Thursday, April 15, 2010

Koi wa Idol_Fourth Destiny *You and Me*

Hari Minggu sore jalan depan Shibuya 109 Building telah ramai anak-anak muda, jalanan sudah dibloking pagar-pagar pengaman penonton, dan banyak polisi pengaman serta para wartawan.

Karpet merah sepanjang 50 meter digelar, lampu-lampu sudah di pasang di sepanjang karpet, ada juga mobil-mobil van tempat make up para model.

Baru menjelang malam, acara dimulai dengan pembukaan band terkenal “wah sudah dimulai, meskipun sudah menunggu sejak tadi siang tapi tidak apa-apa” , “iya ya”, semua antusias

“tidak kusangka kau mau datang kesini” kata Takuto yang berdiri di depan pagar pengaman, Hiru pun tampak disampingnya.

Sound system dengan irama musik memulai acara show itu dan para model keluar “kyaa!!!” Semua menjerit histeris

Blitz kamera terus menyala, Kurippe tampil dengan make up mata berwarna biru gelap membuat matanya tampak besar dan tajam, dia mengenakan atasan sebatas perut dengan leher baju jenis sabrina yaitu leher baju yang pundaknya terbuka satu dan mini skirt low rise dihiasi belt metalik berbentuk rantai, lalu memakai aksesoris kalung panjang dan gelang besar, langkah kakinya yang panjang menapaki karpet merah, berpose menatap deretan penonton

“wah..benar-benar beda dengan yang dimajalah, lebih cantik ya” kata orang-orang disekitar Hiru, pandangan mata Kurippe berhenti pada Hiru

“benar-benar dingin ya, tatapannya itu seolah-olah mengintimidasi orang yang memandangnya” kata Takuto, Hiru bertatapan dengan Kurippe “eh?”


Sekarang sudah bulan Juli. Musim panas diawali dari bulan Juni sampai Agustus, murid-murid memakai seragam yang lebih sederhana, hanya hem putih dengan bawahan rok atau celana, jika selain musim panas murid-murid mengenakan seragam lengkap dengan blazer dan dasinya

“panaas.. “ ngik..ngik.. kumbang-kumbang musim panas terdengar dari pepohonan, Takuto duduk dikursinya dengan kaki diatas meja dan kerah baju yang berantakan karena kepanasan, yang lain juga tampak malas dan berkipas-kipas

“oi Hiru..” panggil Takuto dengan nada malas

“em..” Hiru sibuk dengan bacaannya

“hari minggu besok kita pergi ke pantai ya” , “buat apa sih”

“tentu saja bersenang-senang, musim panas kan paling asik kalau pergi ke pantai, disana pasti akan ada banyak gadis-gadis berbikini” , “itu kan tujuanmu” kata Hiru sambil terus melihat buku.

“kami ikut ya, lebih ramai lebih asik” kata teman-teman laki-laki

“oh,benar sekalian saja satu kelas, kalian mau kan?!” teriak Takuto

“wah kepantai dengan Nishimoto, tentu saja kami ikut” kata siswi-siswi dengan semangat

“aku kan tidak bilang iya” kata Hiru malas

“yaah..sayang, ga ikut ah” siswi-siswi kembali malas

“eeh..Nishimoto ikut ya” , “ayolah” rayu teman-teman laki-laki “kalau kau ikut pasti banyak gadis yang ikut” , “ayolah” , “iya Nishimoto” semua merayu dengan semangat mengerubungi Hiru.


“heeh baiklah” jawab Hiru

“bagus, Kurisaki kau juga ikut kan” kata Takuto

“eh?”

“liburan ke pantai” lanjut Takuto

“emm..maaf!” kata Mei, “hee...kita kan akan pergi satu kelas”

“tapi aku tidak bisa ( aku ada pemotretan untuk katalog musim panas edisi minggu ini )” Mei bingung

“kau harus ikut” Takuto memaksa

“hei..jangan memaksa orang” kata Hiru

“tapi kita kan akan pergi sama-sama” kata Takuto

“iya, Kurisaki ikut saja tidak asik kalau ada yang tidak mau ikut” kata yang lain

“e...” Mei masih ragu

“pasti menyenangkan kalau Kurisaki ikut” kata teman-teman laki-laki

“heeh..baiklah tapi aku menyusul ya”

“ya! Bagus!” Takuto menoleh pada Sakaki “oi..Sakaki..” panggilnya

“kau juga harus ikut”

“eh?!”

“sudah dibilangkan, tidak akan asik kalau ada yang tidak ikut, iya kan Kurisaki?”

“iya” , “tentu saja Sakaki juga ikut, iya kan?” mereka merangkul Sakaki

“dia memang sempat jadi anak bandel sih, tapi sepertinya sudah tidak pernah kumpul dengan murid-murid nakal itu kan” kata siswi-siswi


Di pantai Odaiba, sangat ramai para pengunjung, dari anak-anak hingga dewasa, pantai Odaiba adalah favorit untuk menikmati musim panas dengan mandi dan berseluncur di pantai, atau berkumpul ramai-ramai.

“yeaahh!!” Takuto dan teman-teman satu kelasnya datang, Hiru berjalan santai berdiri di bawah payung pantai “Kurisaki akan datang kan” tanya Takuto

“kenapa tanya padaku” jawab Hiru

“Nishimoto senpai!!” ^_^ gadis-gadis berdatangan“aku dengar kalau kelas Nishimoto senpai akan berlibur kesini jadi aku juga kesini” , “tampannya” ^,^ “beruntungnya aku datang kesini” ^-^

“Nishimoto” gadis-gadis lain berdatangan lagi, mereka mengenakan pakaian pantai dan bikini

“wah..kalian semua juga datang ya” kata Takuto

“mereka kan senior kelas tiga dan itu juga anak-anak kelas satu kan” , “sepertinya mereka semua menyusul Nishimoto” , “wah berkat Nishimoto semua gadis SMU Seishin datang kesini” kata teman-teman Hiru itu

“disana ramai sekali” , “ayo kiya lihat” kata teman-teman perempuan

“kyaa!!” Tiba-tiba mereka histeris

“ada apa sih, Hiru ayo kita lihat” Takuto penasaran

“kau lihat saja sendiri”

“ayo” akhirnya Takuto menarik Hiru

“bagus sekali, perfect!” Suara fotografer

“ada apa sih?” tanya Takuto

“Kurippe melakukan pemotretan disini” kata siswi-siswi Seishin itu

Kurippe dan beberapa orang model Georgous lainnya sedang melakukan pemotretan, mereka memakai bikini dan berpose di pantai yang sudah di setting, Kurippe memakai wig panjang ikal.

“( hah?? Kenapa mereka ada disini -_-*?? Mereka terlalu dekat, dan aku juga tidak memakai make up tebal ) maaf aku mau istirahat” kata Kurippe

“ah..apa Kurippe baik-baik saja?” tanya fotografer

“kau tidak apa-apa?” tanya Reiko

“bisakah pemotretanku ditunda hari ini?” pinta Kurippe

“wah Kurippe kenapa?” penonton ribut

“mungkin karena matahari yang terlalu panas, Kurippe jadi pusing, kami permisi ke hotel dulu” Reiko membawa Kurippe

“yaah..Kurippe pergi” , “kenapa ya”

Begitu sampai dimobil van “Reiko-san aku pergi dulu”

“he? Bukannya kau sakit?”

“aku baik-baik saja”

“Kurippe...” Kurippe pergi ke setelah berganti pakaian.

Yang lain sedang bermain di pantai. Drap! Drap! Drap! Terdengar suara langkah lari

Tep! Memegang pundak Hiru “eh?” Hiru menoleh

“haah..!” hosh..hosh.. Mei terengah-engah

“kau...tidak apa-apa?” tanya Hiru

“he ^ ^ haah...kalian masih disini kan?” tanya Mei

“iya”

“Kurisaki!” Takuto datang “loh..kok tidak pakai bikini seperti yang lain?” , “eh?!” Hiru melotot pada Takuto “ayolah pakai pakaian renangnya, disini juga pasti sudah ada yang menanti-nanti untuk melihatmu memakai bikini yang seksi” Takuto memegang bahu Hiru -////- wajah Hiru memerah

“Nishimoto kenapa? Mukamu merah, apa karena kepanasan?” tanya Mei

“e..tidak, tidak apa-apa” Hiru berpaling sambil membenahi kacamatanya “( ini gara-gara si bodoh Takuto, aku jadi berpikir yang tidak-tidak )”

“aku tidak membawa pakaian renang, jadi maaf ya” kata Mei

“eh” , “wah..sayang sekali” kata Takuto, “( kenapa..aku merasa kecewa..arrgh!! bodoh! Apa sih yang kupikirkan )” pikir Hiru

“( kalau kupakai mereka bisa tahu kalau yang dipemotretan itu aku )” pikir Mei

“Nishimoto” gadis-gadis SMU Seishin datang lagi “foto bersama ya” , “baru kali ini ketemu Nishimoto diluar” , “ayo ikut kami” Hiru dikerumuni dan ditarik gadis-gadis berbikini

“Nishimoto sangat populer ya, seperti artis” kata Mei

“anak itu sih, dari sejak SD juga sudah terkenal dikalangan gadis-gadis, tampan, pintar dan kalem” kata Takuto

“Edo dekat dengan Nishimoto sejak kecil ya”

“iya, kami teman akrab sejak SD, sebenarnya dia tidak suka orang-orang meributkannya seperti artis begitu”

“eh? Kenapa? dia pantas untuk jadi bintang idola, kalau Nishimoto jadi model dia juga pasti bisa cepat populer”

“yaah..karena dia tidak suka hal-hal seperti itu, dia itu...tidak bisa dekat dengan gadis-gadis” kata Takuto sambil mereka melihat Hiru dikelilingi gadis-gadis.

“maksud Edo?” tanya Mei

“karena sejak usia 7 tahun dia hanya tinggal dengan ayahnya, dan teman akrabnya pun cuma aku, jadi dia tidak terbiasa dengan perempuan” jelas Takuto

“Nishimoto senyum donk” gadis-gadis itu merangkul “eh?” Mei melihat “cheese” dada mereka menempel-nempel pada Hiru “( hah?! apa-apaan mereka.. )” Mei berpaling, Takuto melihat ekspresi Mei

“he..sepertinya Hiru butuh bantuan” Takuto pergi

“permisi nona-nona, sepertinya idola kita butuh istirahat, bisa kan kalian tidak mengganggunya” Takuto menarik Hiru menjauhi mereka “sebagai gantinya bagaimana kalau berfoto denganku saja” katanya

“he..apa? Yang benar saja?” kata senior “tidak apa-apa, aku mau berfoto dengan Edo senpai” kata junior. Hiru pergi menepi.

“Nishimoto?” , “eh”

“ini” Mei menyerahkan minuman kaleng

“terimakasih”

“sepertinya Nishimoto kepanasan ya”

“eh” Hiru melirik sambil minum

“wajah Nishimoto merah loh saat dikelilingi mereka” bruuusshh!! Minumannya menyembur

“he...Nishimoto baik-baik saja” Mei tertawa Hiru memandangnya.


“Libur musim panas nanti kau ada rencana kemana?” tanya Takuto di kelas

“seperti biasa saja ( menghabiskan waktu dikantor management dan kerja ) kau sendiri?”

“emm kemana ya..” , “kita tidak bisa kemana-mana” kata Hiru

“eh” , “libur musim panas agustus nanti akan ada turnamen kanto” kata Hiru.

Pada musim panas biasanya diadakan festival olahraga disetiap sekolah dan diadakan juga perlombaan olahraga tingkat SMU. Turnamen Kanto adalah turnamen olahraga tingkat wilayah kanto yang meliputi 7 prefektur yaitu Tokyo, Gunma, Tochigi, Ibaraki, Saitama, Chiba, dan Kanagawa.

“haah..festival olahraga ya, berarti kita akan sangat sibuk?” tanya Takuto

“tentu saja, kau kan ketua klub apa pelatih tidak mengatakan padamu?” kata Hiru

“emm...sepertinya bilang, tapi aku lupa heh”

“dasar”

“jadi Nishimoto akan ikut turnamen karate?” kata Mei

“hm” Hiru mengangguk

“oh ya, bagaimana kalau kau menemani kami latihan, jadi meskipun libur masih tetap bertemu” kata Takuto

Bukk! “itu tidak lucu” Hiru memukulkan buku ke kepala Takuto

“memangnya aku kelihatan sedang melucu”

“mm..sebenarnya aku ingin” kata Mei

“eh ( wah..kau juga tidak ingin berpisah dengan Hiru ya )” kata Takuto dalam hati

“tapi aku banyak pekerjaan yang harus diselesaikan” lanjut Mei

“( heeh...eh..? kenapa lagi-lai aku merasa kecewa? )” pikir Hiru

“jadi libur satu bulan nanti kita benar-benar tidak ketemu ya” kata Takuto “tapi..kalau kau punya waktu, datang ya ke pertandingan nanti” lanjut Takuto

“eh” Hiru menoleh “he..^ ^ akan kuusahakan”.


Libur musim panas dimulai, Hiru dan Takuto berlatih di doujo sekolah, “senangnya bisa lihat senpai latihan untuk pertandingan” kata kouhai yang lagi pada melihat Hiru

Sementara itu di kantor management KJMM, di ruang make up Aya, Mei hanya mengenakan singlet dan celana pendek, wajahnya bete sambil duduk disofa

“kenapa?” tanya Aya, dia duduk disamping Mei

“bosan..” jawab Mei

“apa yang membuatmu bosan?” Reiko duduk di kursi make up Aya “bukankah setiap libur musim panas kau selalu menghabiskan waktumu dengan pemotretan” kata Reiko tetap dengan gaya bicaranya yang dewasa

“apa karena sekolah libur, jadi kamu tidak bosan tidak bisa bertemu dengan teman-temanmu?” tanya Aya

“iya” Mei mangangguk malas

“tidak bisa bertemu dengan Nishimoto?”

“Hm” lagi-lagi Mei cuma manggut-manggut “eh? Ti..tidak.. aku tidak sengaja mengatakannya, bukan itu maksudku”

“tidak sengaja? Bukankah kata yang dikatakan dengan tidak sengaja itu berarti datang dari dalam hati..” kata Aya

“Mori-san..”

“kenapa? Jatuh cinta itu kan menyenangkan” goda Aya

“itu...” trrr! Ponsel Mei bergetar dia mengambilnya “eh?! Nishimoto?” Nama pemanggil diponsel

“wah” Aya ikut senang

“e..halo” Mei mengangkat telpon

“Kurisaki” suara riang diseberang

“eh..Edo? -_-*” wajah Mei aneh

“sedang apa?” , “aku...sedang ditempat kerja”

“kami sedang latihan di sekolah, besok mulai pertandingan jangan lupa nonton ya, di gedung olahraga Tokyo Hotel, kalau kau sibuk kau bisa melihat pertandingan kami ditelevisi, disiarkan secara langsung loh”

“benarkah? baiklah aku pasti menonton”

“ok! Kami latihan lagi ya..”

“iya” telpon ditutup begitu Mei menoleh “eee?” Wajah Aya tersenyum menggoda

“kau kecewa karena itu bukan Nishimoto? he..” lalu Aya pergi

“eh? tunggu..bukan seperti itu..aku kan hanya heran karena dia pakai ponsel Nishimoto, Mori-san..” tapi Aya sudah keluar.

“kau ini..apa-apan sih” Hiru merebut ponsel sambil pipinya memerah, “kenapa memakai ponselku untuk menelpon dia”

“aku bilang kan pinjam” kata Takuto

“tapi saat melihat nomor telponnya dia bisa berpikir aku yang tidak-tidak kan”

“kau ini cerewet sekali, bukannya kau Nishimoto yang diidolakan karena kalem dan pendiam” Takuto pergi dengan cuek.


Babak penyisihan pertandingan, SMU Seishin dengan mudah lolos hingga babak perempat final, turnamen diikuti sekolah-sekolah yang sudah lolos babak klasifikasi di daerah prefektur masing-masing

“kita kembali ke hotel dan beristirahat sehari untuk menghadapi semifinal lusa” kata Takuto sebagai official member mewakili SMU Seishin.

Diruang make up Mei menonton “hebat, menang lagi ya, ternyata dia itu keren ya” kata Aya

“Kurippe, saatnya berangkat kelokasi syuting” kata Reiko

“baik”

“semangat ya” ucap Aya

“dia tidak datang lagi ya” kata Takuto saat di kamar hotel “meskipun dia selalu menelpon untuk mengucapkan selamat tapi kau ingin dia melihat pertandinganmu kan” Hiru diam memandang keluar jendela, Takuto memperhatikannya

“kembali menjadi Nishimoto yang pendiam, kau itu tidak lucu kalau tidak ada Kurisaki”

urusai” ucapan yang selalu diucapkan pada Hiru karena Takuto yang selalu cerewet mengganggunya

“( heeh....aku benar-benar menyukai wajahnya yang bisa tersipu-sipu kalau ada Kurisaki, lagipula selama ini dia menghindar untuk berdekatan dengan perempuan karena tidak mau wajahnya yang pemalu itu terlihat, tapi sekarang kenapa rasanya dia yang butuh sekali kehadiran gadis itu )” kata Takuto dalam hati sambil terus memperhatikan wajah temannya yang murung itu.


Malam hari, sehabis mandi para atlet berkumpul di restoran sesuai prefektur masing-masing

“kau harus makan” kata Takuto

“aku belum lapar” jawab Hiru

“jangan seperti perempuan donk, karena Kurisaki tidak datang lalu kau jadi malas makan?”

“e.. -_-*”

“wah..Nishimoto punya pacar ya, suruh saja dia datang” kata yang lain, Takuto mengambil ponsel Hiru dimeja

“sedang apa kau” Hiru curiga, begitu telponnya nyambung langsung ditempel ditelinga Hiru “halo Nishimoto?”

“eh?... -///-*” wajah Hiru langsung berubah merah

“bicara saja sendiri” kata Takuto

Akhirnya Hiru pergi keluar restoran “selamat ya, aku tadi melihat pertandingannya, Nishimoto hebat loh” ucap Mei

“e...terimakasih”

“tadinya aku juga mau menelpon Nishimoto untuk mengucapkan selamat, tapi masih sibuk jadi belum sempat”

“eh..apa sekarang kau masih sibuk? Maaf mengganggumu”

“eh..tidak begitu sibuk kok, tenang saja, lagipula jarang sekali Nishimoto menelpon kan”, Mei menerima telpon di balik gorden ruang pemotretan, masih mengenakan make up sebagai Kurippe

“Kurippe ada dimana?” tanya manager majalah

“dia sedang menerima telpon penting” jawab Reiko

“lusa adalah pertandingan semifinal, aku tidak tahu apakah akan bisa menang dan kembali bertanding dibabak final..” kata Hiru “seandainya tidak menang tidak akan bisa maju ke final” lanjutnya.

“eh? ( apa ini artinya dia mengharapkan kedatanganku? Jika aku menyanggupinya berarti aku sudah tidak bisa mundur lagi ) He..apa itu artinya Nishimoto ingin aku datang kesana?” tanya Mei menggoda

“eh?!” Hiru langsung memerah “itu...aku..”

“maaf..” ucap Mei

“eh?!”

“aku harus ke Okinawa selama dua hari”

“ ...” Hiru diam tidak berekspresi

“karena itu....Nishimoto harus menang”

“eh?” , “aku akan datang dipertandingan final Nishimoto, aku...pasti datang, karena itu Nishimoto harus menang” kata Mei

“eh?..heeh..hm..aku akan berusaha” ucap Hiru semangat

“he..sampai bertemu ya” Mei menutup telpon dan menggenggam ponselnya erat-erat “aku sudah tidak bisa mundur lagi” ucapnya sendiri

“Kurippe” seorang make up artis melihat Kurippe

“Kurippe bisa kita lanjutkan” kata Reiko

“baik” jawab Kurippe dengan wajah dinginnya.


No comments:

Post a Comment