Pertandingan semifinal dimulai Hiru berhadapan dengan wakil dari prefektur Saitama mereka saling memberi hormat “( menang...aku berjanji padanya aku akan menang )” ucap Hiru dalam hati.
Cekrek! Blitz kamera menyala, Kurippe bergaya di pantai Okinawa untuk pemotretan dan syuting iklan minuman segar.
“aku harus menyaksikan pertandingan ini menggantikan Kurippe” gumam Reiko yang sedang menonton televisi di mobil.
Pemotretan selesai “besok syuting pukul 9 pagi, terimakasih kerjasamanya hari ini, selamat sore” sutradara pergi
“bagaimana?” tanya Kurippe dengan raut wajah seriusnya
“heeh...” Reiko menghela nafas
“apa itu artinya? Reiko-san” tanya Kurippe tidak sabar
“pertandingan finalnya lusa pukul 9 pagi”
“eh?”
“kalau syutingnya lancar sore hari bisa selesai dan kita bisa kembali ke Tokyo malamnya, tapi jika tidak..terpaksa dilanjut lusa” jawab Reiko
“heeh..” wajah Kurippe bingung dan cemas, dia berjalan cepat menuju kamar hotelnya “aku pasti bisa menyelesaikan syutingnya dalam sekali pengambilan gambar” katanya dalam hati
“gimana?” tanya Takuto dikamar bersama Hiru
“tidak bisa dihubungi” jawab Hiru
“dia bilang di Okinawa, sedang apa dia disana? Dua hari..berarti besok pulang kan” Takuto jadi cemas.
Besok sorenya, “terimakasih kerjasamanya, sekarang mari kita rayakan ha.ha” , “yeah!” sutradara dan kru lainnya kembali ke hotel
“aku akan pesankan tiket penerbangan ke Tokyo” kata Reiko
“iya, Uesugi-san” , “eh” , “terimakasih” Kurippe membungkuk
“he..sudahlah, lagipula ini pertama kalinya aku melakukan untuk hal seperti ini, rasanya..jadi ikut berjuang he..” pertama kalinya manager Reiko tersenyum dibalik wajah dewasanya yang biasanya serius
“mari bersulang..!!!” , “kanpai!!!” Semua bersenang-senang di pinggir kolam renang hotel “eh..mana Kurippe?” tanya sutradara
“dia harus segera kembali ke Tokyo jadi tidak bisa ikut pesta ini” jawab Reiko
“waah..sayang sekali padahal dia bintang utamanya, yaah..apa boleh buat dia memang idola yang sangat sibuk ya”.
Di bandara Naha Airport, Okinawa, Kurippe mengenakan mantel sebatas betis dengan high heels sepanjang 10cm, kacamata hitam dan topi pantai
“wah model ya..” , “tinggi sekali ya” kata orang-orang yang ada di bandara, ‘iya, tidak mungkin artis biasa ya” , “iya pasti model, jangan-jangan Kurippe, ada kabar yang mengatakan kalau Kurippe sedang melakukan syuting iklan disini” , “benarkah? Wah...idola remaja yang terkenal itu ya, aku sih lihat dia dari iklan saja, tapi katanya didunia modelling dia sangat terkenal”
Pukul 9 di gedung olahraga, kali ini lawan Hiru adalah wakil dari prefektur Kanagawa, Mei turun dari bus, karena Reiko baru kembali hari ini jadi tidak ada yang mengantar Mei, Mei berlari masuk ke gedung olahraga
“eh..mana arena karatenya...” dia mencari-cari, disana ada arena judo yang juga sedang melakukan pertandingan final, lalu akhirnya menemukan, Mei naik ke bangku penonton
“heh!” Melihat Hiru di tengah lapangan “Nishimoto!! Tadaima!!” teriak Mei di tengah penonton yang sedang serius
“eh??” Mereka menoleh, “eh? Kurisaki?” kata teman-teman Hiru yang menonton
“sepertinya ada seseorang yang baru pulang” kata komentator pertandingan ditivi “dia memanggil nama Nishimoto, wakil kita dari Tokyo, kita lihat dia berdiri di bangku penonton, wah gadis yang tinggi ya”
Takuto menoleh, Hirupun menoleh, Mei melambai “eh?!”
“he” lawan mengambil kesempatan, dia menyerang
“hah?!” Mei terkejut “hya!!”
Sret! Hiru menahan tendanngan kaki lawan meski masih membelakangi
“hya!!” Dengan gerakan memutar Hiru melayangkan tendangan dengan kaki kirinya yang berlawanan dengan arah serangan lawan
Bukk!! Lawanpun jatuh teng!
“Won by Nishimoto” kata wasit
“yeah!!!” Seisi GOR bertepuk tangan dan bersorak, Hiru menoleh ke arah bangku penonton
“eh” Mei tidak ada disana “apa..itu tadi hayalanku saja?” gumam Hiru,
“selamat Nishimoto” teman-teman satu team memberi selamat
“terimakasih”
“Nishimoto” panggil seseorang
“eh?!” Hiru menoleh dan Mei sudah berdiri di depannya
“heh..omedetou he ^ ^”
“hei, selain anggota official dilarang masuk kesini” kata panitia penjaga
“maaf! Aku tunggu di luar saja ^ ^” Mei keluar.
Hiru mengenakan medali keluar menemui Mei, “maaf!” Mei membungkuk
“eh” , “aku baru datang ke pertandingan Nishimoto”
“tidak apa-apa, yang penting sekarang...kau datang”
“eh, he ^ ^ Nishimoto sangat keren, baru pertama kali ini aku melihat langsung Nishimoto mengenakan pakaian karate, sangat keren ^ ^” kata Mei
“eh” -////- wajah Hiru memerah
“hei kalian” mereka menoleh cepret! Takuto memotret mereka.
Hari pelajaran dimulai kembali setelah libur panjang musim panas, memasuki musim gugur musim ujian semester
“apa? Belum pacaran?!” ekspresi terkejut Takuto “sudah susah-susah memintanya datang ke pertandingan tapi masih belum berani nembak juga”
Hiru berpaling dengan wajah memerah
“haah kau benar-benar payah, kau memang memegang gelar juara turnamen kantou tapi...aah..dengar, pulang sekolah nanti kau harus menembaknya”
“apa?” , “apanya yang apa” Takuto kesal
“kau ini..” , “urusai! Aku malu punya teman sepertimu” Takuto pergi
“hei! Ano baka..”
Pulang sekolah Mei mengemasi bukunya “kau tidak buru-buru?” tanya Takuto,
“tidak, hari ini aku libur”
“hei..kau dengar itu? Dia tidak buru-buru, lebih baik kau mengajaknya pulang bersama” bisik Takuto pada Hiru
“bagaimana kalau kita pulang bersama” kata Mei
“eh?!” Hiru dan Takuto sama-sama terkejut
“ah..maaf aku harus ke klub” Takuto kabur
“e...” Hiru diam membeku
“ayo” ajak Mei
Mereka berjalan bersama, saling diam “( bagaimana ini? )” pikir Hiru ,
“Nishimoto..”
“eh?!” Hiru langsung menoleh
“Ada yang mau...Nishimoto katakan?” tanya Mei
“eh?! ( kenapa dia bisa tahu? )”
“he..tidak ada ya, aku pikir Nishimoto mau mengatakan sesuatu”
“ada” ucap Hiru tiba-tiba
“eh”
“yang mau kukatakan”
“ya?”
“e..ore wa..” Hiru terbata-bata dan gugup “ore..heeh...su..suki....a..ore wa..karate no koto ga suki da, dakara..kite kureta, arigatou..” Hiru membungkuk
“eeh?? Apa-apan dia” Takuto menguping dari balik semak
“he ^ ^ yokatta, disana juga banyak murid-murid Seishin yang datang untuk mendukung Nishimoto kan” kata Mei
“i..iya aku tahu”
“dia pasti tidak akan bisa melakukan ini, kau tahu Hiru, aku tidak bisa hanya diam menunggu kau mengatakan hal bodoh seperti itu, apanya yang suka karate, dasar..” Takuto ngomel-ngomel
“kita pulang sekarang?”
“e..i..iya”
“baka!” , “eh” mereka berdua menoleh, Takuto keluar dari semak-semak.
“nan da yo, Hiru..omae wa Kurisaki no koto ga suki da yo ne, hanase yo”
“eh?! -////- e...( Takuto brengsek, bagaimana kalau Kurisaki marah )” wajah Hiru memerah
“Nishimoto menyukaiku?” tanya Mei
“Eh?!” -/////-
“benarkah?” keadaan Hiru sudah tidak karuan, wajahnya semakin merah
“he ^ ^ kalau Nishimoto menyukaiku bilang saja, karena aku juga menyukai Nishimoto” nguuung 100 derajat celcius Hiru meleleh
“apa..Nishimoto mau jadi pacarku?”
“eh?!” Hiru dan Takuto terkejut
“e..wo..wow..hei ayo jawab” kata Takuto
“eh..e..iya!” Hiru makin tertunduk
“he ^ ^ terimakasih, kalau begitu ayo kita pulang” Mei mengulurkan tangan
“eh?” Hiru memandang uluran tangan Mei, pelan-pelan Hiru meraihnya
“jaa” ucap Mei pada Takuto lalu mereka pergi. Takuto masih mematung.
Dengan santai Mei menggandeng tangan Hiru, sedangkan Hiru menutupi wajahnya yang merah
“kenapa?” Mei melihat Hiru dari dekat karena tinggi badan mereka tidak beda jauh, Hiru menunduk malu “Nishimoto..” Mei semakin dekat
“cukup..tolong....jangan buat jantungku berdebar lebih kencang dari ini” Gyut! Hiru menggenggam erat tangan Mei
“eh he..iya iya”
“ah..itu tadi...beneran kan” Takuto masih mematung.
Pagi yang cerah, Hiru dan Mei bergandengan “wahhh...apa itu sungguhan?” , “Nishimoto dan Kurisaki?” , “aku tidak salah lihat kan” kata siswi-siswi di halaman menuju tangga gedung dua
“haaaa Nishimoto senpai sudah punya pacar...” , “jahatnya...” siswi-siswi junior dan senior melihat saat baru masuk dari gerbang Timur
“hoi..” trio fanatik penggemar Hiru menghadang Mei dan Hiru
“hai..^ ^” sapa Mei
“jangan tersenyum sesantai itu” , “kau tidak tahu apa yang kau lakukan?” , “itu...” mereka menunjuk tangan Mei
“maaf ya aku merebut Nishimoto dari kalian” , “jadi... benar kalian jadian?” mereka shock
“iya, doakan kami ya” kata Mei santai
“huaa” ToT “kejam, kejam sekali” , “kenyataan pahit” mereka pergi sambil meraung-raung
“aku patah hati apa benar ini terjadi” kata teman-teman sekelas
“kami juga jadi tidak punya kesempatan, kami kan mengidolakan Kurisaki” kata teman-teman laki-laki
“kalau begitu maaf, kalian sudah tidak punya kesempatan bahkan untuk memikirnya” kata Hiru kesal
“wah..kau cemburu ya” goda mereka
Ketika pelajaran olahraga dilapangan atletik, Hiru bersama Takuto “jadi kau..mengantarnya pulang kan” kata Takuto
“hm”
“lalu?”
“apa maksudmu?”
“ciuman selamat malam, saat berpisah setelah mengantar pulang”
“e... -///- aku tidak berpikir sejauh itu”
“jauh? Itu wajar kan, cuma ciuman Hiru, seperti aku dan Nami-chan”
“jangan samakan aku denganmu”
“aah..kau ini..itu kan hal yang biasa, iya kan, gimana?”
“urusai” ucap Hiru “ayolah..”
“urusai!!” akhirnya Hiru kesal
“eh?” yang lain menoleh
“e..maaf” ucap Hiru.
Di kantor management “apa benar Moon kembali?” , “iya, sekarang ada di ruang GM” , “sudah lama sekali kan dia tidak kembali ke jepang berapa tahun ya” , “10 tahun kan, dia sudah jadi designer kelas dunia sekarang” staf kantor management membicarakan sesuatu
“iya, kabarnya dulu setelah menikah dan berhenti dari dunia model Moon mendapat tawaran untuk mengembang karir di luar dengan mengikuti program designer, sekarang dia sudah jadi designer ternama di dunia, dia membuka cabang di Paris dan New York sebagai kota fashion dunia” , “berarti gosip dia meninggalkan keluarganya demi karirnya itu benar ya? Bukankah dia sudah punya seorang putra” kata mereka.
“Moon? Apa maksud mereka Moon-san designer male collection itu?” tanya Kurippe yang mendengar saat berpapasan dengar mereka yang membicarakan Moon “Aku memang dengar dia orang jepang tapi ternyata dia model disini?” Kurippe berjalan di koridor lantai kantor GM
“dulu dia model dari kelas Outgragous, seangkatan Fujimine Kei?” kata Reiko
“eh? Fujimine Kei?”
“Mungkin kau tidak mengenalnya karena dia berhenti dari dunia modelling 18 tahun yang lalu, lalu setelah 8 tahun pernikahannya dia pergi ke Prancis untuk menjadi designer” jelas Reiko
“kenapa mereka bilang Moon-san meninggalkan keluarganya?”
“emm..itu..karena suaminya menentang keinginannya itu, bagaimanapun dia sudah punya anak, tapi Moon tetap menjalaninya impiannya dan meninggalkan putranya disini”
“eh?”
“permisi” cekrek! Reiko dan Kurippe masuk ke ruang GM
“selamat siang” mereka membungkuk
“nah, Moon dialah model andalan kami Kurippe” mereka saling tatap
“salam kenal, akhirnya aku melihatmu, kau..mirip ayahmu ya” ucap Moon
“eh?”
“he.. kedatanganku kemari untuk mengajakmu bergabung dalam peragaan busanaku” kata Moon
“tapi bukankah anda membuat male collection?”
“aku memang membuat brand khusus dibidang itu tapi seorang designer pasti harus punya terobosan, MoonLight akan membuka cabang di tokyo, dan untuk peragaannya aku mau kamu menjadi model utamanya”
“eh?” , “mohon kerjasamanya” ucap Moon “baik” Kurippe mengangguk.
“kudengar kau sekolah di SMU Seishin?” kata Moon saat berjalan menuju lobby bersama Kurippe dan Reiko
“tapi itu hanya beberapa orang penting saja yang tahu”
“hm..aku tahu”
“wah..itu Moon, kecantikannya tidak memudar ya” , “sama seperti saat dia masih menjadi model Outgragous” kata orang-orang di lobby
“aku pergi” kata Moon,
“selamat jalan” ucap Reiko
“sampai jumpa” ucap Kurippe.
Akhir pekan ini “kita pergi ke Tokyo Disneyland ya” kata Takuto “untuk merayakan hasil ujian semester” lanjutnya
“sepertinya menyenangkan Hiru mau?” tanya Mei
“Hm..eh?! kau..memanggilku..Hi... Hiru?”
“Hiru juga boleh memanggilku Mei saja”
“eh?!” -////-
“ya benar, memang orang berpacaran itu kan harus saling memanggil nama masing-masing, rasanya aneh kan kalau memanggil nama keluarga pada pacar sendiri” kata Takuto
“he ^ ^ iya coba Hiru panggil namaku”
“e...” -////-
“hei..tidak perlu semalu itu kan”
“urusai” Hiru melotot pada Takuto
“aku ingin mendengar Hiru memanggil namaku”
“e...heeh..e...Mei”
“eh, suaramu kecil sekali” kata Takuto
“urusai”
“he...” Mei dan Takuto tertawa, begitupun Hiru
“ee..lihat..baru pertama kali ini kulihat Nishimoto tertawa ya” , “tampannya” , “sepertinya Nishimoto akhir-akhir ini punya lebih banyak ekspresi, kadang-kadang agak malu-malu gimana ya” , “ah kau juga merasakannya? Padahal Nishimoto yang kalem, tenang dan kadang dingin itu kan yang diidolakan semua murid Seishin sepertinya dulu kita tidak pernah melihat ekspresi Nishimoto yang seperti itu, Kurisaki hebat ya”.
No comments:
Post a Comment