Tuesday, June 22, 2010

The Beautiful Me # 3

Yuuya melakukan wawancara dan pemotretan dengan Aya. Setelah selesai

“aku pulang ya” kata Aya

“hm, sampai jumpa” Kiss! Yuuya mencium bibir Aya

“daa..” Aya masuk ke dalam lift

Yuuya melihat jam tangannya “Akira sudah pulang sekolah kan” Yuuya lalu mengirim pesan

“datang ke Shibuya 109, kita nonton bareng” Akira membaca sms Yuuya “bukannya dia punya pacar, kenapa mau nonton denganku”

Tapi akhirnya Akira datang juga

“ayo sudah hampir mulai” Yuuya menarik tangan Akira

“Yuu, kau itu kan punya pacar, kenapa ngga minta pacarmu saja”

“ngga seru nonton sama pacar” Yuuya menggenggam tangan Akira, mereka masuk atrium sambil bergandengan.

Yuuya menonton sambil memeluk lengan Akira, dan Akira sudah ngga protes dengan tingkah Yuuya itu.

“kau mau?” Yuuya menawarkan ice cone-nya

“ngga usah, aku beli sendiri saja”

Mereka jalan-jalan melihat seisi mall dengan menggandeng Akira, tak pernah dilepaskannya

“ayo masuk, kita beli baju ya, kau mau yang mana?”

“ngga usah, kalau kau mau beli baju, beli saja buat sendiri”

“aku mau beli buatmu” wajah Yuuya berubah lagi, setiap keinginannya ditolak dia akan menatap dan diam tanpa ekspresi

“iya baiklah, aku akan pilih” membuat Akira luluh

“bagus, aku bantu memilih ya”

“kenapa sih, padahalkan itu buatku kenapa dia repot-repot memaksaku mau dibelikan tanpa aku memintanya, selalu saja begitu” Akira menatap Yuuya

Pulangnya di stasiun “kamu ngga akan minta itu di depan orang banyak begini kan?”

“iya, sampai besok” Yuuya pergi.

Tak berapa lama Akira menerima sms “oyasumi.. kiss me... xxxx” sms Yuuya “dia itu..” Akira menoleh dan Yuuya juga menoleh padanya lalu melambai sambil senyum.


Pulang sekolah, Aya menunggu di depan sekolah

“Yuu!”

Aya?” Yuuya mendekat dan mencium pipi Aya

“ayo ke studio sama-sama”

“okey, Akira.. aku pergi dulu, daa” Yuuya masuk mobil Aya

Akira melihat mobil itu berlalu

heeh... syukurlah, aku ngga perlu menciumnya, dia itu permintaannya aneh-aneh” Akira berjalan sendirian “tapi... kenapa aku ngerasa sepi ya, padahal biasa pulang sendirian, dia kan juga cuma mengikutiku sampai lampu merah saja” Akira berusaha menepis kesepiannya.

Tep! Langkah Akira terhenti, dia menyentuh bibirnya “apa karena hari ini aku ngga menciumnya....” ucapnya sendiri “aah... orang bodoh itu! Kenapa aku harus mikirin orang bodoh itu” Akira marah-marah sendiri, terus Hpnya bergetar

“halo? Akira.. sedang memikirkanku?” suara Yuuya

“e....” tepat sasaran

“tadi ada Aya jadi ngga bisa minta kiss”

“Yuu! Saatnya ganti baju” suara di belakang Yuuya terdengar

iya, Akira aku pergi dulu, sampai besok.. emuach..” Yuuya mencium lewat telepon. Tut! Tut! Tut! Akira ngga nutup Hpnya, dia berdiri bengong.

“kenapa... aku ngerasa deg-degan begini, ada apa denganku, dia itu cowok dan biasa berbuat begitu, iya.. aku ngga perlu mikir apa-apa lagi” Akira jalan dengan langkah pasti, semakin lama semakin pelan “tapi.... kenapa setelah mendapat ciuman darinya *ciuman lewat telepon* aku merasa lega... ngga ngerasa kosong lagi seperti waktu tadi dia belum telpon” Akira bengong “aku.... baik-baik saja, aku cuma.... iya, itu pasti bukan” Akira berlari.

Akira dan Yuuya piket bareng, cewek-cewek yang piket sudah lebih dulu selesai karena Cuma membersihkan ruangan dan buang sampah, Yuuya dan Akira mengembalikan buku keperpustakaan dan membereskan laboratorium.

heeh... selesai juga” Yuuya berdiri disamping Akira yang sedang melihat senja, tapi Yuuya membelakangi senja dan bersandar jendela “mau pulang sekarang?” Yuuya menoleh melihat Akira yang serius memandang senja.

Yuuya melihat wajah Akira yang terpantul warna merah senja, sangat tampan.

“Akira, cium aku” Akira menoleh “tapi aku mau disini” kata Yuuya dengan mata lembut sambil menunjuk bibirnya

Akira cuma diam, dia melihat bibir Yuuya

“eh..” Yuuya mendekatkan bibirnya

Akira pun mencium bibir Yuuya, Yuuya membalasanya dan Akira semakin terpejam terhanyut, Yuuya frenching lidah Akira, Akira kaget dan membuka mata

“eh?!” Akira melepaskan Yuuya

“kenapa? kaget ya? apa baru pertama kali?”

“Yuu... kau ini apa-apaan, kenapa kau memintaku melakukan itu?”

kenapa.. karena aku pengen kan?”

tapi hal seperti itu ngga bisa dilakukan cuma karena kamu pengen dan buat main-main”

“tapi tadi kau mau menciumku kan, aku memintamu menciumku bukan untuk main-main dan kenapa kau mau menerima permintaanku kalau kamu ngga mau?”

“itu...” Akira ngga bisa menemukan alasan “aku ngga tahu, tiba-tiba saja kepalaku kosong dan tubuhku bergerak sendiri”

“itu karena kau menyukaiku”

“eh?!” Akira shock dengar kata-kata Yuuya “jangan bercanda, mana mungkin aku suka... perasaan seperti itu... ngga mungkin aku merasakan itu dengan sesama cowok”

“kalau gitu coba cari pacar, temukan sendiri perasaanmu, apa kau bisa menerima orang lain selain aku”

“kau ini... tentu saja aku bisa”

“baiklah, dan sementara kau mencari perasaanmu kita ngga akan ketemu, itu lebih baik kan agar kau bisa lebih memahami dan menyadari perasaanmu”

“eh?! mana mungkin, kita kan satu kelas”

aku akan pergi ke Hawaii untuk pemotretan selama 10 hari, semoga kau bisa menemukan perasaanmu” Yuuya pergi

“Saotome ngga masuk ya?” , “iya, katanya ke Hawaii untuk pemotretan dan syuting iklan” kata teman-teman di kelas

“mencari pacar?” Akira menopang dagu “tentu saja aku bisa, lagipula mana mungkin aku suka sama cowok, tapi... siapa yang kira-kira menyukaiku ya, ada ngga ya dulu yang menembakku”

Di Hawaii Yuuya tampak bete “kau kenapa?” tanya Teppei Koike

“aku bertengkar” jawab Yuuya cuek

bertengkar sama siapa? Aya? kenapa?”

“heeh... bukan dengan Aya, aku ngga tahu kenapa jadi begini”

“eeh?? Kau suka sama orang lain ya?”

“heeh..” lagi-lagi Yuuya menarik nafas “aku mau tidur, daa” Yuuya berjalan dengan lesu

“bukankah dulu kau menolakku?” kata seorang cewek

e....” Akira kebingungan “aku rasa aku bisa memberikan kesempatan untuk bisa menerima orang lain”

“benarkah? Jadi aku boleh jadi pacarmu?”

“e... iya”

kudengar Suwa lagi deketin kakak kelas yang dulu pernah ditolak dia” , “apa? yang benar? kok tiba-tiba begitu, dia kan ngga interest sama cewek” *apa maksudnya ngga interest sama cewek* kalau Akira dengar pasti kesal “iya, selama ini kan dia selalu menolak cewek yang menembaknya”

10 hari Yuuya pulang ke Tokyo, dia berangkat ke sekolah dan menaikki tangga, berpapasan dengan Akira dan Kumikawa-senpai

“Yuu, kenalkan.. dia pacarku, Kumikawa-senpai”

“eh?!” Yuuya kelihatan shock

“dia Saotome model top itu ya, kudengar kalian berdua sangat akrab”

Yuuya mundur “aku pergi” dia berbalik dan pergi menuruni tangga

“eh?” Akira kaget

Saotome belum masuk ya? bukannya cuma cuti 10 hari, ini kan sudah 11 hari” kata teman sekelas Yuuya

Akira diam saja melihat bangku kosong Yuuya

hari ini kan ngga ada kerjaan, kamu baru pulang dari Hawaii kan, bukannya harus sekolah” kata Direktur kantor management Yuuya

“aku bolos” Yuuya tiduran di meja ruang meeting

kamu bolos? kenapa? apa kau ada masalah? katakan”

ngga ada, aku cuma malas”

Esoknya kelas 2-3 ramai

“Saotome putus dengan Aya” , “apa? kan baru satu bulanan mereka pacaran” lagi-lagi geger berita Yuuya.

Ditempat pemotretan “aku malas” Yuuya memeluk Yamashita Tomohisa artis cowok yang jadi partner-nya kali ini

“kenapa? karena baru putus ya”

hm” Yuuya cuma menggumam sambil wajahnya menunduk di pundak Tomohisa

“tenang saja, kau kan bisa dapat penggantinya, jangan sedih meski diputusin cewek kita ngga boleh kalah”

“aku yang putusin dia kok”

“eh? lantas kenapa kau sedih?”

ngga tahu” Yuuya pergi, dia masuk ruang ganti dan duduk dengan lesu “Akira.... kenapa kau bersama orang lain...” ucap Yuuya dalam hati

“boleh minta cium?” kata Kumikawa

“eh?!” Akira kaget, Kumikawa terpejam di depan Akira “e...” Akira enggan bergerak, dia terbayang wajah Yuuya yang selalu meminta hal yang sama “kenapa aku mikirin dia, yang didepanku ini cewek, cewek seratus kali lebih baik dari dia” ucap Akira dalam hati, Akira mencium Kumikawa, tapi baru menempel beberapa detik saja dia langsung melepas Kumikawa.

“kenapa?”

“maaf, aku ngga bisa, maafkan aku” Akira pergi

“apa maksudmu..” Kumikawa ditinggal

“bibir itu ngga seperti bibirnya, bibir itu bukan bibirnya, aku ngga bisa mencium orang lain” kata Akira dalam hati

Yuuya masih malas-malasan di kantor Direktur “hei, mau sampai kapan bolos sekolah, bisa-bisa kau di drop out Yuu” kata Direktur

biar saja, aku ngga perduli, dengan begitu aku punya alasan pindah sekolah” Yuuya keluar

“kau ini... kenapa dengan anak itu”

“Yuu” Kazuya datang “kau ada pemotretan siang ini? Aku juga ada pemotretan siang ini, apa kita pemotretan bareng?”

ngga, aku cuma malas ke sekolah, aku mau ke ruang make up ya, sampai jumpa”

“eh? kau ngga minta cium?” tanya Kazuya menggoda

“ngga usah, selamat bekerja” Yuuya melambai tanpa menoleh

Yuuya duduk di ruang make up sambil memutar mutar kursi

aku ngga bisa terima ciuman dari orang lain kalau keadaanku begini terus”

Yuuya melakukan pemotretan setelah Kazuya finish, dia sudah di make up. Rambutnya diikat keatas, memakai pita bulu-bulu putih, bajunya wol putih dengan scarf bulu-bulu putih. Backgroundnya salju berhubung menyambut musim dingin.

“Yuu ekspresimu akhir-akhir ini kok jelek sih, lebih ceria lagi dong, senyummu kurang cantik” kat fotografer

“he.. masa aku kurang cantik sih?” Yuuya senyum

“ngga, kamu cantik sih, tapi senyummu kayaknya dipaksain”

“ya sudah, aku istirahat dulu ya” Yuuya menyingkir dari area pemotretan

“Yuu” seseorang memanggil dan Yuuya menoleh

“eh!” Yuuya shock banget lihat Akira datang ke menemuinya

Sekarang mereka ada di koridor yang sepi, Yuuya ngga memandang Akira

kenapa kamu ngga masuk sekolah terus? kamu cuma ijin 10 hari saja kan?”

“kenapa... karena aku marah”

“eh?”

aku marah sama diriku sendiri, aku menyesal sudah menyuruhmu mencari pacar” Yuuya menoleh

“eh?!”

kenapa sih kamu bisa dapat pacar, untuk membuktikan kamu ngga menyukaiku, kenapa sih kamu begitu inginnya lepas dariku” wajah Yuuya kesal

“hei... kata-katamu itu...”

“heh!” Yuuya memalingkan wajahnya

e.... kau ini... kau juga punya pacar kan”

masa kamu ngga tahu aku sudah putus sama Aya, dimana-mana juga sudah diberitakan kan”

“eh?! aku.. aku ngga perhatiin gosip-gosip karena aku lagi kepikiran kamu yang ngga masuk-masuk kan”

“eh?! kenapa? akhirnya kamu menyadari perasaanmu padaku?”

“bukan begitu.. salahmu kan karena bolos lebih dari yang diijinkan ke sekolah”

tapi aku juga kepikiran kamu, gara-gara kamu suasana hatiku jadi buruk, aku jadi ngga bisa minta cium orang lain”

“lihat kan, kau juga bisa dekat-dekat sama orang lain dan minta cium siapa saja, kenapa aku ngga boleh punya pacar”

kau itu milikku, ngga boleh dimiliki orang lain, kamu ngga boleh dekat-dekat dengan orang lain” wajah Yuuya merah karena kesal dan matanya berair

“sudah, jangan bikin wajah lagi, kau tahu aku ngga tahan lihat wajah sedihmu” Akira memeluk Yuuya

“kamu harus pisah sama cewek itu”

“iya, aku sudah putus, aku juga ngga bisa mencium orang lain, aah.. bodohnya aku kenapa aku ngomong ini sama kamu”

“kalau gitu mulai sekarang kau sudah ngga boleh berpikir untuk mencium orang lain lagi” Yuuya senyum dan memeluk Akira dengan erat

“sudah, jangan bicara hal yang memalukan, kalau didengar orang bisa salah paham, mereka akan mengira kita pacaran, kita ngga pacaran kan?”

“ngga, kau bukan pacarku tapi kau itu milikku”

“eh? apa bedanya itu?”

“tentu saja beda, kalau pacar kan bisa putus, kalau kau milikku kau ngga akan jadi milik orang lain”

“lalu kau sendiri? Bisa pacaran dengan artis lain?”

“tentu saja”

“apa kau bilang? Aku ngga mau begitu, mana boleh begitu”

“jadi apa maumu?” mereka berpandangan

aku... aku mau kau ngga dekat-dekat dengan orang lain juga, cuma dekat denganku saja, jangan minta cium orang lain lagi”

“wah... kau sangat mencintaiku ya”

bukannya begitu!! ngga adil kan kalau cuma aku yang jadi milikmu”

“baiklah, kalau kamu mau bilang aku mau kau jadi milikku, aku ngga akan minta cium orang lain lagi”

“jangan bodoh, ngga mungkin aku ngomong begitu”

“ya sudah, aku mau pemotretan lagi, kau juga harus pulang kan”

“hei” Akira memegang tangan Yuuya “kau mau pergi tanpa... cium?”

“he... biar kali ini aku yang menciummu” Yuuya merangkulkan tangannya ke leher Akira dari depan dan mencium bibir Akira, dan Akira juga meresponnya.

Yuuya berjalan meninggalkan Akira “oh ya” dia menoleh “soal minta cium orang lain aku ngga akan melakukannya lagi, tapi kalau dekat-dekat orang lain aku ngga bisa janji, karena aku kan seorang model” Yuuya mengedipkan mata lalu pergi

“dia itu...”

Dan keesokkanya majalah dengan model Yuuya beredar, pose-pose Yuuya dengan lima orang artis cowok kelihatan sangat seksi. Ada yang Yuuya hampir mencium pipinya, ada yang Yuuya menaikkan kaki ke pangkuan model lainnya yang sedang duduk dikursi, ada yang tiduran bareng-bareng tanpa baju cuma dengan celana panjang.

“Yuu....” Akira beraura gelap

“aku kan model... dan itu kan kerjaan..” Yuuya senyam-senyum

Padahal waktu pemotretan Yuuya yang mengusulkan pose-pose itu sendiri sama teman-teman dan fotografernya.

Apakah Akira dan Yuuya pacaran? Menurut kalian?

No comments:

Post a Comment