Takuto jika tidak ada yang perlu dilakukan bersama yang lain, tapi Takuto tipe yang membaur dengan siapapun, tapi sebagai teman dekat yang mengenal Hiru sejak lama Takuto lebih sering menemani Hiru karena tahu Hiru tidak suka berkumpul ramai-ramai.
“kira-kira Kurisaki kerja apa ya” kata Takuto “kau juga ingin tahu kan, Hiru?”
“kau ini, bisa tidak sih tidak mengaitkan aku dengannya setiap kau menbicarakannya” Hiru kesal
“hanya untuk menyadarkanmu, kau itu menyukainya, iya kan”
“apa?..” Hiru menoleh tapi Takuto sudah pergi berlatih.
Di lain tempat “aku datang” Mei masuk ke sebuah ruang, yang terdapat meja rias dan kaca besar, itu adalah ruang make up, disana ada dua orang perempuan
“selamat datang ^ ^” sambut Aya [ Morita Aya, model dari Kirara Japan Model Management, kelas Georgous, usianya 20 tahun, dan tingginya 176 cm ]
“Mori-san, sudah pulang?” tanya Mei
“aku panggilkan make up artis” kata Reiko [ Uesugi Reiko, 24 tahun, manager dari Kirara Japan Model Management ]
“iya, aku sedang ada waktu, tapi karena kau tidak ada di kantor jadi aku menyusulmu kesini” jawab Aya
“apa syuting iklannya sudah selesai?” tanya Mei yang duduk di depan meja rias
“iya...semalam aku terbang dari Hawaii, lalu tadi pagi menginap di The B Roppongi karena kunci apartemennya ada di Ohara san” [ Ohara Maki, manager Morita Aya ]
“baiklah saatnya make up” Reiko datang dengan dua orang make up artis dan hair stylist.
“apa Kurippe sudah siap?” tanya fotografer pada manager majalah di ruang pemotretan
“iya, Uesugi-san sedang menuju kemari” jawab manager
“maaf, membuat anda menunggu” ucap Reiko datang bersama Aya dan Mei yang sudah didandani.
“wah...Kurippe selalu terlihat mempesona” kata fotografer
Dengan make up mata coklat tebal mata Mei terlihat begitu tajam dan dia mengenakan rambut wig panjang lurus berwarna coklat dan baju tanpa lengan sebatas dada dengan rompi dan rok pendek serta sepatu boot coklat, pemotretan pun di mulai.
Jret! Blitz kamera menyala. Tatapan mata Mei berubah menjadi tajam dan dingin
“Kurippe..benar-benar lain ya dengan model-model remaja usianya” , “padahal baru 17 tahun ya” para staff majalah tidak ketinggalan ikut melihat proses pemotretan itu
“dia punya ruang make up sendiri kan” kata model-model majalah Fashion dari management lain yang berkumpul melihat pemotretan Kurippe
“Morita Aya juga ada disini, kabarnya kemarin dia syuting iklan di Hawaii” , “hubungan mereka dekat ya” , “tapi rasanya berbeda sekali kan, Morita itu kan julukannya senyuman bidadari sedangkan Kurippe putri es bermata elang, matanya itu sungguh menakutkan, dingin sekali” mereka terus membicarakan Kurippe.
“terimakasih atas kerja samanya” ucap designer pakaian yang dikenakan Kurippe
“terimakasih” Reiko membungkuk, Kurippe pun membungkuk meski pun tanpa berekspresi
“terimakasih atas kerjasamanya” ucap fotografer “karena Kurippe profesional pemotretannya jadi lebih mudah dan cepat selesai”
“kami juga berterimakasih, kami permisi” ucap Reiko.
Esoknya di kelas “hei kau sudah beli majalahnya?” teman-teman perempuan di kelas Mei membicarakan majalah Fashion yang baru terbit
“iya, ada Kurippe, lihat dia cantik ya dengan mini skirt ini, kakinya panjang sekali sih jadi iri” , “aku juga ingin beli mini skirt ini, bagaimana kalau kita ke Shibuya” , “aku juga mau cat rambut ^ ^” kata mereka semangat
“dilarang mewarnai rambut, kalian mengerti peraturan sekolah kan” kata Hiru dari meja duduknya
“e..iya..Nishimoto ^ ^” mereka manggut-manggut.
Di kantin Mei bersama Hiru dan Takuto duduk bersama “eh..sepertinya murid baru itu akrab dengan Nishimoto-san ya, padahal kan selama ini Nishimoto-san selalu bersama Edo saja, apa benar murid yang bernama Kurisaki itu menyukai Nishimoto-san?” kata siswi-siswi di kantin sambil memperhatikan Mei yang duduk bersama Takuto dan Hiru
“jangan-jangan mereka benar-benar berpacaran” , “iya juga sih..tapi Kurisaki itu sangat berbeda, dia tinggi sekali...langsing dan cantik juga sih, benar-benar sulit disamai, apalagi dia juga mengalahkan trio fanatik penggemar Nishimoto, melihat mereka seperti pasangan artis saja ya”.
Di kantor KJMM Mei sedang duduk di ruang make up-nya, kantor KJMM terletak di Minami Aoyama, daerah Aoyama, distrik Minato, prefektur Tokyo. Kantornya memiliki tiga ruangan untuk tiga kelas model yaitu Beautiful, Georgous dan Outgragous, dan ruangan make up yang sekaligus ruang istirahat untuk model-model kelas Georgous, selain itu ada ruangan untuk latihan fashion show, ruangan pemotretan, masih ada lagi kolam renang indoor dan ruang fitness dilantai paling atas.
“bagaimana dengan sekolah barumu?” tanya Aya di ruang make up Kurippe, dia sangat feminin dan berwajah lembut menyenangkan
“aku bertemu dengan orang-orang yang baik”
“wah begitu ya” kepribadian ganda Kurippe sebagai Mei hanya diketahui oleh orang-orang tertentu diantaranya Aya dan Reiko
“lalu..bagaimana dengan kisah cinta masa SMU?”
“eh?”
“kau bertemu seseorang yang menarik?” tanya Aya lagi
“emm..he..” Mei terbayang Hiru “ada seseorang yang sangat baik, namanya Nishimoto”
“kau menyembunyikan ini dari mereka?”
“eh?”
“tentang siapa dirimu yang sebenarnya”
“iya, aku tidak mau orang menyukaiku sebagai Kurippe, aku harus mendapatkan teman-teman yang benar-benar manganggapku sebagai Mei dan dia baik padaku karena dia memang orang yang baik”
“sepertinya isitimewa ya”
“biasa saja kok..”
“tidak apa-apa kan” goda Aya
“tidak..aku kan ingin benar-benar total terjun di dunia modelling, aku ingin menjadi model internasional dan profesional seperti Tyra Banks, Naomi Wattson, dan Claudia Schiffer dan untuk itu aku harus siap-siap meninggalkan Jepang, aku tidak mau punya hubungan yang akan membebani langkahku menuju dunia internasional”
“kau menyindirku?”
“bukan..aku ingin seperti Mori-san yang saling mencintai dengan Jun-san, tapi aku harus mencapai idealisme ku lebih dulu”
“he..kau terlalu keras pada dirimu sendiri”
“dan lagi...sepertinya Nishimoto tidak suka pada orang-orang dunia entertainment”
“eh?”
“Mori, Kurippe saatnya meeting” Reiko datang memanggil mereka berdua
Di ruang meeting model-model kelas Georgous berkumpul “kita akan ada proyek kerjasama dengan rumah mode Kunitomo Jeans Collection, yang akan menggelar peragaan busana koleksi terbarunya, dan kita sudah diberitahukan konsep pergelaran busananya” kata General Manager, Suwabe Shiori.
“tema fashion show ini adalah street fashion show, yaitu pertunjukkan busana yang akan dilakukan di jalanan, jadi kita akan memakai jalanan sebagai catwalk”
“eh?” semua saling pandang
“apa tidak salah?” kata model lain
“tapi jalan mana yang akan dipakai, bukankah Tokyo itu sempit?” Kata Kurippe
“kita memanfaatkan passion anak muda, jadi show akan diadakan di tempat kumpul anak muda, Shibuya 109 Building” kata GM
“eh?”
“wah benarkah, sepertinya menarik, disana akan ada banyak murid SMU kan” bisik Aya pada Kurippe
“sudah dengar? Kirara Japan Model Management akan bekerja sama dengan Kunitomo Jeans Collection menggelar peragaan busana di jalan depan Shibuya 109 Building” kata teman sekelas Mei “jadi kita bisa melihat Kurippe secara langsung!” , “waah..senangnya..” >,< “tidak menyangka ya padahal kan model sekelas Kurippe biasa tampil di catwalk”.
“pertunjukkan dijalanan? Apa mereka mau melakukan hal seperti itu?” Kata Hiru
“eh? Itu kan sudah tugas mereka, mempertunjukkan busana tidak perduli tempat dan waktunya, kenapa Nishimoto tidak coba melihatnya” kata Mei
“eh?”
“coba melihat apakah mereka hanya sesuatu yang bersentuhan dengan keglamoran dan kecantikan he ^ ^”
“eh” Hiru memandang Mei
“hari ini fitting busana yang akan dipakai di acara fashion show, kemudian besok ada pemotretan katalog busana yang akan di launching untuk acara fashion show, dan lusa pemotretan majalah Fashion dan wawancara tentang acara fashion show ini, jangan lupa ya” ucap Reiko membacakan jadwal Kurippe yang padat
“baik” ucap Kurippe tegas.
Di kelas Mei tertidur “kenapa dia?” ucap Takuto
“Kurisaki” Hiru membangunkan Mei
“eeh..” Mei bangun “sudah saatnya pulang” kata Hiru
“eh?!” Mei melonjak dia membereskan buku dan melihat jam “hah! Aku terlambat, maaf aku duluan, Nishimoto terimakasih” Mei berlari
“dia itu kerja apa sih” kata Takuto, Hiru hanya melihat ke arah Mei berlalu.
Begitu di make up wajah manis Mei berubah dingin dengan tatapan mata tajam. Dengan bermacam pose dan busana para model melakukan pemotretan.
“lihat katalog fashion shownya sudah terbit” siswi-siswi bergerombol “lihat bajunya” , “wah Aya sangat manis, senyumnya benar-benar seperti malaikat, Kurippe tetap ya meskipun dingin tapi begitu elegan jadi tidak sabar menunggu akhir pekan besok” kelas 2-A selalu ramai dengan berita Kurippe
“boleh lihat” Takuto ikut-ikutan “wah cantik-cantik ya.. apa ini Kurippe?” tanya dia
“iya menurut Edo bagaimana?” tanya yang lain
“emm..dia sangat cantik dan matanya begitu dingin, seksi sekali” jawab Takuto
“kyaa!! Edo genit sekali”
“dasar” ucap Hiru sambil tetap duduk dibangkunya
“apa Nishimoto tidak mau melihat?” tanya Mei
“eh, untuk apa?”
“he..” Mei hanya tersenyum
“hei, bagaimana kalau kita ke kantin saja” Takuto berdiri ditengah bangku Mei dan Hiru
“baik ^ ^” jawab Mei
Mereka berjalan bertiga “Kurisaki, dulu apa alasanmu pindah sekolah?” tanya Takuto
“itu...( agar memudahkanku melakukan kegiatan sekolah dan pekerjaanku, tidak mungkin aku bilang kan ) hanya ingin di tokyo saja”
“disana menyenangkan?”
“e...” teringat Mei disekolah yang dulu dengan kepribadian Kurippe-nya karena mereka tahu karir Mei “agak tidak bebas ^ ^”
“wah..apa peraturannya ketat?” cuma Takuto dan Mei yang mengobrol, sedangkan Hiru selalu diam
“ehm ^ ^” Mei mengangguk
“lalu disini kau punya saudara?”
“emm...( orang tuaku di Amerika, tidak ada siapa-siapa ) ada kenalanku yang tinggal di Tokyo ( setidaknya Mori-san dan Reiko-san )”
“kau tinggal dimana?”
“eh?! e..( tidak mungkin aku katakan aku tinggal di apartemen Azabu kan )”
Azabu adalah daerah yang merupakan kompleks perumahan dan apartemen mewah, disana juga merupakan tempat tinggal penyanyi nomor satu sejepang Ayumi Hamazaki, dan daerah Azabu juga merupakan kawasan tempat tinggal ambasador atau duta besar.
“( bagaimana ini...aku kan tidak mau bohong )” Mei masih belum menjawab tenggelam dalam pemikirannya.
“Takuto, jangan bertanya macam-macam” kata Hiru
“eh” Mei menoleh pada Hiru
“aku kan cuma tanya” kata Takuto tapi Hiru melotot padanya “iya, baiklah” kata Takuto
Mei terus memandang Hiru, begitu Hiru menoleh “eh?!” Mereka sama-sama berpaling “( kenapa aku menghindar, aku kan sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini )” kata Mei dalam hati.
Di kantor management majalah Fashion, Kurippe sedang melakukan wawancara, disana juga sedang ada pemotretan artis dari Jhonss Entertainment
“apa itu model yang bernama Kurippe itu?” tanya salah satu dari sekelompok penyanyi laki-laki tampan itu
“iya” jawab manager majalah
“hai” sapanya mendekati Kurippe yang sedang istirahat “namaku Kamenashi Kazuya” Kurippe hanya mengangguk memberi salam
“apa kau mengenalku?” tanya Kazuya
“..maaf, aku jarang menoton acara televisi” jawab Kurippe singkat
“ah tidak apa-apa, aku lihat katalog fashion show itu, kau sangat cantik”
“terimakasih”
“ah..aku harus melakukan pemotretan lagi, sampai jumpa?” Kazuya berpamitan, lagi-lagi Kurippe hanya mengangguk
“bagaimana?” tanya teman-teman Kazuya
“benar-benar sedingin es” jawab Kazuya
“ha.ha jadi kau dicuekin? Ha.ha” mereka tertawa
“( benar, aku sudah biasa bertemu dengan laki-laki seperti apapun, tapi kenapa tadi aku merasa malu... saat dia memandangku...heeh... )” Kurippe berpikir sambil wajahnya tetap tenang, ciri khas Kurippe.
“Kurippe, bisa kita lanjutkan wawancaranya?” kata pihak majalah, “baik”.
“Minggu besok fashion shownya kan” , “iya, harus datang lebih awal biar bisa dapat tempat, jadi deg-degan melihat fashion show Kurippe di jalanan” kata siswi-siswi di kelas Mei sambil berjalan keluar kelas.
Usai pelajaran “( kenapa harus ada peer sebanyak ini..aku kan tidak punya waktu.. )” keluh Mei
Sepulang sekolah Mei diperpustakaan dengan tumpukan buku, “eh?!” Hiru terkejut melihat Mei “Kurisaki?”
“Nishimoto..”
“kau tidak terburu-buru?” tanya Hiru
“eh?”
“biasanya kau langsung pulang”
“oh..aku sedang minta waktu, hari ini aku harus menyelesaikan semua peer” jawab Mei
“tapi besok kan libur, masih ada waktu”
“tidak bisa, besok akan sangat sibuk, kalau tidak dikerjakan sekarang tidak akan sempat”.
“oh..( heeh..sebenarnya aku tidak ingin meninggalkannya sendirian disini, tapi..aku tidak bisa mengatakannya )” Hiru hanya memandang Mei
“oh ya..Nishimoto murid ranking satu umum kan, bisa tolong jadi sensei untukku?”
“eh?!”
“aku butuh bantuan mengerjakan ini semua”
“e...iya, tentu saja” mereka belajar bersama
“Hiru kemana sih, aku kan harus pulang, apa tinggal saja, biar aku kirim pesan saja” Takuto melewati perpustakaan sambil mengutak-atik ponselnya.
“haah...akhirnya selesai..., terimakasih banyak Nishimoto telah sangat membantu”
“hm” Hiru mengangguk
“wah, sudah gelap, maaf membuat Nishimoto terlambat pulang”
“tidak apa-apa”
“he..^ ^ kalau begitu kita pulang?”
“iya”
Mereka berjalan dihalaman “baiklah, terimakasih banyak untuk hari ini, sampai jumpa besok” Mei pergi
“e...tunggu”
“eh?” Mei menoleh
“aku...aku antar kau pulang”
“eh?!”
“sudah malam, tidak baik kalau kau berjalan sendirian kan”
“eh? He...baiklah”
Mereka naik kereta bawah tanah, Tokyo merupakan daerah metropolitan terbesar di dunia berdasarkan jumlah penduduknya dan mempunyai sistem transportasi massal paling kompleks di dunia sehingga menggunakan jalur rel kereta api bawah tanah untuk menghubungkan satu tempat ke tempat lainnya.
Mei dan Hiru naik kereta dengan jalur Toei Oedo Line di stasiun Roppongi, dan turun di Azabu Juban Station di Nanboku, “terimakasih sudah mengantarku”
“tidak apa-apa kau berjalan sendirian?”
“tidak apa-apa, sudah dekat, tinggal berjalan 10 menit”
“baiklah sampai jumpa”
“hmm, sampai jumpa” Mei pergi
“eh..bukankah ini daerah Azabu?” gumam Hiru sambil memandang sekeliling
Setelah berjalan sekitar 10 menit, Mei sudah sampai di depan bangunan bertingkat 7, Apartemen Azabu, yang merupakan apartemen mewah yang lokasinya dekat dengan Arisugawa park dan Azabu Juban Shopping Centre.
No comments:
Post a Comment