Tuesday, June 22, 2010

Gundam Seed Our Destiny Chart 1

Cagalli Yula Atta, gadis 16 tahun, dia baru saja pindah sekolah ke Pusat Pendidikan Sipil Orb atau Orb Civil Education Centre, sekolah tingkat SMU yang bergengsi dan memiliki tutor dari pejabat kementrian dan pemerintahan Orb langsung. Cagalli adalah seorang putri presiden dan selalu mendapatkan pendidikan secara privasi di kediaman kepresidenan, tapi karena ingin mendidiknya sebagai calon pemimpin yang merakyat dan berdedikasi presiden Uzumi Nala Atta memasukkannya ke OCEC.

Cagalli punya saudara kembar, Kira, yang sudah lebih dulu sekolah di OCEC. Kira tidak diprerioritaskan untuk menjadi pemimpin Orb karena dia ingin memimpin angkatan perang dan kemiliteran Orb.

Sedangkan OCEC sendiri adalah sekiolah asrama yang muridnya tinggal bersama di asrama. Pertama kali Cagalli datang dia dikenalkan dengan seseorang bernama Athrun Zala, dia teman akrab Kira dan murid top rangking di OCEC, selain itu juga dia mengetuai organisasi sekolah atau semacam ketua OSIS di sekolah-sekolah Aliansi Bumi, tugasnya mengatur dan memimpin murid, meskipun dia hanya tingkatan kelas satu semua murid patuh dan menghormatinya. Dia tipe orang yang kalem dan tidak banyak ekspresi, wajahnya selalu serius.

“dia adikku, Cagalli” kata Kira memperkenalkan, Athrun menatap diam pada Cagalli, Cagalli juga menatapnya.

“dia aneh ya” bisik Cagalli

“silahkan” ucap Athrun mempersilahkan Cagalli, mereka berjalan berdua menuju asrama, sedangkan Kira hanya mengantar saja

“kau murid top rangking kan, aku dengar dari Kira, oh ya, di sekolah ini membosankan tidak? Apa gurunya enak-enak?” tapi Athrun diam saja “jawab dong, kau teman Kira kan, jadi tidak apa-apa kan bicara denganku meskipun Kira bilang kau tidak bisa langsung akrab dengan orang lain, kau putra Perdana Menteri Utama Patrick Zala kan, apa kita pernah ketemu? Karena aku lumayan sering main ke kediaman Perdana Menteri” di lorong yang sepi suara Cagalli terdengar jelas “heeh.... kau mengabaikanku ya”

“maaf tuan putri..”

“tunggu.. aku disini sebagai warga sipil juga kan, jadi.. bisa panggil dengan Cagalli saja?”

“baik yang mulia”

“Cagalli.. bukan yang mulia” Athrun tetap tidak memandang langsung pada Cagalli dan hanya mengangguk hormat “sikapmu terlalu berhati-hati, aku senang bisa dapat teman begitu masuk sekolah ini, jadi aku juga ingin kau bisa berteman denganku, kau mengerti?”

Mereka sampai di depan kamar yang dituju “ini kunci kamar anda”

“kau.... benar-benar tidak mendnegarkanku, sudahlah, terimakasih ya” Cagalli merebut kunci dari tangan Athrun. Grep!

“aduh..... kenapa aku berdebar-debar begitu melihatnya... aku aneh sekali... aku kan baru kenal dia, ini pasti perasaan yang salah, pasti cuma gugup saja karena baru datang ke sekolah ini” Cagalli ngomong sendiri. Dia menempati kamarnya, kamar yang sama seperti kamar yang lainnya, sederhana dan rapi.

“Cagalli saatnya makan malam” Kira menjemput Cagalli ke kamar

“iya” cagalli keluar “eh?” dia heran, ternyata Kira datang bersama Athrun

Deg! Deg! Jantung Cagalli kembali berdegup kencang.

Mereka bertiga pergi ke kantin dan makan bersama

“gimana? Cocok makanannya?” tanya Kira

“iya, enak” Cagalli menikmati sandiwichnya

“Athrun bilang kau cerewet ya” kata Kira

“apa?!” Uhuk! Uhuk! Cagalli tersedak dan batuk-batuk

“Athrun bilang kau banyak mengajaknya bicara tadi”

“oh...” Cagalli meminum air putih di depannya “aku kan cuma nanya, tapi dia...” Cagalli menoleh pada Athrun dan Athrun hanya menatapnya diam “dia mengabaikanku” ucap Cagalli sambil beralih menatap Kira.

“Athrun memang begitu, tapi kalau sudah tahu diabaikan jangan ngajak ngomong terus dong”

“aku kan cuma cari topik pembicaraan, daripada sepi” Cagalli kembali memandang Athrun yang masih diam “lihat, kita membicarakannya tapi dia diam saja” ledek Cagalli

“sudah.. nanti kalian juga akrab”

“aku selesai, gochisousama deshita” Cagalli beranjak

“eeh.. tapi kamu baru makan satu potong kan” Cagalli tidak menjawab dan berlalu saja

“siapa yang betah duduk dengan dia, dari tadi diam saja, mana tatapannya tajam begitu.. membuat bulu kudukku merinding... aah.. jantungku juga ngga berhenti berdebar-debar, dasar cowok aneh” Cagalli menoleh kanan dan kiri “eh.. tadi lewat mana ya” lalu dia belok ke kanan, Athrun masih memandanginya

“kau juga jangan dingin begitu bisa kan?” kata Kira “dia kan adikku”

“aku menikmatinya kok” kata Athrun sambil memakan supnya

“apa maksudmu?”

“aku menikmati mendengarnya bicara” Athrun memandang bekas makan Cagalli yang masih utuh karena baru makan segigit.

“heeh.. besok aku ngga ketemu dengannya lagi kan?” Cagalli menerawang tidur di kamarnya.

Esoknya, “aku akan mengantar anda ke kelas” Athrun menjemputnya ke kamar

“haah.. dia lagi.... bikin jantungku berdebar-debar, kenapa sih” ucap Cagalli dalam hati.

Di sepanjang jalan Cagalli Cuma diam “semalam anda tidak menghabiskan makan malam anda, apa sekarang tidak lapar?” tanya Athrun, Cagalli menoleh padanya dengan heran

“tumben dia mau ngomong” pikir Cagalli “aku ngga lapar kok”.

Di kelas, Cagalli satu kelas dengan Kira dan Athrun.

Prof. Durandull masuk dan mengajarkan mata pelajaran ilmu astronomy dan physic, dia adalah salah satu pejabat menteri yang memegang departemen meteorologi dan mengetuai penelitian-penelitian para ahli dan ilmuwan Orb. Setelah itu masuk Kapten Ramius mengajarkan pelajaran Tata Tertib dan Kepribadian Warga Orb (semacam pendidikan kewarganegaraan). Setelah itu jam istirahat.

“oh ya Kira, pulang sekolah nanti aku akan ikut kegiatan klub, jadi kau pulang saja duluan” kat Cagalli

“mau ikut klub apa? mau coba klub militer? Ada kelas menembak dan kelas terbang”

“entahlah, disini banyak klub, sepertinya aku harus masuk ke semua klub, karena itu tujuanku kesini kan”

“apa ngga melelahkan?”

Athrun hanya duduk diam memandang mereka bicara.

Jam 6 petang sekolah selesai dan Cagalli masuk ke ruang klub artistik, disana ada beberapa ruang yang terpisah sendiri-sendiri, ada ruang musiknya dan ada ruang lukisnya “apa ngga ada yang ikut klub artistik ya” karena ruang klub artistik kosong Cagalli pergi ke ruang klub Olahraga, di lapangan Squash ramai.

“yang mulia” mereka membungkuk memberi hormat

“wah, disini ramai ya”

“iya, apa yang mulia mau bergabung?”

“panggil saja aku Cagalli, disini kedudukanku sama dengan kalian kan”

“baik, Cagalli-sama, silahkan”

Sampai jam 9 malam kegiatan klub baru selesai, Cagalli berjalan sendirian melewati taman luas yang memisahkan bangunan sekolah dan asrama

“kenapa anda berjalan sendirian?”

Cagalli menoleh, Athrun berjalan mendekat

“sangat berbahaya kalau anda berjalan sendirian seperti ini, seharusnya anda bisa memintaku menemani anda”

“eh? apa.... kau diminta jadi pengawal pribadiku ya?”

“tidak, tapi jangan jalan-jalan sendirian”

“baiklah... kalau begitu kau temani aku ya” mereka berjalan berdua “mau duduk disana?” Cagalli menunjuk kursi yang ada di tepi danau buatan yang ada di tengah taman

“sebaiknya kita cepat pulang”

“aah.. kenapa? aku kan masih mau diluar” tapi Athrun tetap diam “iya baiklah, kita pulang saja”.

Lain hari berikutnya, ada demo dari klub kemiliteran, Athrun dan Kira memperagakan kelas terbang dengan Gundam dan pesawat Jet, semua menonton di lapangan, sesi berikutnya aksi kelas tembak, Athrun menunjukkan kemampuannya, semua tembakan tepat sasaran dengan gerakan simulasi yang sangat cepat

“wah... hebat” puji Cagalli

Pulang sekolah Cagalli pergi ke ruang kelas tembak, dia berlatih sendirian disana

“semua kena... tapi ngga tepat sasaran, coba lagi saja” Dor! Dor! “huuff.. sama saja”

Cekrek! Seseorang masuk, Cagalli menoleh, dia kaget ternyata Athrun, mereka berpandangan saling diam

“kau mau latihan” Cagalli selalu bisa menutupi kegugupannya dengan dialog biasa

“iya” Athrun menjawab singkat dan berjalan mendekat dan memakai peralatan tembaknya

“ternyata seorang ahli tembak juga masih berlatih ya”

“tidak ada orang yang jadi ahli tanpa latihan kan” wajah Athrun tetap cool dan tidak berekspresi.

Cagalli kembali membidik

“luruskan lengan dan punggung” Athrun memegangi lengan Cagalli dari belakang

“e....”

Dor! Dor! Dor! Cagalli menembak dengan dipegangi Athrun

“wah... tepat sasaran”

Sampai jam 9 malam seperti biasa, kegiatan klub baru selesai, Cagalli yang lebih dulu selesai sudah duduk di kursi menunggu Athrun sambil mengayun-ayunkan kakinya

“sudah selesai?” tanya Cagalli

“iya”

Lalu mereka pulang bersama

Jam istirahat, di kantin, Cagalli hanya berdua dengan Athrun

“kenapa kira harus ikut kelas siang?”

“dia sedang konsentrasi dengan kenaikkan tingkat kelas terbangnya”

“oh.... aku juga ingin ikut kelas terbang, selama ini belum begitu benar-benar mencoba terbang hanya uji sistem simulasi saja, kau mau mengajariku kan?”

“tentu saja yang mulia”

“jangan panggil begitu sudah kubilang kan, kau ini susah sekali diomongin, eh ada ice cream, kau mau?”

“e...” belum sempat Athrun menjawab Cagalli sudah pergi meninggalkan meja menuju stand, beberapa saat dia kembali

“ini, makanlah” Cagalli meletakkan parfait di depan Athrun

“aku tidak makan makanan manis”

“kenapa? enak kok, coba saja, ayo” Cagalli memakan ice cream parfait strowberry-nya

Cagalli semakin sering menghabiskan waktunya bersama Athrun, berlatih terbang dan menembak, tapi tetap saja masih dingin dan pendiam.

“ayo istirahat dulu, kau mau minum?”

“e...” seperti biasa belum sempat menjawab Cagalli sudah pergi ke stand minuman. Athrun memperhatikannya.

Hari ini tidak ada kegiatan klub militer, Cagalli pergi ke ruang klub artistik, dia masuk ke ruang lukis, ada seorang gadis berambut pink panjang sedang melukis, Cagalli mendekat dan melihat lukisannya

“wah... indah sekali”

“yang mulia” dia langsung berdiri dan menunduk hormat

“he.. panggil saja aku Cagalli”

“selamat malam, saya Lacus Clyne”

“eh? Clyne? Dari Clyne Kepala Pemerintahan Birokrasi?”

“benar”

“wah.. salam kenal, aku sebenarnya sudah lama ingin melukis, aku suka dengan lukisan, tapi setiap kesini ngga ada orang yang ikut klub artistik”

“ya, karena saya ketua klub artistik, karena saya ada urusan di luar sekolah jadi sementara klub tidak diaktifkan”

Mereka bersiap melukis

“memangnya kau pergi kemana Lacus?”

“saya baru saja kembali dari negara Aucretia untuk misi kemanusiaan Orb”

“oh... jadi kau yang memimpin para relawan kesehatan korban peperangan itu ya, apa disana masih perang?”

“pihak Orb sudah mengadakan mediasi dengan negara konflik, sepertinya perang sudah reda”

“syukurlah”

Beberapa lama kemudian, jam menunjukkan pukul 9 malam. Cekrek!

“Lacus” seseorang masuk dan memanggil Lacus, Lacus dan Cagalli menoleh

“eh?” Cagalli terkejut, ternyata Athrun. Athrun juga memandangnya seolah dia juga kaget.

“kau sudah selesai?” tanya Lacus sambil beranjak

“iya”

“kalau begitu yang mulia saya permisi”

“iya, silahkan”

Lacus pergi bersama Athrun

“baru kali ini kulihat dia akrab dengan perempuan, apa hubungan mereka ya? putra Perdana Menteri Utama dan putri Kepala Pemerintahan Birokrasi” Cagalli membereskan alat lukisnya

“senang ya bisa punya tunangan seperti Athrun” kata siswi-siswi yang melewati ruang klub artistik, Cagalli berhenti seketika, dia menoleh

“iya siapapun pasti iri melihatnya, tapi Lacus memang putri pejabat sih jadi pantas saja jika dia ditunangkan dengan Athrun, benar-benar bahagia ya bisa bertunangan dengan Athrun”

Praakk! Kuas-kuas yang dipegang Cagalli terjatuh ke lantai

“heh...” Cagalli memungut kuas-kuas itu dengan tangan gemetar “tunangan...”

Tes! Ada setitik air yang jatuh ke lantai “heh?!” Cagalli meraba pipinya, sudah basah dengan air mata, “aku ini kenapa” dia menengadah mencoba menghentikan airmata yang tidak juga berhenti mengalir “mana mungkin aku suka dia... heeh.. jadi selama ini perasaan yang kurasakan padanya adalah.... cinta? Heeh..” Cagalli berkali-kali menarik nafas menahan isak tangis agar tidak lagi mengeluarkan airmata.

Cagalli kembali ke asrama, saat berbelok dia melihat Athrun sedang mengantar Lacus ke kamarnya, Cagalli langsung bersembunyi di balik tembok

“selamat malam” ucap Athrun

“selamat malam” Lacus terpejam dan memajukan pipinya, Athrun mencium pipinya.

Cagalli sudah tidak sanggup melihatnya, dia berlari meninggalkan tempa itu, Athrun sekilas menangkap bayang Cagalli.

Di beranda belakang asrama Cagalli menangis

“sial.. kenapa aku begini... aku kan ngga pernah nangis” Cagalli menghapus airmatanya, tapi tetap saja airmata tak berhenti mengalir

“hiks! hiks! perasaan yang baru pertama kali kurasakan.... cinta pertamaku... gagal..” kata Cagalli dalam hati

“yang... mulia” seseorang memegang pundak Cagalli

“heh? Suara ini?” Cagalli menoleh, benar saja Athrun ada di belakangnya “kau...” tangis Cagalli langsung berhenti tapi matanya masih basah

“kau tidak apa-apa?” tanya Athrun cemas

“aku ngga apa-apa, pergi saja” Cagalli mengibaskan tangan Athrun

“tidak bisa, aku tidak bisa membiarkanmu sendirian”

“apa maksudnya, dia sudah punya tunangan tapi masih mau menemaniku saat tunangannya ada disini?” pikir Cagalli kesal “aku pergi” Cagalli berlalu tanpa menoleh, Athrun cuma memandangnya.


No comments:

Post a Comment