Tuesday, June 22, 2010

The Beautiful Me # 1

Cerita ini dibuat dengan inspirasi Kim Heechul Super Junior, wat yang suka SuJu pasti tahu banget sisi cewek Heechul dan hobinya yang suka ngeKiss cowok-cowok sesama anggota SuJu. Jadi ngga akan kaget baca Story ini. Kalau kalian berpendapat ini Shounen ai ya boleh tapi kategorinya cuma soft cake *kategori kubuat sendiri, maksudnya cinta yang lembut dan datang tanpa adegan2 berbahaya*, tapi awalnya aku bikin cerita ini cuma dengan pedoman Bishounen aja alias cowok cantik, bukan atas dasar Shounen ai. Silahkan kalian baca dengan imajinasi kalian masing-masing.

Nama-nama artis yang dipakai selain tokoh utama adalah nama-nama artis asli, kalau kalian suka J-artis pasti kenal.

================================================


Saotome Yuuya adalah cowok manis, yang setengah cewek, dia suka banget tampil manis dengan mendandani dirinya dengan segala macam atribut yang bisa menonjolkan sisi kecantikannya, tapi bukan berarti dia tampil dengan dandanan cewek total. Dia cuma suka mendandani rambut, atau memakai anting, kalung, gelang, cincin dan suka merapikan kuku serta alisnya, itu artinya dia akrab dengan salon.

Dia memanjangkan rambutnya hingga melebihi kerah rambut yang tentu saja dilarang sekolah, ngga ada cowok lain yang punya rambut sepanjang itu meski cuma sebahu, dengan gaya rambut harajuku dan dicat coklat, dengan poni di bagian samping depan, bibirnya emang sudah merah jadi ngga diglose juga sudah manis, kulitnya putih dan mulus, lehernya kecil dan badannya juga kerempeng untuk ukuran cowok jadi makin membuatnya kelihatan kayak cewek. Kakinya dan pinggangnya ramping.

Dia juga model majalah dan sering didaulat untuk berdandan cantik, bukan berarti bajunya pake baju cewek cuma make upnya saja.

Yuuya pindah sekolah dan belum punya teman, saat masuk kelas barunya “wah... ternyata disini ada cowok cakep” ucap Yuuya waktu lihat Suwa Akira.

Mungkin ini kejelekan Yuuya juga, dia juga suka sama cowok cakep. Akira adalaha cowok cool, tipe cowok pendiam dan pintar.

“aku mau duduk di sebelah dia” Yuuya menunjuk Akira “bisa kan sen-sei..” Yuuya melemparkan senyum manisnya pada Reiko-sensei

“iya, tentu saja.. silahkan” dan dengan mudah Reiko sensei terpengaruh daya pikat Yuuya

“permisi” Yuuya tersenyum sama cowok yang duduk disamping Akira, dia pun menyingkir tanpa protes, Yuuya duduk “hai..” dia senyum sama Akira, tapi Akira cuek.

Bel istirahat bunyi, Akira keluar kelas, Yuuya mengikuti dia

“apa?” Akira berbalik dan bertanya dengan judes

“he.. he.. boleh tahu namamu?” Yuuya senyum dengan wajah manisnya “nama... kita kan teman sebangku, ayo katakan siapa namamu” Yuuya mendekatkan wajahnya kesamping wajah Akira

“Suwa, Suwa Akira”

“Akira... nama yang bagus”

“siapa yang bilang kau boleh manggil seenaknya”

“kenapa, jangan dingin begitu, kau juga boleh memanggilku dengan Yuu saja, okey?” Yuuya mengedipkan mata

“dasar cowok aneh” gumam Akira

Hari ini juga Yuuya mengikuti Akira ke kantin

“hmm.. enak” Yuuya makan di depan Akira “mau coba punyaku, ebinya enak” Yuuya mengulurkan tangan buat nyuapin Akira

“apa-apaan sih” Akira menolak lalu makan dengan cuek

Hari berikutnya di toilet “kau sudah selesai?”

“hah!” Akira kaget Yuuya ada di depan pintu luar toilet begitu Akira keluar


Pulang sekolah Akira jalan sendirian, Yuuya mengikuti dari belakang. Langkah Akira terhenti, begitu juga Yuuya

“kenapa ngikutin aku terus” Akira berbalik

“eh? a.. ha.. ha.. ketahuan ya” Yuuya nyeringis “aku pengen pulang bareng Akira” Yuuya merangkul lengan Akira

“kau ini apa-apaan sih”

“ayo jalan” Yuuya menarik lengan Akira

“lepas” Akira melepas rangkulan Yuuya “kalau mau mesra-mesraan kenapa ngga cari teman cewek saja, kau itu aneh banget tahu ngga sih”

“kok aneh sih, aku suka kamu kok, makanya aku mau jadi temanmu, memang begini cara bertemanku, memangnya kenapa?” Yuuya memandang Akira dengan tatapan serius beda dengan tatapan menggodanya yang biasanya

“aku ngga mau berteman dengan orang aneh” Akira berjalan meninggalkan Yuuya.

Saaa!!! Hujan deras tiba-tiba turun “ah.. sial” Akira berlari dan berteduh di salah satu teras rumah “eh?” dia ngga sengaja menoleh ternyata Yuuya masih ngga bergerak dari tempatnya berdiri, dia kehujanan.

Beberapa detik, beberapa menit Akira melihat Yuuya masih ngga beranjak

“dia itu apa-apaan sih” akhirnya Akira menyusul dengan berpayung tasnya.

Akira berhenti di depan Yuuya, dia lihat wajah Yuuya menunduk dan sedih “hei...” Akira memegang lengan Yuuya “kau kenapa?” tapi Yuuya ngga juga bergeming “kamu ngga mungkin nangis cuma karena aku bilang begitu kan”

Akhirnya Yuuya menatap Akira, tapi tatapannya berbeda, tampak kesal, sedih, dan semuanya bercampur, matanya kelihatan berair. Dengan basah begitu pun Yuuya kelihatan cakep banget, tambah manis.

“sudahlah, cepat berteduh dulu” Akira menarik tangan tapi Yuuya ngga mau bergerak

“katakan dulu kau mau berteman denganku” ucap Yuuya

“eh?” Akira heran “heeh.. jadi kau begini cuma karena pengen aku jadi temanmu? kau ini manja ya”

“terserah kau mau bilang apa, aku cuma pengin kamu jadi temanku”

“e...” mereka sama-sama kehujanan “banyak orang lain kenapa mesti aku sih”

“aku cuma mau kamu”

Akira menatap mata Yuuya, Yuuya kelihatan kayak anak-anak manja yang keinginannya harus dituruti

“baiklah, aku akan jadi temanmu, kau puas?”

“benarkah?” Yuuya langsung tersenyum “sungguh?”

“iya, cuma berteman saja apa senangnya sih, kau itu benar-benar aneh”

“aku bahagia!” Yuuya memeluk Akira

“e...” Akira kaget

“mulai sekarang aku jadi temanmu dan kau jadi temanku”

“e... hei, tapi ngga perlu begini kan, lepas” tolak Akira

“he.. ayo kita pulang” Yuuya jalan dengan riangnya, wajahnya berubah jadi cowok manis yang ceria lagi “wah... bajuku basah semua, aku kehujanan sakit ngga ya” Akira melihatnya dari belakang


“sedang baca apa?” keesokannya Yuuya datang ke meja Akira, nempel-nempel di kepala Akira sambil lihat buku yang dibaca Akira “wah.. buku sejarah, membosankan, gimana kalau kita cari novel saja, kau suka sastra kan, kau pasti suka semua pelajaran”

“aduh, kau ini apa-apaan sih, menyingkir sana” Akira menolaknya, ternyata semua teman juga lihat mereka “sudah duduk sana”

“kalian dekat ya, apa sudah saling kenal?” tanya Takagi teman cowok

“iya dong, kami kan teman” Yuuya merangkulkan tangannya ke leher Akira yang masih duduk

“e....” Akira memandangnya “Saotome, kau ini bisa ngga sih bersikap normal”

“kenapa, kan sudah kubilang, beginilah cara bertemanku”

Cewek-cewek melihat mereka dengan pipi memerah

“kalau begitu sama yang lain saja, mereka juga temanmu kan” kata Akira, Yuuya masih ngga lepasin tangannya

“temanku cuma Akira, aku bilang kan, aku cuma mau berteman denganmu”

“e....” Akira menatapnya, Yuuya tersenyum “maksudmu kamu ngga suka ngobrol dengan banyak orang?”

“ngga juga, aku mau mengobrol dengan semua orang kok”

“e... jadi maksudmu tadi itu apa”

“sudah cukup dong... kalian kelihatan kayak orang pacaran tahu.... malu nih lihatnya” kata Sawaki teman cewek

“eh” Akira melihat Yuuya dan sadar dia masih dipeluk Yuuya “lepas, kau ini, kan sudah kubilang kau itu aneh, lihat kan orang juga melihat kau itu aneh, kalau kau ngga mau berhenti buat yang aneh-aneh aku ngga mau jadi temanmu”

“iya baik, jangan marah, kau itu jelek kalau marah loh”

Jam istirahat “mau coba, enak loh” Yuuya mau menyuapi Akira

“iya tahu, aku kan sudah dua tahun sekolah disini, makan saja sendiri”

“he...” Yuuya senyum sambil makan

Di koridor “murid pindahan yang baru itu model kan, Saotome Yuuya, senangnya ada model yang sekolah disini” obrolan siswi-siswi di samping tangga

“dia cakep banget, dia juga deket sama Suwa, murid rangking umum itu, mereka sama-sama cakep” kata cewek kedua

“ngomong-ngomong soal mereka ada yang ngga biasa loh, aku lihat Yuuya sangat akrab sama Suwa padahal mereka baru kenal” kata cewek ketiga

“emang apanya yang ngga biasa? Bagus kan dia bisa menyesuaikan diri dengan teman barunya” kata cewek pertama

“tapi dia sangat dekat, bisa dibilang lengket banget, kemana-mana selalu bareng Suwa, dan kadang memeluk-meluk gitu, bisa dibilang mesra deh”

“wah.. lucu juga sih tuh, kalau ada sepasang cowok cakep begitu saling mesra-mesraan”

“yang benar? Wah.. aku jadi pengen lihat nih”

“orang bodoh itu.... aku jadi bahan gosip aneh macam itu” Akira mendengar dari tangga, lalu dia ngga jadi naik.

“Toguchi, namamu Toguchi kan, jadwal piketku diganti bareng sama Akira ya” Yuuya tersenyum ramah

“e... tapi..” Toguchi ketua kelas

“eh? kenapa? ngga bisa?” Yuuya menoleh kanan kiri “Nishikawa-chan, Miyamoto-chan, Kihara-chan, Sato-chan, memangnya ngga boleh ya kalau minta tukar piket? Masa aku ngga boleh minta tukar piket” Yuuya mengadu pada teman-teman cewek yang sedang ada dibelakangnya

“e....” mereka kaget “dia tahu nama kita?” , “kukira dia cuma tahu nama Suwa” , “tapi kok dia bisa tahu nama-nama kita?”

“tentu saja, aku pinjam buku data kelas ini sama wali kelas, biar aku kenal dengan semua teman sekelasku”

“wah... dia baik juga ya” , “seorang model ngga mungkin mau berbuat begitu kan” , “kita sudah salah sangka ya, ternyata dia baik”

“gimana? apa ngga boleh tukar piket ya?”

“ah.. boleh kok... Toguchi biar saja Saotome tukar jadwal piket” , “iya, jangan jahat begitu sama teman sendiri”

“e... i... iya, iya deh, nanti aku bilang sama Manabu biar tukar piket”

“wah... makasih ya... Toguchi, kalian juga makasih ya, nanti aku kasih foto-foto terbaruku deh”

“benarkah?”

Dalam sekejap Yuuya jadi akrab dengan teman sekelasnya, Akira melihatnya dari pintu.

Yuuya dan Akira pulang bersama, mereka mampir di toko buku seperti yang dikatakan Yuuya tadi pagi

“yang ini bagus” Yuuya melihat-lihat novel

“kau suka novel?”

“ngga juga, tapi bisa memilih saja mana novel yang bagus, kau suka kan? mana pilihanmu?” Yuuya sangat perhatian sama Akira

“ini, ini juga, novel-novel samurai ini bagus, aku punya satu yang pengarangnya sama”

“kalau gitu beli saja semua”

“kau bercanda, uangku ngga cukup”

“ambil saja, biar aku yang bayar”

“hoi... buat apa, kau mau bayarin?”

“kita kan teman”

“tapi kita kan baru berteman berapa hari”

“tapi aku senang bisa berteman denganmu, ini hadiah pertemanan kita, kau mau kan menerimanya?”

“ngga”

“eeh...” Yuuya mengerutkan alisnya

“e... kenapa wajahmu begitu?” dan Yuuya diam saja “sama seperti waktu hujan itu, kau merajuk ya?” Yuuya ngga menjawab “iya, baiklah, lagipula ini untukku, tapi kenapa sih kamu yang bersikeras begitu, ini kan buat orang lain bukan buat kamu sendiri”

“karena aku senang melakukannya” Yuuya kembali tersenyum



Pagi-pagi kelas 2-3 kelas Yuuya sudah ramai, Akira masuk ke kelas

“ada apa sih?”

“ini, Minamoto beli majalah yang dibintangi Saotome, dia benar-benar cakep, iya kan teman-teman”

“iya...!!!” semua jadi fans Yuuya dalam waktu sekejap

“lihat juga sini, dia manis juga loh difoto ini, kayak cewek” Manabu, teman cowok Akira memperlihatkan salah satu foto Yuuya dengan background kain-kain putih berselampiran dan tanpa mengenakan baju dengan ditutupi siluet kain dibagian dadanya Yuuya memakai celana panjang putih dan memegang bunga mawar merah, tatapannya lembut dan bibirnya merah.

“ini juga Suwa” Kihara, teman cewek, menunjukkan foto Yuuya mengenakan kemaja dengan kancing berantakan dan celana kedodoran, backgroundnya kamar tidur dengan nuansa putih dan mawar putih

“cakep banget deh” , “ngga nyangka dia setampan ini” kata teman-teman cewek

“ternyata terkenal banget, waktu kubuka di website dia punya ratusan ribu penggemar dari seluruh jepang” kata Toguchi, Akira melihat-lihat semua foto Yuuya

“selamat pagi!!!” Yuuya masuk kelas

“Saotome, selamat pagi” sapa teman-teman cowok

“hei aku punya ini, apa kalian mau?” Yuuya memberikan foto-fotonya pada teman-teman cewek sekelas

“wah... ini foto-foto Saotome?”

“iya, kemarin baru pemotretan, kurasa majalahnya sudah beredar hari ini”

“iya kami sudah beli”

“wah.. benar kah?”

“tapi kenapa Saotome mau membawakan ini untuk kami?”

“eh? kenapa? kan sudah kubilang kemarin aku akan bawakan untuk kalian kan, iya kan kan Nishikawa-chan”

“oh ya... terimakasih ya, benar-benar dibawakan”

“tapi cuma buat cewek-cewek” keluh teman-teman cowok

“jangan khawatir, aku juga sudah bawa buat kalian, foto-foto Toda Erika”

“wah.... serius?” , “mana?” , “wah...” mereka semua antusias

“tapi itu kuambil dari fotografer, kalau Erika tahu dia bisa marah-marah” kata Yuuya

“wah... kau hebat ya bisa berteman sama Erika-chan yang imut itu...” semua gembira dengan hadiah Yuuya

“hei Suwa, kamu ngga kebagian?” tanya Mizushima teman cowok

“ngga usah, iya kan? apa Akira juga mau?” Yuuya merangkul leher Akira

“siapa bilang... aku ngga suka artis-artis jadi ngga butuh foto-foto begitu, kau juga lepaskan tanganmu, sudah kubilangkan orang-orang bisa salah paham”

“ah.. ngga juga, kalau diperhatikan kalian lucu kok kalau mesra-mesraan gitu, iya kan” , “iya, jadi ada pemandangan baru, lagipula Saotome dan Suwa sama-sama cakep”

“kalian ini, baru dikasih foto saja sudah mendukung dia begitu”


No comments:

Post a Comment