“Haaaah... kenapa aku harus pindah ke asrama cowok, bukankah cowok seusiaku sedang mengalami masa-masa bersemi, harusnya kan melewati hari-hariku yang indah bersama dengan cewek-cewek” gerutu Sakiguchi Chikazuki, dia cowok 16 tahun pelajar tingkat satu yang berwajah manis hingga sering disangka perempuan, tubuhnya juga mungil dan tidak berotot, kulitnya putih halus dan mulus, lehernya kecil dan bibirnya merah, bulu matanya lentik dan panjang, membuatnya benar-benar kesal karena dia sangat ingin jadi *laki laki yang sesungguhnya* apalagi ditambah namanya yang kayak perempuan.
“ayah dan ibu sangat mendukung kepindahanku, sepertinya sudah jelas alasannya, karena di Tengaku ngga perlu biaya apapun.. hhh...” Chika menarik nafas dan berjalan dengan lesu “tapi Tengaku itu seperti apa ya?” Chika berdiri di depan gerbang “tinggi sekali” Chika mendongak dan hampir terjedak sangkin tingginya gerbang itu “temboknya seperti ngga berujung” Chika menoleh kanan kiri melihat tembok Tengaku yang panjang dan tak berujung, tiba-tiba pintu gerbang terbuka sendiri “eh?” Chika melongo, begitu terbuka ada seseorang dibalik pintu itu.
“selamat datang di Tengo Gakuen, aku Ougiwara Ryoushiki, kelas tiga”
“eh? a...a..aku Sakiguchi Chikazuki murid pindahan, salam kenal”
“^ ^” Ryou tersenyum
“( dia tersenyum, tampan sekali.. apa dia artis )”
“mari kuantarkan ke ruang kepala sekolah”
“iya, terimakasih”
Mereka berjalan berdua
“dia sudah masuk” di balik tembok ada dua orang mengawasi mereka
Srek! Tiba-tiba di depan mereka muncul tiga orang berseragam
“awas” Ryou mendekap Chika
“apa? Ada apa?” Chika panik dan kebingungan
“mau apa kalian?” raut wajah Ryou serius
“kami ngga kan biarkan dia masuk” , “serang!” mereka bergerak mengepung Chika dan Ryou
“hyaa!!” Ryou melawan mereka Bag! Big! Bug!
“hah? Apa ini? Apa acara penyambutan untukku?” Chika kelihatan begitu bodoh sambil kepanikan
“hosh! hosh!” Ryou tampak kewalahan
“kami datang!” Dhuakk!! Dhuakk!! Dua orang yang tiba-tiba datang langsung membantu Ryou menghajar tiga siswa yang menghadang Chika, hingga mereka kalah dan kabur.
“kenapa lama sekali?” kata Ryou
“maaf, kami kira kalian sudah aman” kata salah satu dari mereka yang berambut putih dengan potongan rambut pendek dan dahinya tertutup rambut depan, gaya pakaiannya keliatan cool.. >.<>_<. Sedangkan satunya berambut coklat, tampak lebih sedikit rapi dengan mengancing kemeja tanpa mengancing blazer meski tidak lebih rapi dibanding Ryou yang mengenakan pakaian dengan sangat rapi, kemeja yang dimasukkan ke celana mengenakan blazer lengkap dengan dasinya.
“apa itu tadi? Kenapa... aku...” Chika masih shock, menggenggam erat lengan Ryou
“he.. tenang lah, tidak akan kubiarkan mereka mendapatkanmu” kata Ryou menenangkan Chika sambil memegangi tangannya, seperti orang yang sedang berdansa
“dapat apa maksudnya? Kenapa? Tolong jelaskan padaku”
“sekarang yang penting kau ke ruang kepala sekolah dulu, Shoujiki dan Chihaya akan mengantarmu”
“kami siap” datang lagi dua orang tampan lainnya, penampilan mereka sama seperti si rambut coklat, tidak menancing blazer dan membiarkan dasinya terkulai dileher begitu saja, Shoujiki berambut pirang sedangkan Chihaya berambut kuning
“mari” mereka berdua mengulurkan tangan untuk menggandeng Chika
“ikutlah, mereka akan menjagamu”
“tapi.. Ougiwara san”
“tidak apa-apa, ikut saja mereka” lalu Ryou pergi dengan dua orang yang tadi membantu berkelahi, akhirnya Chika diantar Shoujiki dan Chihaya.
“selama ada kami, Shirogumi, mereka ngga akan bisa menyentuhmu” kata Chihaya
“eh? shirogumi ( kelompok putih )”
“iya, mereka adalah suruhan kurogumi yang ingin mendapatkanmu, tapi tengan saja karena ada kami, pasukan pelindungmu” kata Chihaya lagi
“heh?? Pasukan pelindung? ( apakah segawat itu.. harusnya aku ngga masuk ke sekolah ini, sepertinya nyawaku dalam bahaya, tapi kenapa? Apa mereka ngga suka ada murid baru? )”
“sudah Chihaya, jangan buat Chikazuki lebih takut lagi, kita kan bertugas untuk menjaganya” kata Shou
“Chikazuki? E...kalian.. aku kan belum mengenal kalian, gimana bisa kalian manggil aku dengan nama kecilku begitu”
“kami semua sudah mengenal Chikazuki ^ ^ jadi Chikazuki juga akan mengenal kami”
“sudah sampai, masuklah dulu, kami akan menunggumu disini” kata Shou
Di lain tempat, ketiga murid yang tadi menghadang Chika berlutut dihadapan meja, ada seseorang duduk dibalik kursi dan tidak keliatan
“kenapa kalian ngga bisa membawa dia kemari?” katanya
“itu... karena shirogumi..”
“heh! Pergi.. aku ngga butuh orang-orang yang lemah”
“maaf!!” mereka membungkuk lalu pergi
“Akira, cari lagi orang yang lebih bisa diandalkan”
“baik, maaf jika mereka mengecewakanmu” kata Suwa Akira, cowok yang berdiri disamping kursi itu, Akira berkacamata dan berambut putih, penampilannya rapi seperti Ryou.
Chika tiba di sebuah ruangan “e... dimana ini?”
“ini adalah ruangan shirogumi” kata Shou, ruangan itu ada sofanya dan di ujung ruang ada meja dengan tulisan ketua dipapan yang ada diatas meja
“mau minum?” Chihaya menawarkan secangkir teh
“terimakasih” Chika meminumnya, dia melihat Chihaya menatapnya sambil tersenyum, membuatnya gerogi, untuk menutupi rasa gugupnya Chika mengedarkan pandangan ke pintu. Cekrek! Lalu pintu terbuka “Ougiwara san” Chika langsung berdiri
“kau sudah disini?” dua orang yang tadi pergi bersama Ryou juga ikut masuk, mereka bergabung dengan Shou dan Chihaya yang sedang duduk di sofa, cowok seksi berambut putih itu duduk dengan mengangkat kaki ke atas kursi
“e...” Chika melihatnya dan merasa ngeri
“Oucchi!!” seseorang masuk tanpa mengetuk pintu “eh?” lalu melihat Chika “diakah Chika?” tanyanya sambil memandang semua orang
“namaku Sakiguchi Chikazuki”
“wah... jadi benar dia Chika, senangnya bisa ketemu denganmu, namaku Shinya Makoto, tapi kau boleh memanggilku Makoto saja ^ ^” cowok setinggi Chika itu sangat periang, dan tidak malu-malu “nah sekarang Chika sudah berkumpul dengan kita, apa Chika sudah mengenal semua anggota shirogumi?”
“e.. Chika?”
“nama itu bagus, mulai sekarang aku juga akan memanggil dengan Chika” kata Chihaya
“e... -///- itu kan ( nama cewek )”
“kalau Chika belum mengenal, biar aku kenalin ya, yang duduknya ngga sopan itu adalah Hashimoto Kouhei, panggilannya Kou-chan”
“Kou-chan?” Chika menoleh memandang cowok berambut putih dan seksi itu
“terus yang satunya Shimizu Saiichi, panggilannya Sai-kun, mereka berdua adalah pemegang sabuk hitam judo dan karate, juga ahli beladiri kendo, yang disana Ishihara Chihaya panggilannya Chiha-chan dan Kizutani Shoujiki panggilannya Shou-chan, terus Ougiwara Ryoushiki ketua shirogumi panggilannya Oucchi ^ ^”
“jangan percaya, itu cuma nama panggilan yang dibuatnya sendiri” kata Kouhei jutek tanpa menoleh sama sekali
“Kou-chan.. jahat, kenapa sih ngga pernah bersikap manis.. kalau Kou-chan mau bersikap manis pasti banyak yang suka deh”
“buat apa, toh semuanya laki-laki”
“sudahlah Shinya, jangan terlalu ramai, Sakiguchi kan masih baru disini” kata Ryou yang duduk di kursi ketuanya
“maaf ^ ^ Chika kaget ya”
“e... ngga apa-apa kok”
“Oucchi apa Chika sudah dapat kamar?”
“belum, tapi dia harus satu kamar dengan salah satu dari shirogumi”
“mmm..susah juga ya, Shou-chan sudah sama Chiha-chan, Kuo-chan sudah sama Sai-kun”
“kau kan ngga ada teman sekamar kan” kata Kouhei
“e... aku... ah iya.. apa Chika mau sekamar denganku?”
“bagaimana kalau denganku saja” kata Chihaya
“wah.. Chiha-chan tertarik dengan Chika ya?”
“( eeh.. tertarik? Dia kan laki-laki )”
“Shimizu, bisa kan kau tukar kamar dengan Shinya agar Sakiguchi satu kamar dengan Hashimoto”
“eh??” semua terkejut dengan ekspresi masing-masing
“( aku harus sekamar dengan laki-laki jutek yang berandal itu? )”
“aku kan sudah satu kamar dengan Sai sejak pertama disini, mana bisa ditukar begitu saja” kata Kouhei
“ngga apa-apa kan, ini kan demi Chika” kata Saiichi
“( eh? kenapa dia juga jadi ikut-ikutan memangggilku begitu )”
“ya sudah kalau kau ngga apa-apa”
“hari ini kau sudah mengalami hari yang berat, sebaiknya kau istirahat dulu, Hashimoto, antarkan dia ke kamar”
“baiklah”. Chika dan Kouhei ke asrama yang gedungnya terpisah dari gedung sekolah, mereka sampai dan masuk kamar
“itu ranjangmu” Kouhei menunjuk ranjang disebelah ranjangnya di ranjang dan lemari masih ada barang-barang Saiichi jadi Chika meletakkan tasnya dibawah
Srek! Chika mendengar suara lalu menoleh “eh?!” Kouhei melepas seragamnya “( e.. kenapa.. perasaanku ngga enak ya.. sekolah asrama cowok kan ngga ada ceweknya.. biasanya.. gitu kan )”
“aku mandi dulu, kalau kau mau mandi tunggu saja, tapi jangan keluar kamar, aku ngga mau kalau kau kenapa-napa” kata Kouhei serius, lalu dia masuk ke kamar mandi. Begitu selesai mandi, dengan hanya mengenakan handuk Kouhei keluar “eh” dia menoleh kanan kiri tapi Chika tidak ada “Chikazuki!” dia memanggil tapi tidak ada jawaban “Chikazuki!!” suaranya setengah berteriak “Chikazuki!!” sekarang benar-benar berteriak “sial!” Kouhei hendak membuka pintu kamar
“iya” tiba-tiba terdengar jawaban dari belakang Kouhei, Chika muncul dari arah balkon
“heh!” Brak! Kouhei kesal dan menutup pintu dengan kencang
“ada apa?” tanya Chika tanpa merasa berdosa
“sini kau” Sret! Kouhei menarik tangan Chika Brukk! Dan melemparnya ke atas ranjang, Kouhei memegangi tangannya dan berada diatasnya
“e...” Chika kaget, Kouhei menatapnya tajam Deg! Deg! Jantung Chika berdebar-debar “( kenapa jadi begini... kenapa tiba-tiba situasinya begini.. apa yang mau dia lakukan... )”
“sudah kubilang jangan keluar kamar, meskipun itu di balkon, kau ini sedang diincar, dan tanggung jawabku adalah menjagamu”
“eh” Chika melihat wajah serius Kouhei antara cemas dan kesal “maaf” ucap Chika lembut, Kouhei tertegun melihatnya.
“heh, dasar kayak cewek” lalu Kouhei berdiri
“apa? jangan bilang begitu dong, memangnya aku mau jadi lemah begini kayak cewek” kata Chika kesal
“bukan itu” jawab Kouhei sambil mengambil pakaian dari lemarinya “sudah sana mandi, lalu tidur, kau pasti lelah”.
Begitu selesai mandi Chika melihat Kouhei sudah tertidur “yang lelah itu kan kau, baru jam segini sudah tidur, ngga kunci pintu pula, katanya mau menjagaku, tapi malah ceroboh” Chika mengunci pintu lalu merebah diranjangnya “heeh...” menarik nafas panjang “( tiba-tiba masuk asrama cowok, tiba-tiba diserang, harus kumpul dengan orang-orang aneh, sekarang malah sekamar dengan orang seperti dia, aku memang ngga seharusnya kesini, tapi.. ngomong-ngomong orang-orang yang tadi aku temui.. semuanya tampan-tampan, apa semua muridnya begitu ya? Seperti sekolah dalam drama saja )”.
Pagi harinya, Kouhei sudah mengenakan seragam “hei, sudah waktunya bangun.. mau tidur sampai kapan” kata Kouhei tapi Chika tidak juga bergeming “hei” Kouhei melihat wajah Chika dari dekat untuk melihat matanya sudah terbuka atau belum “eh” tapi dia terdiam melihat ekspresi tidur Chika yang lucu, mulutnya terbuka dan bernapas seperti sedang meniup nasi yang panas
“e....” perlahan mata Chika terbuka “hah!” Jedak! Mereka berbenturan “aduh” Chika mengelus-elus dahinya “kenapa sih...tiba-tiba didepanku begitu”
“kau itu susah dibangunkan, sekarang sudah jam berapa, waktunya berangkat”
“eh?! apa?!”.
Di sekolah, saat istirahat Chika bersama Shou dan dan Chihaya
“bagaimana tidurmu?” tanya Chihaya
“nyaman, tapi karena kelelahan aku jadi telat bangun”
“baguslah, kalau Chika merasa nyaman, tadinya aku mau loh kalau Chika sekamar denganku, Kou-chan beruntung ya”
“e... ha.ha” Chika tertawa bodoh “soal kemarin itu.. sebenarnya shirogumi itu apa sih? Dan apa maksudnya pasukan pelindung”
“shirogumi itu kelompok yang khusus dibentuk untuk melindungimu, kami diseleksi berdasarkan prestasi dan kemampuan fisik, jadi bukan sembarangan” kata Shou
“lalu kenapa harus melindungiku, kenapa aku dalam keadaan bahaya padahal kan aku baru saja datang kesini”
“kami harus melindungi Chika dari kurogumi, mereka ingin mendapatkan Chika, Chika tahu kan, kadang di sekolah asrama cowok ada yang saling menyukai, mereka sepertinya tertarik dengan Chika karena Chika manis, jadi kami harus melindungi Chika agar mereka ngga mendapatkan Chika”
“e....begitu ya”
“aku juga tertarik sih, makanya aku akan menjaga Chika dengan seluruh jiwaku” Chihaya memegang tangan Chika
“e...”
“jangan bodoh Chihaya!” omel Kouhei yang datang bersama Saiichi
“itu kan karena Kou-chan ngga tahu, padahal Kou-chan sudah sekamar dengan Chika dan sekelas juga, sudah beruntung begitu masih saja ngga tahu”
“sial, mereka berempat nempel dia terus, kita jadi ngga bisa mendekatinya” kata seseorang yang mengintip dari balik pohon bersama dua orang lain
Sepulang sekolah Chika disuruh ke ruang shirogumi menunggu yang lain selesai kegiatan ekskul “eh” Chika melihat seseorang berdiri dekat tirai jendela “( wah ternyata disini juga ada ceweknya ya )” orang itu berambut merah muda, panjang sepinggang, seragamnya tidak keliatan karena memakai mantel panjang atau overcoat, dia menoleh “eh ( cantiknya )” kagum Chika dalam hati
“apa kau Chikazuki?” tanya orang itu
“eh? ( kenapa semua orang disini memanggil nama kecilku begitu saja, cuma Ougiwara san yang memanggil nama keluargaku, apa gara-gara nama itu aneh untuk seorang cowok, jangan-jangan mereka mengira aku cewek ) iya, namaku Sakiguchi Chikazuki”
“namaku Harumoto Mahou, siswa kelas tiga, karena Ryou sedang ada kegiatan jadi aku diminta menemanimu”
“eh? siswa?” Chika terlihat shock. Mereka minum teh bersama “( aku kira dia cewek, aku pasti malu kalau dia sampai tahu aku mengiranya cewek )” Cekrek! Pintu dibuka
“hai ^ ^” Makoto masuk bersama yang lain
“Mahou” sebut Ryou
“eh ( baru kali ini Ougiwara san menyebut seseorang dengan namanya )”
“kami sudah datang, sekarang Oucchi antar saja Mahou-sama, biar Chika bersama kami” kata Makoto
“ayo” ajak Ryou
“sampai jumpa semua” Mahou memegang lengan Ryou, mereka menuju pintu “Ryou pasti lelah, apa ngga istirahat saja dulu dikamar” Mahou menyeka keringat Ryou dengan pelan, mereka keliatan kayak pasangan kekasih
“e... mereka tadi.. apa...” Chika berbisik pada Chihaya
“iya, mereka berpacaran”
“eh?!” Chika membelalak
“kan sudah pernah kubilang, kurogumi itu juga mengincar Chika kan, aku juga mau kok kalau berpacaran dengan Chika” suara Chihaya masih pelan yang lain juga tidak dengar dan masih bercanda
“ayo pulang” tiba-tiba Kouhei menarik Chika
“e...” Chika menurut tanpa bisa protes
“uuh.. Kou-chan itu, kasar sekali sama Chika” kata Chihaya
“apa yang dikatakan orang itu” tanya Kouhei dengan nadanya yang jutek
“e... ngga kok, lagipula kalian sudah lama kenal kenapa kau menyebutnya begitu sih, apa ngga kasar”
“dia itu orang aneh, jadi ngga usah dengarkan omongannya”
“( kau kan yang aneh, tiba-tiba menarikku, sekarang tanganku juga ngga dilepas-lepas )” Chika melihat pergelangan tangannya yang masih dipegang Kouhei
“eh!” Kouhei terkejut Sret! Dia langsung bersembunyi di balik tembok sambil mendekap Chika
“e... ( apalagi ini...)”
“sssh..diam” wajah Kouhei serius sambil mengintip ada Akira dan seseorang yang tidak keliatan wajahnya karena tertutup dedaunan, tapi orang itu memakai seragam, akhirnya Chika tidak berkutik diam dalam pelukan Kouhei
“( apa begini rasanya dipeluk? )” wajah Chika memerah “( hangat, nyaman )” Chika malah terpejam dan memegang punggung Kouhei
“heeh..” Kouhei menarik nafas lega dan menoleh pada Chika “eh?” Chika masih terlena “hei”
“eh” Chika menoleh menatap Kouhei seperti orang bangun tidur
“eh?!” Kouhei pun terkejut melihat wajah lugu Chika. Wusss!! Angin berhembus meniup kelopak Sakura hingga berjatuhan, mereka masih bertatapan “e.. sekarang sudah aman, ayo pulang” Kouhei melepaskan Chika dan berjalan mendahului “( apa sih yang kupikirkan, dia itu cowok, kenapa berkali-kali aku tertegun melihatnya )”
“Kouhei...” panggil Chika, Kouhei menoleh
“hosh! hosh!” Chika terengah-engah “jangan tinggalkan aku” Chika memegang lengan Kouhei
“eh?!”
“jalanmu cepat banget, aku tertinggal jauh tadi” lanjut Chika
“heeh kalau begitu kau jalannya harus cepat” Kouhei berbalik dan berjalan dengan menarik tangan Chika
“e..” Chika melihat tangan Kouhei menggenggam tangannya, bukan pergelangan tangan tapi jemari Chika, Chika pun ragu untuk menggenggam genggaman Kouhei, akhirnya dia membiarkan saja tangannya digenggam tanpa menggenggam balik
Chika berbaring diranjang, melihat Kouhei sudah pulas “( memangnya mungkin ya, cowok bisa suka sama cowok? Heeh.. dulu sih banyak teman-teman cowok yang bilang aku manis, tapi karena ledekan saja, mereka ngga menyukaiku seperti itu kan )” tiba-tiba Chika teringat Ryou dan Mahou “( mereka.. apa benar.. juga begitu? )”
Di kamar asrama Ryou dan Mahou, mereka tidur bersama, Ryou menggenggam tangan Mahou.
Ni kapan di lanjutin lagy, komandan?
ReplyDelete