Tuesday, June 22, 2010

The Beautiful Me # 2

Jam istirahat Yuuya duduk ditaman bersandar punggung Akira

“kau apa ngga punya kegiatan lain selain mengikutiku?” tanya Akira sambil membaca

“temanku kan kamu, aku pengen sama-sama kamu saja, oh ya, gimana novel yang kemarin kita beli? Bagus?”

“hm.. kau... mau baca?”

“ngga, aku ngga suka baca buku, bikin ngantuk” Yuuya mainan HP, tiba-tiba dia kepikir sesuatu

Grusak! Grep! Yuuya memeluk Akira dari belakang

“ayo kita foto” Yuuya mengarahkan Hpnya

“e.... tunggu, aku ngga mau”

“ayo.... masa ngga mau foto denganku, ayo.. say cheese..” Yuuya tetap merangkul Akira dan menempelkan pipinya pada Akira

Cekrek! “hei.. kau ini”

“aku simpan ya, lihat nih.. bagus kok, tapi matamu ngga kelihatan ha.ha.ha” Yuuya menunjukkan foto itu sambil memeluk Akira

“jelek, hapus saja” Akira mau merebut HP Yuuya tapi dia menjauhkan Hpnya

“lihat, mereka akrab banget ya, kayak sudah berteman lama saja, Saotome ngga sombong ya, meskipun dia model terkenal” kata siswi kelas lain waktu lihat mereka.

Pulang sekolah Yuuya seperti biasa mengikuti Akira dari belakang meskipun mereka sudah resmi berteman karena sebenarnya arah kantor management Yuuya berlawanan biasanya Yuuya cuma mengikuti sampai pertigaan, begitu Akira hilang dari pandangan dia akan balik arah dan pergi ke tempat kerjanya.

Yuuya berlari dan... Grep! Menggelayuti lengan Akira

“aku mau ikut ke rumahmu”

“apa? memangnya kamu ngga kerja?”

“ngga kok, pemotretan nanti malam, boleh ya?”

“ngga, buat apa ke rumahku”

“aku mau lihat rumahmu kan, boleh ya?” Yuuya merangkulkan tangannya ke leher Akira dari samping

“lepas, ini kan jalanan, banyak yang lihat tahu”

“ngga mau, sebelum kau setuju”

Orang-orang di pertigaan melirik mereka, banyak murid sekolah yang juga baru pulang

“wah.. ada cowok-cowok cakep pacaran ya, lucu ya lihatnya” bisik mereka

“Saotome... lepas” Akira berusaha menarik tangan Yuuya dari lehernya tapi kuat menahan tangannya sambil senyam-senyum

“kalau aku boleh main akan kulepas”

“e....” Akira kehabisan kata-kata “iya, baiklah.. sekarang lepaskan”

Yuuya melepas tangannya dari leher Akira

“dia itu... suka banget sih peluk-peluk orang, emang ngga masalah ya kalau orang menganggapnya aneh” Akira berjalan di belakang Yuuya “heeh... aku juga bodoh, ngga bisa menolak dia, kenapa sih aku ini”

“ayo cepat.. kenapa jalannya lamban begitu” Yuuya menarik tangan Akira

Sampai di rumah Akira

“okaeri..” ibu Akira membukakan pintu dan bengong melihat Yuuya menggelayuti lengan Akira

“dia temanku bu, Saotome Yuuya”

“salam kenal” Yuuya membungkuk sambil tangannya masih menggelayuti lengan Akira

“wah... silahkan masuk, kau tampan sekali ya, masuklah, kau mau minum sesuatu?” dalam sekejap ibu Akira pun terpengaruh daya pikat Yuuya

“ngga usah bi, aku mau ke kamar Akira saja, kami permisi” Yuuya menarik Akira “mana kamarmu?”

“e....” lagi-lagi Akira ngga bisa berkutik

“wah... ini kamarmu ya” Yuuya melompat duduk di tempat tidur “senangnya bisa maen kesini” Yuuya tiduran “apa aku boleh menginap?”

“e?? ngga, kau ini.. jangan main-main, kau itu kan ada kerjaan”

“kalau libur?”

“e...” Akira diam berpikir

“boleh kan?” Yuuya melompat merangkul Akira dari belakang

“heeh....” Akira menarik nafas “ngga boleh” Akira melepas Yuuya “kalau kelakuanmu begini terus aku ngga mau kamu tambah dekat denganku”

“lagi-lagi bahas soal itu, kan aku bilang aku memang begini orangnya”

“kenapa kamu cuma begini sama aku, kamu bilang ngga punya masalah berteman dengan banyak orang tapi kenapa cuma aku yang kau perlakukan begini”

“karena kau itu temanku”

“tapi yang lain juga temanmu kan, kalau dengan orang lain kau juga begini aku ngga akan protes meskipun aku tetap ngga suka”

“yang lain itu kan cuma teman sekolah”

“memangnya apa bedanya?”

“tentu saja beda, karena aku cuma akan begini sama kamu” Yuuya merangkul Akira lagi, tapi kali ini dari depan, jadi seperti posisi berdansa.

Akira cuma memandang Yuuya, sudah ngga bisa ngelawan

“Saotome”

“eh?” Yuuya menatap mata Akira langsung tanpa canggung dan segan padahal jarak mereka sangat dekat

“kau.... bukannya ngga normal kan?”

“eh?” Yuuya diam sejenak “ha.ha.ha.. kau sampai berpikir begitu?” Yuuya ketawa sampai membungkuk dan memegangi perut

“hei.... ngga usah sampai segitunya kan, emangnya lucu apa?”

“kan sudah kubilang, memang begitu cara bertemanku tapi cuma sama orang yang kuanggap bisa berteman, aku ngga bisa terlalu akrab dengan sembarangan orang, kau tahu sendiri aku ini model, kalau murid-murid cewek biasa aku perlakukan begitu bisa ditebak gimana jadinya? mereka pasti akan jatuh hati padaku kan, kalau sembarang murid cowok kuperlakukan begitu? Nngga mungkin, karena aku cuma mau begitu sama cowok cakep, sepertimu” Yuuya memandang Akira

“e...” Akira ngga bisa membantahnya

“jadi ngga usah ngerasa yang aneh-aneh”

“mana mungkin ngga ngerasa aneh, aku kan bukan kamu” gerutu Akira

“kalau kamu ngga percaya dengan ceritaku kau ikut saja ke studio pemotretan biar ketemu dengan teman-temanku” Yuuya mengambil tasnya “dan satu lagi” Yuuya menoleh “bukannya aku sudah bilang agar kau memanggilku Yuu saja, teman-teman kerjaku juga memanggilku begitu, okey? Aku pergi dulu, daa.... Akira” Yuuya mendekat. Cup! Yuuya mencium pipi Akira dan pergi.

“e...” Akira masih shock “haah..” dia terduduk di kursi belajarnya

Akhirnya Akira ikut ke tempat kerja Yuuya

“hai Yuu!” dua orang model cowok dan seorang model cewek menyapa Yuuya, Kamenashi Kazuya, Akanishi Jin dan Toda Erika

“hai..” Yuuya memeluk mereka satu persatu “kalian berdua kemana saja, baru kelihatan, sibuk syuting drama ya?” Yuuya menggelayuti pundak Jin tapi dia terlihat biasa saja bahkan tangannya merangkul ke pinggang Yuuya

“iya nih, kangen sama wajah cantikmu Yuu” Kazuya mengusap rambut Yuuya

“tentu saja, eh aku ganti kostum dulu ya, tunggu disini” Cup! Yuuya mencium pipi Jin dan pergi ke ruang ganti dengan dresser

“e...” Akira bengong melihatnya

Yuuya melakukan pemotretan sambil bercanda-canda, dia berpose memeluk Kazuya sambil melihat ke arah depan

“wah... seksi.... penggemarmu pasti menjerit melihat foto itu nanti” kata Erika

“ha.ha.ha..” Kazuya dan Yuuya ketawa “gimana kalau sama Erika, aku yakin semua penggemarmu akan menangis melihatku mencengkerammu” Yuuya mendekati Erika

“tunggu Yuu...” Erika ditarik Yuuya

Yuuya menaikkan Erika ke atas kursi yang dipakai untuk pemotretan, kepalanya sebatas pinggang Erika lalu dia memeluk pinggang Erika dan menempelkan kepalanya diperut Erika

“iya benar, cowok-cowok penggemar Erika pasti menangis kalau lihat foto itu” kata Jin dan dia ketawa juga dengan Kazuya dan para krew

“jangan lakukan itu.. aku mohon...”

Selesai pemotretan dan mau pulang

“nanti telpon aku ya” kata Yuuya

‘iya sampai jumpa”

“ciumnya?” ucap Yuuya sambil menyodorkan pipinya. Cup! Kazuya mencium pipi Yuuya “Jin juga dong”

“kau ini..” Cup! “daah..” mereka pergi

“ayo kita pulang” Yuuya mengajak Akira

“aku pulang sendiri saja”

“apa ngga apa-apa?”

‘aku ini kan cowok, tentu saja ngga apa-apa”

“ya sudah, sampai besok”

“hm” Akira berbalik

“tunggu...” Yuuya menarik tangan Akira “aku... mau kau menciumku”

“eh?” wajah Akira heran

“seperti yang kau lihat kan, mereka juga begitu padaku, jadi bukan hal yang aneh kan”

Akira ragu, tanpa peduli Akira yang merasa segan Yuuya menyodorkan pipinya begitu saja dan Akira masih diam, beberapa detik beberapa menit Akira tetap diam

Yuuya berbalik dan menatap Akira dengan wajah yang beda dari wajah cerianya atau tatapan menggodanya “kamu ngga mau?” nadanya juga berubah kesal

“e...” Akira kaget, dia melihat tatapan kesal Yuuya dan anak dihadapannya itu memalingkan muka dengan wajah cemberut “e... iya aku mau”

“eh?” Yuuya memandang Akira “benarkah?” wajahnya kembali tampak senang “kalau begitu” Yuuya menyodorkan pipinya sambil senyum

Cup! Akira pun mencium pipinya

“he.. selamat malam.. Akira” Yuuya senyum lalu pergi


Yuuya dan Akira semakin akrab, dan Akira sudah ngga begitu memperdulikan keanehan Yuuya. Hari minggu Yuuya ngga ada jadwal pemotretan, dia jalan-jalan dengan Akira ke taman bermain, Yuuya mengikat rambutnya dengan meninggalkan rambut di sisi samping dan poni, dia memakai handband dan cincin perak di jari manisnya, anting disatu telinganya dan sepatu panjang dengan celana tiga perdelapan, kalau diluar penampilannya sangat trendy.

“kau mau naik rollercoaster?” tanya Yuuya

“kau berani?”

“tentu saja aku ngga ikut, nanti dandananku berantakan”

“apa?”

“ya sudah kita jalan-jalan saja”

“ngga mau, aku mau naik rollercoaster, kau jalan-jalan saja sendiri”

“ngga mau” Yuuya menarik tangan Akira dan menggandengnya, mereka jalan-jalan melihat anak-anak yang menikmati permainan sambil terus bergandengan.

“Yuuya...” tiba-tiba cewek-cewek datang mengerubung “wah benar Saotome Yuuya, boleh minta tanda tangan? Aku suka sama Yuuya, Yuuya cakep banget, aku koleksi semua photobook Yuuya, foto-fotonya cantik-cantik”

“tentu saja” Yuuya melayani semua penggemarnya dengan senyum

“boleh foto ngga? Sama dia juga, apa dia artis pendatang baru?” cewek itu menunjuk Akira

“maaf aku bukan artis” kata Akira

“tentu saja boleh, kita foto sama-sama” Yuuya memeluk lengan Akira

Setelas foto para penggemar Yuuya pergi

“aku cantik kan” kata Yuuya pada Akira

“kau itu kan cowok, kok suka banget sih dibilang cantik”

“memangnya kenapa, kalau orang lebih suka melihatku begitu aku juga dengan senang hati menerimanya, aku cuma mau membuat orang senang, karena kalau aku melihat orang yang senang karenaku aku juga akan merasa bahagia, makanya aku suka pekerjaanku” Akira melihat senyum tulus Yuuya


Sudah lebih dari dua bulan Yuuya sekolah di sekolah barunya

“lihat berita ini” cewek-cewek di kelas 2-3 ramai, semua berkumpul.

Mereka melihat majalah, ada foto Yuuya memeluk seorang cewek, dia memeluknya dengan mesra dari belakang dengan tatapan cowoknya.

“ngga nyangka Saotome bisa juga punya tatapan cool begitu, kukira dia selalu bertampang cantik saja” kata Manabu

“disini dibilang mereka pacaran”

“hah? Saotome? siapa model ceweknya?” mereka jadi penasaran dan lebih melihat foto itu dengan jelas

“Ueto Aya”

“hah??? Artis ngetop itu..”

Akira juga melihat majalah itu

“selamat pagi” Yuuya masuk kelas

“Saotome sini...” mereka memanggil Yuuya “apa benar kalian pacaran?” tanya mereka langsung

“eh?” Yuuya melihat majalah yang sedang mereka baca “oh.. ya, kami pacaran, kenapa?”

“haaa... Aya-san...” , “kau merebut Aya.. padahal kau juga sudah foto-foto sama Erika-chan” cowok-cowok heboh

“ha.ha.ha. itu kan kerjaan” Yuuya ketawa lepas

“terus Suwa gimana?” tanya cewek-cewek

“eh? Akira?”

“kukira kalian pacaran” , “iya”

“apa!” Akira melonjak “kau lihatkan, aku jadi dipandang aneh gara-gara kelakuanmu” Akira sudah di belakang kelas berbicara empat mata dengan Yuuya

“aduh.. jangan marah dong, yang penting itu kan ngga benar, aku kan punya pacar, mereka saja yang ngga tahu kan”

“tapi aku yang ngga bisa punya pacar gara-gara pandangan mereka”

“eh? kau pengen punya pacar? Mau kukenalkan dengan teman modelku?”

“ngga usah, ngga tertarik”

“he.. baguslah, aku juga ngga mau kau punya pacar”

“apa?”

“kau itu kan punyaku” Yuuya merangkulkan tangan ke leher Akira posisi favoritnya, dia menatap Akira dari dekat “cium aku”

“eh?’

“aku mau bolos sekolah, hari ini ada kerjaan, menejer sudah ijin ke sekolah, jadi aku mau pulang sekolah, cium aku” Yuuya menyodorkan pipinya

“e...” Akira masih segan tapi Yuuya menunggunya. Cup! Akhirnya Akira mencium pipi Yuuya

“daa..” Yuuya melambai dan pergi

“heeh... sudah sejak sebulan ini dia begitu padaku, apa ngga apa-apa ya aku melakukannya, tapi aku juga ngga bisa menolak dia sih, dia itu seperti magnet selalu menarik daya pikirku hingga aku ngga bisa nolak kemauannya”


No comments:

Post a Comment