Friday, June 18, 2010

Short Story Mamoru&Yuu: Part 1

Ini adalah salah satu Short Story, yang hanya berjumlah 14 halaman, ngga seperti karya-karya yang lain, belum tahu judulnya apa, pengennya aku masukin dalam kumpulan Short Story aja, tokoh utama di setiap Short Story memakai tokoh yang sama tapi cerita dan karakternya yang beda2, nama-nama tokoh ini sudah pernah muncul dalam salah satu karyaku 5 tahun yang lalu, mereka nama tokoh favoritku dari sekian fic yang ada.

Hari pertama semester satu kelas dua, “wah Ohkita Yuu satu kelas dengan kita ya” murid di kelas ramai
“halo, salam kenal” sapa Yuu, Ohkita Yuu.
Dia tipe cewek periang yang berjiwa sosial tinggi, mungkin sangkin tingginya jiwa sosialnya hingga dia suka ikut campur urusan orang, dia putri pemilik sekolah tapi dandanannya sangat biasa, dia ngga feminin tapi juga bukan tomboy, hanya saja bukan tipe putri yang anggun, dia sangat rame dan bukan cewek cengeng meski kadang juga bisa kekanak-kanakan, pokoknya dia cewek yang sangat compleks
“eh” Yuu melihat seorang cowok duduk diam di bangku pojok belakang dekat jendela.
Dia Michida Mamoru cowok cakep dan pinter, dia cool banget, mungkin terlalu cool, dia tipe orang yang ngga deket-deket dengan orang, di sekolah dia juga ngga bersosialisasi dengan yang lain, dia datang ke sekolah hanya untuk belajar dan begitu bel pulang bunyi dia langsung pergi, dari kelas satu selalu begitu, cewek-cewek menyayangkan sikapnya yang dingin itu, padahal dia bisa jadi idola yang paling populer kalau saja mau ramah sedikit.
“siapa dia?” tanya Yuu sambil melirik Mamoru yang duduk diam, sedangkan yang lain pada kenalan
“oh.. dia Michida, juara peringkat umum sekolah, orangnya emang cakep banget sih, keren kan, tapi dia jutek banget, ngga pernah ngobrol dengan orang lain, dingin banget pokoknya” cerita teman-teman cewek, Yuu mengamatinya.
Jam istirahat Mamoru belajar di bawah pohon “kenapa ngga makan? Apa kamu ngga lapar?” Yuu duduk disampingnya, Mamoru cuek dan tetap membaca bukunya
“nih” Yuu menyodorkan sandwich punya dia
“ngga, makasih”
“tapi kalau ngga makan nanti sakit loh”
“bisakah kau pergi saja”
“eh? kenapa?”
“kau.. menggangguku” Mamoru menoleh memandang Yuu
“akhirnya kau memandangku” ucap Yuu
“eh” Mamoru heran lalu dia berpaling
“aku teman sekelasmu loh, kau tahu kan?”
“ngga”
“kalau gitu kenalkan namaku Ohkita Yuu, namamu?” Yuu melongok melihat wajah Mamoru, tapi yang ditanya diam saja “panggil saja aku yuu, karena kita teman satu kelas kita harus lebih kenal satu sama lain ya, mohon bimbingannya”
Srek! Tiba-tiba Mamoru berdiri dan pergi “tunggu!” Yuu menyusul
“jangan ganggu aku!” seru Mamoru sambil menoleh dan menatap tajam, Yuu diam seketika “heh” Mamoru berpaling dan pergi.
“jadi ini yang bikin kamu ngga punya teman” Yuu sudah ada disamping Mamoru
“heeh” Mamoru cuma menghela nafas kesal
“kalau ngga punya banyak teman ngga masalah, satu saja sudah cukup, jadi ngga papa kalau temanmu cuma aku” Mamoru berjalan cepat dan menghilang dari pandangan Yuu
“yaah.. dia hilang”.

Pagi berikutnya ketika Mamoru berangkat sekolah, Yuu ada di seberang jalan, dia berjalan kaki bersama anak-anak TK, menggoyang-goyangkan kepala sambil nyanyi-nyanyi dengan anak-anak itu, lalu dia bertingkah seperti polisi lalu lintas, menyetop kendaraan dan menyeberangkan anak-anak
“terimakasih kak...”
“daa” yuu melambai “eh?” dia berhadapan dengan mamoru “wah...michida ya, kebetulan sekali ketemu disini, ayo berangkat bareng” Yuu tersenyum ceria, lampu penyeberangan sudah hijau lalu mereka jalan bersama.
“masa kanak-kanak memang paling menyenangkan ya, ngga mikirin apa-apa, cuma bermain dan tertawa bareng teman-teman, aku juga suka sekali masa-masa TK, bisa berbuat kenakalan apa saja, he.he. kalau Michida sendiri gimana waktu TK ya, apa sudah secakep ini ya, pasti penggemarnya banyak ya, iya kan?” Yuu melongok tapi Mamoru cuma diam “wah... hari ini juga cerah ya, senangnya..” Yuu tetap ceria meskipun dicuekin.
Pulang sekolah, Yuu mengikuti Mamoru dari jauh, dia melihat Mamoru menolong seekor kucing yang jatuh di got “wah.. dia ngga jijik ya, ternyata dia orang yang baik, sudah kuduga” Yuu terus mengamati, Mamoru membawa kucing itu ke taman dan memandikannya di pancuran tengah taman
“ada seekor serigala yang mengintip di balik pohon, menunggu waktu untuk menyerang mangsa yang lengah ya” ucap Mamoru sendiri
“eh” Yuu bengong
“keluar kau, serigala”
“eh? aku ya?” ucap Yuu “wah.. ketahuan ya.hehe” Yuu garuk-garuk kepala
“jangan ikuti aku, bisa kan” Mamoru memberikan kucing itu pada Yuu lalu pergi
“tunggu!” tapi Yuu yang kerepotan memegang kucing jadi ngga bisa mengejarnya.
Di rumah Yuu membawa kucing itu ke dapur “tolong buatkan makanan untuk kucing ini ya, paman tolong buatkan kandang untuk Mamo-chan” Yuu memberi nama kucing itu seperti nama Mamoru, lalu dia pergi ke kamar “aku jadi tertarik dengan kepribadian orang itu” pikir yuu sambil tiduran.
Di lain tempat, di sebuah restoran sederhana “tolong bersihkan meja nomor 11” perintah pemilik rumah makan itu
“baik” mamoru dengan sigap melaksanakan perintah, selesai kerja di tempat itu jam 8 malam, Mamoru pindah kerja di bar sebagai tukang cuci di dapur
“kalau ketahuan ada di bar kau bisa diskor dari sekolah kan” kata salah satu penjaga bar yang sedang ke dapur, tapi Mamoru diam saja “yah, berusahalah”
Jam 11 malam Mamoru baru pulang, sampai di sebuah mansion kecil, dia masuk, di dalam mansion hanya ada satu ruangan untuk tidur, makan dan belajar jadi satu, ada sebuah dapur kecil dan kamar mandi
“kakak baru pulang?” seorang gadis cilik masih usia SMP bangun
“maaf, kakak membangunkanmu ya?”
“ngga papa”
“sudah makan?”
“sudah, kakak juga makan ya, itu masih hangat kok, tadi aku hangatkan”
“terimakasih, kamu tidur lagi saja”
“iya, selamat malam” gadis itu tidur, Mamoru ganti baju dan cuci muka, lalu membuka tutup makanan, ada telur dadar dan tumisan, dia makan sambil mengerjakan latihan soal yang belum diajarkan, setelah jam 1 baru selesai belajar, dia pun tidur bersebelahan dengan adiknya.
“ohayou....” Yuu masuk ke kelas, dia melihat Mamoru dan menghampirinya “pagi..” Yuu tersenyum pada Mamoru, tapi ngga ditanggepin “apa pagimu menyenangkan? bangun jam berapa tadi? Oh ya kamu masih inget kucing yang kamu berikan kan, aku memeliharanya, kuberi nama mamo-chan habisnya mengingatkanku sama kamu”
“berisik, aku mau belajar”
“hee? tapi kan belum mulai pelajaran”
“apa kamu ngga tahu? aku ngga suka didekati siapapun, cuma mengganggu saja”
“baiklah, aku kembali ke tempat dudukku, belajarlah, daa..” Yuu masih tersenyum meninggalkan Mamoru, Mamoru melihatnya berlalu
“Ohkita kamu berani deketin Michida? dia itu kan jutek banget nanggepin kamu”
“ngga papa, nanti juga kalau aku sudah mengenalnya itu jadi terbiasa”
“kalau aku sih ngga sanggup dicuekin gitu, kamu hebat ya, meski dicuekin juga masih baik sama dia”
“aduh kalian ini berlebihan ah”
Jam pertama adalah olahraga, di lapangan volley outdoor semua bersiap “Ohkita bersiaplah” kata Eri mengoper pada Yuu
“ya!” tapi bola menukik tajam
Duk! Buk! Bunyi bola terpental bersamaan dengan bunyi jatuh, tangan Yuu lecet karena menahan tubuh saat jatuh
“kamu ngga papa?” Eri langsung menghampiri
“ngga papa”
“maaf ya”
“sudah ngga papa kok” Yuu berdiri dan kembali bermain, dibiarkannya lengannya yang lecet, selesai pelajaran Yuu pergi ke wastafel di pinggir lapangan, yang lain ganti pakaian, Yuu membasuh lengannya yang lecet, Mamoru melihatnya dari jauh.
Di kelas Yuu mengikuti pelajaran tanpa mengobati lukanya lebih dulu, lenganya masih merah karena darah yang mulai mengering, Mamoru melihat lukanya. Hingga bel pulang luka Yuu masih dibiarkan saja “daa...” dia tersenyum ceria dan melambai pada teman-teman lalu keluar kelas.
Sret! “eh?” tangan Yuu ditarik “Michida, ada apa?” Yuu bingung tiba-tiba Mamoru menarik tangannya “hei, ada apa? apa ada sesuatu?”
“ada sesuatu pada lenganmu, kenapa ngga kau obati, dasar ceroboh”
“hee? lengan?” Yuu melihat lukanya “ah.. ini sih ngga papa, ngga sakit kok”
Mamoru berhenti, dia menoleh dan meraba lengan Yuu “e...” tiba-tiba dipencetnya luka Yuu itu “akhh!!” spontan Yuu teriak “lepaskan” Yuu berontak
“masih bilang ngga sakit” lalu Mamoru kembali menyeret Yuu, di ruang kesehatan Mamoru mengobati lengan Yuu tanpa berkata sepatah katapun, Yuu mengamatinya, selesai mengobati Mamoru pergi begitu saja “chotto matte” Yuu mengejar “terimakasih” Yuu menyamai langkah Mamoru, tapi Mamoru semakin cepat “hei, tunggu dong” Yuu mengejar
“karena kau aku terlambat, jadi jangan ganggu aku” Mamoru semakin cepat
“uuh... kau sendiri yang memaksaku kan, dasar orang ngga punya perasaan” Yuu berhenti melangkah “terlambat? Terlambat kemana ya?” pikir Yuu
Hari berikutnya saat bel pulang Mamoru langsung keluar, Yuu langsung berlari mengejarnya “Michida, tunggu” Yuu menyamai langkah Mamoru “setiap bel pulang kamu langsung menghilang, apa ngga ikut klub?” Yuu mengikutinya berjalan pulang dijalanan
“aku ngga punya waktu untuk hal seperti itu” kata Mamoru cuek
“terus sekarang mau kemana?”
“bukan urusanmu kan”
“siapa bilang, tentu saja urusanku, karena aku suka kamu, jadi aku ingin tahu apa saja yang kamu lakukan” ucap Yuu
“eh” Mamoru berhenti, Yuu menoleh lalu mendekatinya
“kenapa?” tanya Yuu, tapi Mamoru ngga menjawab dan kembali melangkah diikuti Yuu
“jangan ikuti aku”
“aku kan ngga gangguin kamu, cuma mau lihat kemana kamu pergi memangnya itu masalah?”
“iya”
“aku ngga ngajak kamu ngomong kok, aku cuma ikut jalan saja”
“tapi aku ngga suka”
“eh?”
“ngerti kan? aku ngga suka cewek berisik kayak kamu, pergi sana”
“hei, kayaknya dari dulu juga kamu ngga pernah suka sama cewek, jadi meskipun ngga berisik juga kamu ngga suka kan” Yuu tetap mengikuti Mamoru
“memangnya kamu tahu apa”
“cuma tahu kamu cuek sama semua orang, jadi sama semua cewek juga kamu ngga tertarik, memangnya ngga mau punya pacar?”
“ngga”
“bukannya hal-hal seperti itu adalah hal yang paling menyenangkan saat-saat remaja begini, punya pacar dan pergi kencan, jalan-jalan dan pergi makan berdua”
“aku ngga punya waktu melakukan hal-hal seperti itu” Mamoru masuk ke restoran tempatnya bekerja, meninggalkan Yuu begitu saja.
Setelah berganti pakaian Mamoru melayani tamu.
“Michida tolong antarkan pesanan meja 15”
“baik” Mamoru mengantarkan pesanan, ke meja 15, tempat duduk Yuu “eh” sejenak Mamoru heran, Yuu duduk di kursi meja 15, dia tersenyum ceria senyum khasnya
“terimakasih” ucap Yuu
Tanpa kata-kata Mamoru pergi.
“lihat saja... aku ngga akan menyerah begitu saja” ucap Yuu dalam hati.

No comments:

Post a Comment