Friday, June 18, 2010

Short Story: Mamoru&Yuu Part 3

Hari minggu Yuu pergi ke mansion Mamoru, “siapa ya?” Suzua keluar membukakan pintu, heran melihat gadis cantik berambut sebahu bergelombang dikuncir satu dan tersenyum manis “kakak siapa?” tanya Suzua dengan senyum karena terpengaruh aura ceria Yuu

“aku teman Michida Mamoru, boleh aku masuk?”

“oh, silahkan” Yuu masuk ke mansion Mamoru “silahkan duduk”

“terimakasih” Yuu tersenyum “namaku Ohkita Yuu, panggil saja aku Yuu”

“iya namaku Michida Suzua, sebentar aku ambilkan minum”

“ngga usah, aku sudah bawa, aku ngga mau ngerepotin sih, jadi tadi bawa sendiri” Yuu membuka sekantong plastik isinya makanan

“tapi, kenapa bisa bawa makanan sebanyak ini?”

“jangan bilang-bilang Mamoru ya, dia bisa mengamuk kalau tahu aku kesini, janji ya jangan bilang-bilang”

“e...” Yuu tersenyum pada Suzua “iya” Suzua pun jadi langsung merasa akrab

“dia... sedang ngga ada kan?”

“eh? kakak? Iya, kalau hari libur, kerja di restoran sehari penuh”

“Suzua habiskan semua makanan ini ya, jangan disisakan, nanti kalau Mamoru lihat dia akan marah”

“kenapa kak Yuu takut sekali sama kakak?”

“habis dia itu suka marah-marah padaku, ngga pernah mau baik padaku, meskipun aku sudah bilang kalau aku suka dia tapi dia tetap ngga ramah padaku” kata Yuu ceplas ceplos

“kak Yuu suka sama kak Mamoru?”

“eh?” Yuu ngga sadar dia sudah nyeplos begitu

“tadi bilang gitu kan?”

“eh? masa sih? Aduh... jadi malu.. hehehehe.. tapi dia ngga mau menyukaiku”

“kak Mamoru?”

“iya, dia jahat ya, selalu cuekin aku, tapi aku selalu mengganggunya juga sih, jadi dia pasti kesal padaku” Yuu tertawa.

Sampai jam 11 malam Yuu main di mansion Mamoru “sebentar lagi dia pulang, aku pergi dulu ya, ingat ya jangan bilang-bilang” Yuu mengedipkan mata lalu pergi

“kak Yuu? Dia orang yang sangat menyenangkan” ucap Suzua

“aku pulang”

“selamat datang” Suzua membuang sampah ke tempat sampah di dapur

“kenapa belum tidur?”

“oh, iya, ini sudah mau tidur kok” Suzua menyiapkan kasurnya, Mamoru melongok ke tempat sampah

“kenapa banyak sampah makanan dan buah-buahan? Ada yang kesini?”

“e...” Suzua ngga njawab

“sudah katakan saja, kau ngga bisa bohong lagi kan”

“tapi aku sudah janji ngga akan bilang-bilang”

“kalau gitu orangnya seperti apa?”

“emm... orangnya cantik, rambutnya agak bergelombang, senyumnya sangat ceria, dia suka bicara dan selalu tersenyum kak, orangnya sangat baik”

“orang itu...” geram Mamoru “ngapain sih dia kesini” bisik Mamoru sendiri

Paginya disekolah, saat olahraga, senam berpasangan di gedung olahraga basket “aku jadi pasanganmu ya” Yuu berdiri di depan Mamoru

“kau...” ucap Mamoru, Yuu memandangnya sambil senyum “ngga” Mamoru berpaling, dia bersiap senam berhadapan dengan Yuu, saat gerakan berhenti “kenapa kau datang ke rumahku?”

“eh?” Yuu heran “ketahuan ya? aduh, kenapa Suzua bilang-bilang...”

“kan sudah kubilang aku ngga mau punya urusan denganmu”

Selesai olahraga semua ganti pakaian, Mamoru beranjak keluar dari gedung tapi Yuu berlari dan berdiri di depannya “aku menyukaimu, apapun yang kau katakan ngga akan membuatku berhenti menyukaimu”

“jangan bodoh, kenapa kau menyukaiku, aku ngga pernah baik padamu kan”

“siapa bilang, kau adalah orang paling baik yang pernah kutemui”

“eh?”

“kau bahkan mau mengambil kucing kotor dari selokan dan memandikannya”

“itukan sama binatang, kenapa sih dibesar-besarkan”

“kau juga mengobati lukaku, dan membawaku ke ruang kesehatan saat aku pingsan, juga menungguiku sampai aku sadar”

“itu...”

“mungkin kau ngga menyadarinya tapi itu adalah bukti kalau kau orang yang sangat baik dan ngga bisa membiarkan orang lain kesusahan”

“bodoh, bukan itu” kata Mamoru “aku melakukan itu.... aku ngga pernah melakukan hal-hal baik pada orang lain”

“eh?”

“aku bukan orang baik”

“tapi nyatanya kau melakukan itu padaku, jadi kau orang baik kan...eh? ngga pernah melakukannya pada orang lain?” Yuu bengong sendiri “jadi... cuma sama aku ya? kau cuma baik sama aku?” Yuu menghadap wajah Mamoru

“apaan sih, aku mau pergi” Mamoru beranjak, tapi Yuu memegang tangannya

“makanya...” Yuu ke depan Mamoru “kau juga menyukai kan?” kata Yuu, mereka berpandangan

“sudah kubilang, aku ngga punya waktu untuk melakukan hal-hal semacam itu, aku bukan orang yang punya waktu untuk pergi berkencan, jalan-jalan ke mall atau taman rekreasi, mengajakmu pergi nonton atau menghabiskan waktu berduaan, aku punya hal yang harus kulakukan dibanding melakukan semua kesenangan itu” ucap Mamoru dengan wajah serius, lalu melepas tangan Yuu dan pergi keluar gedung.

Pulang sekolah di restoran tempat Mamoru bekerja “karena belakangan restoran kita ramai kita butuh bantuan, kebetulan ada yang mendaftar, jadi dia pekerja yang baru” kata bos

“mohon bantuannya...” ucap Yuu dengan seragam kerja yang sama dengan Mamoru

“wah, gadis yang waktu itu ya?” , “pacar michida” bisik yang lain

“apa-apaan dia” kata Mamoru dalam hati

“tolong pesanan meja 14”

“baik!” seru Yuu sambil membawa nampan pesanan “silahkan” Yuu tersenyum manis pada pelanggan “ada yang bisa kubantu?” tanya Yuu

“tolong kecapnya dong” kata tamu-tamu di meja 2

“baik” Yuu mengambilkan permintaan pelanggan

“nona, tolong tambah ramennya ya”

“lagi-lagi meja nomer 2, mereka sengaja ya” kata teman Mamoru yang berdiri disamping Mamoru, sedangkan Mamoru memperhatikan Yuu

“dia cantik ya” , “pelayan itu cantik, kita minta dia saja yang antar pesanan kita” , “iya benar” dimeja nomer 2 itu isinya cowok-cowok berdandanan berandal, mereka meminta Yuu bolak balik

“tunggu” Mamoru mencegah tangan Yuu “biar aku yang antar” Mamoru mengambil pesanan dan mengantarkannya “silahkan”

“kami kan minta pelayan cewek itu, kenapa kau yang antarkan”

“dia sibuk, maaf permisi” Mamoru pergi “cih, apa-apaan dia, wajahnya itu ngga senang ya”

“Ohkita tolong antarkan pesanan meja 2”

“baik” Yuu melewati Mamoru “silahkan” Mamoru memandangnya

“kamu cantik banget, siapa namamu?”

“iya? ah maaf, masih banyak pesanan yang belum diantar, permisi” Yuu beranjak

“tunggu dong” cowok itu memegangi tangan Yuu “apa ada lagi?” tanya Yuu ramah

“iya, kami pesan kamu ya” kata yang lainnya

“maaf, tamu yang tidak terhormat” Mamoru memegang tangan cowok itu dan melepaskan dari tangan Yuu “kalian pesan apa?” ulang Mamoru dengan suara dingin

“kau ini apa-apaan sih, aku cuma perlu dengan pelayan ini”

“silahkan anda pergi jika sudah selesai, masih banyak tamu yang sedang mengantri diluar” tangan Mamoru masih memegangi tangan Yuu

“berani sekali dia, mau dipecat ya”

“maaf, bisakah anda tenang, kalau sudah selesai silahkan bayar, pelanggan kami masih mengantri” kata bos

“kau mengusir kami?”

“hei, kalau sudah selesai cepat dong, kami juga lapar” kata pelanggan di luar

“cih, ayo pergi” akhirnya mereka pergi

Mamoru dan Yuu ke dapur

“ngapain sih kamu kerja juga?” tanya Mamoru kesal

“kalau ngga bisa berkencan di mall atau taman rekreasi, kita bisa kencan di tempat kerja kan” kata Yuu enteng

“apa?”

“dengan begini bisa kan kita pacaran”

“kalau kejadiannya kayak yang tadi sih mending kamu dirumah saja”

“tapi ngga bisa kencan dong”

“ya ngga papa, toh bisa ketemu setiap hari”

“iya juga, tapi kau disekolah kan sangat sibuk belajar, aku juga ngga bisa nggangguin kan”

“bukannya setiap hari gangguin aku?”

“iya juga sih, eh?” Yuu diam seketika “itu artinya kamu menerimaku kan?”

“eh?”

“kau bilang kita ngga perlu pergi kencan tapi cukup ketemu disekolah saja”

“apaan sih?” Mamoru berpaling

“tadi juga kau cemburu kan”

“siapa bilang, aku cuma ngga suka sama orang macam itu”

“haah... jadi ngga cemburu?”

“tentu saja”

“ya sudah, mereka suruh masuk lagi saja, biar aku yang melayani”

“apa-apan sih”

“ngga ada hubungannya denganmu kan”

“kau ini kekanak-kanakan”

“memangnya kenapa, kamu kan ngga cemburu, jadi aku mau membuatmu cemburu, kalau belum cemburu juga.... apa ya?” Yuu mikir

“sudah selesai bertengkarnya? ada pesanan loh” kata teman Mamoru

“dasar.. ini gara-gara kamu, gangguin kerjaan orang saja” Mamoru keluar.

Sejak jam itu Yuu ngga lagi keluar mengantar pesanan, “pacarmu kok ngga kelihatan Michida?” tanya teman Mamoru

“dia bukan pacarku” Mamoru cuek sambil membersihkan meja

“dia cuma kerja selama dua jam, lalu pergi” kata bos

“eh?” Mamoru berhenti mengelap

“ini ada titipan pesan” bos memberikan kertas pada Mamoru

“aku ngga papa kok, aku ingat kalau dirumah mamo-chan menungguku, jadi aku pulang saja, aku juga ngga mau ganggu waktu kerjamu, selamat bekerja ya” tanda senyum pun digambar “heeh” Mamoru tersenyum melihatnya.

Saat pulang kerumah, Suzua masih belajar, “apa ada yang ingin kakak bantu?” tanya Mamoru

“ngga ada, cuma latihan saja kok” Suzua memandang Mamoru, dia tersenyum tipis melihat kertas Yuu, tapi cuma senyum tipis saja

“kakak... ada sesuatu yang membuat kakak senang?” tanya Suzua

“eh?” Mamoru cuma menoleh

“kak Yuu ya?”

“eh?” Mamoru langsung menoleh

“apaan sih? bukan apa-apa, sudah malam cepat tidur ya” Mamoru menggelar kasur lantainya “aku ngga berhak memikirkan hal seperti itu” pikir mamoru sambil menyelimuti Suzua.

Sebelum berangkat Mamoru menunggu Suzua, lalu mereka turun bersama “kalau gitu kakak berangkat dulu ya”

“iya, kakak...” panggil Suzua, Mamoru menoleh “aku ingin kakak bisa bahagia..” ucap Suzua “jangan karena terlalu sibuk memikirkanku kakak jadi mengorbankan kebahagiaan kakak sendiri” Suzua memandang Mamoru

“kau ini, kenapa sih, sudah berangkat sana” Mamoru tersenyum pada Suzua.

Pulang sekolah Suzua menunggu di depan sekolah SMU Mamoru, “kak Yuu” panggil Suzua

“Suzua?” Yuu mendekat “ada apa?”

“maen kerumahku ya”

“eh?” tiba-tiba sudah di mansion Mamoru, sampai petang menjelang

“boleh pinjam ponselnya?” kata Suzua tiba-tiba

“iya” Yuu memberikan ponselnya lalu Suzua keluar

“tolong katakan sama kakak, suruh pulang ya, itu saja” kata Suzua ditelpon.

Mamoru berlari-lari menaiki tangga “kakak” Suzua menunggu di depan tangga

“kau baik-baik saja?” tanya Mamoru cemas

“aku baik-baik saja”

“kenapa menyuruhku pulang? Apa ada sesuatu?”

“hm” Suzua menggeleng saja “sini” Suzua menarik Mamoru ke depan pintu “masuk dan selesaikan hal yang belum selesai ya”

“eh” mamoru cuma bengong

“harus selesai loh” lalu Suzua pergi

“apaan sih dia? menyelesaikan apa? beres-beres rumah? emang tadi pagi masih ada yang kotor ya?” pikir Mamoru sambil membuka pintu “eh?” Mamoru kaget melihat ada Yuu duduk di dalam

“kau sudah pulang?” tanya Yuu yang juga heran

“apanya yang sudah pulang, gara-gara kau kan aku disuruh pulang” Mamoru masuk dan menutup pintu

“hee... jangan-jangan Suzua ya? jadi kita dijebak?”

“anak itu, apa sih yang dia mau” ucap Mamoru “jangan-jangan kata-kata yang tadi pagi itu... artinya..” Mamoru memandang Yuu

“ada apa? kau lapar?” tanya Yuu polos

“ngga” Mamoru duduk di sebelah Yuu, karena ruangan memang sempit dan masih digunakan untuk menyimpan kasur dan meja

“rasanya jadi aneh ya” kata Yuu

“eh? kenapa? biasanya kau menganggap semuanya enteng saja”

“kalau tahu sengaja dijebak begini jadi malu” Yuu memalingkan wajah

“baru kali ini aku lihat kamu malu, biasanya bilang suka di depan semua orang juga biasa saja”

“apa boleh buat.. kamu kan ngga pernah mendengarkanku” beberapa menit berlalu mereka diam

“menurutmu...” ucap Mamoru “apa aku pantas bahagia?”

“eh?” mendengar pertanyaan aneh Mamoru Yuu langsung menoleh, mereka lumayan dekat jadi waktu menoleh jadi makin dekat “apa... maksudmu?”

“aku harus memikirkan banyak hal, terutama masa depan Suzua, aku selalu merasa aku ngga pantas memikirkan hal-hal macam itu, aku ngga mau mementingkan diri sendiri, jadi hal-hal semacam itu ngga perlu aku rasakan, cinta dan dicintai, aku ngga perlu itu, aku selalu berpikir seperti itu”

“kenapa? mungkin Suzua memang sangat memerlukan perhatian dan kasih sayangmu tapi sebenarnya yang lebih memerlukan perhatian dan kasih sayang itu kamu kan, karena Suzua mendapatkan perhatian dan kasih sayang darimu, sedangkan kau ngga dapat dari siapapun” Mamoru menoleh dan mereka berhadapan, jaraknya jadi sangat dekat

“jadi... apa boleh aku merasakannya?” tanya Mamoru

“hm” Yuu mengangguk dengan senyum

“aku menyukaimu, apa boleh aku... merasakan kebahagiaan itu bersamamu?” tanya Mamoru, Yuu tersenyum, lalu dia mendekatkan wajahnya dan mencium Mamoru, perlahan Mamoru memejamkan matanya, dia membalas ciuman Yuu dalam-dalam, hingga berlalu beberapa menit

“haah” Yuu melepaskan diri

“maaf, apa aku berlebihan?”

“e... ngga papa..” Yuu menunduk menyembunyikan wajah merahnya, Mamoru memegang pipi Yuu, mereka berpandangan dan Mamoru mencium Yuu lagi.

=====================================


Terimakasih sudah mau membaca….. sampai jumpa lagi…

No comments:

Post a Comment